Blog featuring asian fanfiction and etc.

Wednesday 28 December 2011

My Dream and My Life

sekedar informasi, watak tokoh dan kebiasaan sehari-hari tokoh disini diambil dari kisah nyata kehidupan author (kecuali alur ceritanya).
story..
________________________________________________________________________

Author : Pepita Karina
Title : My Dream and My Life
Cast : -Zhoumi (Super Junior)
          -Sang Shanmeen (author's friend)
          -Kim Saera (author's friend)
          -Park Haejang (author ^^V)
          -Park Jungsoo/Leeteuk (Super Junior)
          -Kim Dasom (Sistar)
Rating : G
Genre : Romance
Category : Oneshoot
__________________________________________________







'Author POV'


Shanmeen terlihat ceria sekali pagi ini, meskipun biasanya juga seperti itu tapi kali ini senyumnya terlihat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Mungkin karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 21 tahun.

"SAENGIL CUKHAI HAEYO SANG SAHNMEEN!!" tiba-tiba saja kedua sahabat Shanmeen, Haejang dan Saera, mengagetkannya dengan trompet trompet kecil yang ditiup langsung dekat telinganya sesampainya Shanmeen di kampus
"isshhh aigoo.... telingaku sakit!!" gerutu Shanmeen tapi tak membuatnya marah karena hari ini adalah hari ulang tahunnya
"hehehe..... kapan makan-makannya?" tanya Haejang sambil menunjukan cengiran kuda nya (?)
"ne... kapan kau akan mengajak kami makan-makan? seperti biasa jika kau ulang tahun" tambah Saera. Mereka bertiga memang sudah bersahabat sejak SMP tapi berbeda dengan Haejang dan Shanmeen yang sudah bersahabat sejak SD (berdasarkan kehidupan nyata author ._.V)
"nanti lah! masa sekarang! kita kan ada kuliah"
"YEAYYY!!! berarti setelah ini kita makan-makan. Asik asik...." celetuk Haejang sambil berjalan ke kelasnya dengan riang gembira bersama Saera yang disusul Shanmeen di belakangnya.


*Skip makan-makannya*


Usai makan bersama kedua sahabatnya, Shanmeen kembali pulang dan mengerjakan tugas yang diberi oleh dosen barusan.


"Aigoo... padahal baru setengah mengerjakan tapi rasanya mataku sudah berat sekali. Hahhh mungkin aku bisa istirahat sebentar" tak terasa Shanmeen tertidur dimeja belajarnya.


'Author POV end'


'Shanmeen POV'


Aku berjalan menyusuri hamparan bunga yang indah. Tempat ini begitu luas tapi tak ku temukan ada satu makhluk pun disini, hanya aku, ya.. aku sendiri. 
DUK!!! Tiba-tiba saja kakiku tersandung batu besar
"ayo berdiri" kata seorang namja sambil mengulurkan tangannya padaku untuk membantuku berdiri, senyumnya sungguh mendamaikan hati
"ahh... ne, gomawo" aku pun berdiri dan segera membenahi pakaianku yang kusut. Setelah menolongku, namja itu berjalan pergi meninggalkanku, aku berusaha mengejarnya
"ya! ya!! chankanman! siapa namamu?" teriakku memanggilnya, dia hanya menoleh ke arahku sejenak dan tersenyum lalu kembali berjalan menjauhiku. Aneh, aku tak sanggup mengejarnya, rasanya aku terlalu lelah untuk berlari. Seketika sepercik sinar putih menyilaukan mataku dan...kulihat aku sudah berada dimeja belajarku. Ya tuhan... ternyata mimpi, aku ketiduran dan masih mengenakan baju pergiku. Ku lirik jam ternyata masih pukul 2 pagi, langsung aku mengganti pakaian ku dengan piyamaku dan pindah tidur ke kasur.


**

"Ya!!! Haejang-ya!" panggilku pada sahabatku itu sesampainya aku di kampus
"hm?" tanya nya singkat
"aku nanti mau cerita denganmu!"
"kenapa harus nanti? sekarang saja!"
"isshhh andwae! sebentar lagi masuk kelas! tuh kan! dosennya datang! ayo masuk!" ajakku sambil menggeret Haejang masuk kedalam kelas.
Selesai kuliah, aku segera membawa Hejang ke taman kampus untuk bercerita


"Mau cerita apa?" tanya Haejang sambil menyibakkan rambutnya
"semalam aku bermimpi... aneh"
"mimpi apa?"
"aku bermimpi aku sedang berada di hamparan bunga yang luas, lalu aku tersandung batu dan terjatuh lalu tiba-tiba ada seorang namja tampan menolongku, saat aku bertanya siapa namanya dia hanya menoleh dan tersenyum padaku lalu kembali pergi tapi aku tidak sanggup mengejarnya"
"lalu?"
"isshhh Haejang-ya! kau selalu seperti itu jika aku sedang bercerita" gerutuku kesal sambil memalingkan tubuhku darinya
"heheh mianhae Shanmeen.. lalu aku harus menanggapi apa?" tanyanya cengar-cengir (bahasa apa itu -__-)
"ya apa kek, paling tidak bertanya kenapa aku bisa bermimpi seperti itu atau apalah"
"baiklah... kenapa kau bisa bermimpi seperti itu Shanmeen-ah?" Haejang mendekatkan wajahnya padaku
"aishhh lupakan!" aku langsung pergi meninggalkannya.


'Shanmeen POV end'


'Haejang POV'



"baiklah... kenapa kau bisa bermimpi seperti itu Shanmeen-ah?" tanyaku sambil mendekatkan wajahku padanya
"aishhh lupakan!" Shanmeen langsung pergi meninggalkanku
"Isshhhh jinjja! tadi katanya disuruh bertanya sekarang aku tanya malah kabur. Ck.. dasar anak aneh!" gumamaku sambil menggeleng-gelengkan kepala lalu pergi menyusulnya yang aku yakin pasti dia menemui Saera.

'Haejang PO end'

'Shanmeen POV'

Malam ini tubuhku begitu pegal dan linu, rasanya ingin cepat-cepat bermesraan dengan kasurku. Akhirnya aku sampai juga dirumah setelah seharian rapat organisasi di kampus. Haejang dan Saera malah enak-enakan jalan-jalan tanpaku! huhhh dasar! pasti Saera terhasut oleh Haejang supaya mau menemaninya jalan-jalan! dasar anak itu! tukang hasut! Sesampainya di kamar aku langsung mengambil handuk dan mandi di kamar mandi yang berada di dalam kamarku lalu bergegas tidur.

Hamparan bunga ini lagi? sebetulnya aku berada dimana? Kenapa tidak ada seorang pun disini kecuali aku? Aku berjalan tanpa tau arah, aku hanya mengikuti instingku sampai akhirnya aku melihat ada sebuah pohon besar yang diatasnya terdapat sebuah rumah kayu. Aku memandanginya sejenak, mengagumi rumah pohon itu. Indah, dari bawah sini aku bisa melihat didalamnya seperti rumah pohon yang ada di dongeng-dongeng. Di tubuh pohon itu ada anak tangga menuju rumah pohon itu. Aku pun menaikinya, ingin masuk kedalam rumah itu. Ketika aku sudah berada didalam, mataku tak henti-hentinya menjelajahi pemandangan didepanku sekarang. Ada satu tempat tidur yang hanya bisa ditiduri satu orang, meja kecil berbentuk lingkaran lengkap dengan 2 kursinya yang tentunya terbuat dari kayu, rak buku di sebelah kasur, dan sebuah dapur kecil disebelah meja makan. Rumah ini sungguh seperti di dalam dongeng. Ketika aku akan mengambil cangkir kecil berwarna pink soft diatas meja makan, tiba-tiba sebuah tangan lembut menepuk pundakku

"omo" aku menoleh kebelakang, ternyata namja itu lagi. Namja yang menolongku ketika aku terjatuh. Dia tersenyum padaku, manis sekali
"oh... kau" aku tergagap memandangnya "kau yang waktu itu.." belum selesai aku bicara, namja itu sudah mengeluarkan setangkai mawar putih, bunga kesukaanku. Aku mengambil bunga itu perlahan dari tangannya
"a..apa ini?" aku masih takjub melihat namja ini
"itu untukmu" kata namja itu seraya tersenyum padaku
"untuk apa?"
lagi-lagi namja ini hanya tersenyum padaku. Aku memandang mawar ini sejenak dan.. namja itu lagi-lagi menghilang? cepat sekali? padahal hitungan pandanganku pada mawar ini tadi kira-kira hanya 3 detik, bagaimana bisa namja itu menghilang secepat ini? kepalaku celingukan mencarinya tapi nihil. Aku tak menemukannya.

"Omona!! mimpi itu lagi!" aku memegang dahiku, ketika aku melihat jam masih pukul 2 dini hari. Kenapa aku terbangun jam 2 lagi setelah aku bermimpi ini? sama persis seperti kemarin. Aneh, mimpiku seperti berkelanjutan. Seperti sebuah drama yang bersambung. Aku pun berniat untuk melanjutkan tidurku.


Hari ini adalah hari minggu, aku sudah menjadwalkan hari ini untuk pergi bersama 2 sahabatku, si tengil Haejang (si Shanmeen sensi bgt sama author ^o^V) dan Saera. Terdengar suara ketukan pintu, itu pasti mereka. Aku menyuruh pembantuku untuk mempersilakan mereka masuk karena aku baru selesai mandi dan akan berganti baju.


"Alah...alah... lama sekali kau?" aku dikejutkan oleh Haejang yang sudah berada diambang pintu kamarku sambil melipat tangannya di dada yang disusul Saera di belakangnya
"omo! isshhh bisakah kau ketuk pintu dulu? aku kan sedang ganti baju! kalau ada yang melihat bagaimana? untung saja aku sudah selesai ganti baju" gertakku kesal lalu kembali menghadap cermin
"kau lama sekali? apa saja yang kau lakukan?" tambah Saera
"kau tidak lihat? aku sedang berdandan! aku  masih bingung mau pakai baju yang ini atau yang ini" kataku sambil menunjuk dress berwarna ungu dan kemeja longgar berwarna hijau laut
"aigoo.... mana saja boleh! kau ini seperti tante girang! sudah pakai yang ini saja!" kata Haejang tak sabaran sambil menunjuk kemeja longgar warna hijau
"mm... kau yakin aku bagus pakai ini?" tanyaku meyakinkan
"ehh tapi aku lebih suka melihatmu memakai dress ungu itu. Lebih terlihat seperti wanita sesungguhnya" Saera menimpali sambil menggenggam dress berwarna ungu
"ishhh tapi Shanmeen itu banyak tingkah! lebih baik dia pakai kemeja ini dan celana panjang!" sela Haejang
"mm... benar juga. Orang yang banyak tingkah sepertiku dan Haejang memang sebaiknya memakai celana saja. Baiklah, kalau begitu aku pakai kemeja ini saja" aku pun langsung mengambil kemja hijauku. Ya, meskipun Haejang banyak tingkah dan lebih ke laki-lakian sifatnya, tapi aku suka konsultasi masalah fashion dengannya, hahaha.


Karena kami masih anak kuliahan yang belum bisa cari uang sendiri, jadi kami memutuskan untuk makan di cafe sebeah tempat bermain Everland sambil ber hot spot ria dengan laptop kami.


"Haejang-ya! katanya mau cari tugas lewat internet, lalu mana laptopmu?" tanyaku yang sudah siap dengan laptopku begitu juga Saera yang sudah siap dengan laptopnya
"aku malas membawanya. Berat" jawabnya santai sambil terus bermain dengan PSP nya
"isshhh lalu maksudmu? kau membiarkan kami berdua yang membuat tugas begitu? sedangkan kau hanya enak-enakan bermain dengan PSP mu?" tanyaku mulai geram
"isshhh kau ini berisik sekali! hei tante girang! ini jaman teknologi canggih! aku tak perlu membawa laptopku karena PSP ini sudah dilengkapi dengan fasilitas Wi-Fi nya. Arasseo?????" jawabnya dengan wajah nyolot (?)
"ahh... ne, ne" aku hanya meringis dan menggaruk kepalaku yang tak gatal. Tiba-tiba saja handphone-ku berdering. Private number? siapa ini? aku pun mengangkatnya
"yeoboseyo?
"yeoboseyo? Sang Shanmeen-ssi?" kata namja di sebrang sana. Aku mengernyitkan dahiku, sepertinya aku kenal suara ini, tapi suara siapa?
"ahh ne.. nuguseyo?" tanyaku se sopan mungkin
"eum...." tuut tuuttt tuuttt, tiba-tiba namja itu memutuskan sambungan telfonnya
"yeob... yeo..yeoboseyo? yeobseyo? isshhh aneh!" aku melihat layar handphone ku heran lalu memasukannya kembali kedalam tas
"nugu?" tanya Saera
"molla.. hanya orang iseng" jawabku sambil kembali menatap layar laptopku. Tapi aku yakin, aku pernah mendengar suara namja itu! tapi dimana? dan siapa dia?


Tak terasa sudah seharian aku pergi bersama Haejang dan Saera, aku pun bergegas pulang kerumah dan tak sengaja aku tertidur di sofa setelah mengajari adikku matematika sesampainya dirumah.


Sepasang tangan lembut menggenggam tanganku membuatku terbangun dari sofa. Namja ini? dia kan.... kenapa bisa dirumahku? namja ini menggenggam tanganku dan membawaku ke halaman belakang rumahku. Apa yang mau dia lakukan? astaga.... apa ini? kenapa tiba-tiba halaman rumahku menjadi kolam luas seperti ini? ketika kami sudah dekat di kolam dadakan ini, aku menghentikan langkahku
"chankanmanyo!" aku menarik tanganku dari genggaman namja itu, kulihat dia hanya menoleh ke arahku "sebenarnya kau siapa? kenapa kau bisa ada dirumahku? dan... kenapa halaman rumahku jadi kolam seperti ini?" tanyaku bertubi-tubi, seperti biasa namja itu selalu tersenyum ketika mendengar pertanyaanku. Aku bingung, sebenarnya apa yang lucu dari pertanyaanku? wajar kan kalau aku menanyai kondisiku yang tiba-tiba seperti ini?
"aku seseorang yang akan membahagiakanmu kelak" jawab namja itu
"ma..maksudmu? aku tak mengerti apa yang kau bicarakan! jelaskan semua ini padaku! kenapa aku selalu bertemu denganmu?" namja itu kembali tersenyum
"kau akan tau yang sebenarnya nanti!" tiba-tiba aku merasakan geli di telapak kakiku. Aku buru-buru membuka mataku, hahhh kucingku membangunkanku dari mimpi aneh itu! benar dugaanku! sekarang pukul 2 dini hari! sebenarnya pa yang terjadi pada diriku? kenapa aku selalu terbangun pukul 2 setelah aku mimpi aneh itu?


Pagi ini aku sedikit tidak enak badan, jadi aku tidak masuk kuliah hari ini. Aku yakin pasti kedua sahabatku itu akan menyerbuku dengan beribu-ribu pertanyaan, aahhh aku tak mempedulikan itu! kepalaku benar-benar pusing sekarang gara-gara mimpi itu.


Tok..tok..tok..
kudengar ada yang mengetuk pintu rumahku. Aku meneriaki pembantuku untuk membukakan pintu tapi kelihatannya pembantuku itu tak menddengar suara teriakanku karena dia sedang mencuci dibelakang akhirnya aku yang membukakan pintu untuk tamu itu dengan langkah gontai.


Ckrek (suara pintu dibuka -_-) ku lihat sesosok namja tinggi dan, yaaa bisa dibilang cukup tampan, berdiri didepanku
"maaf.. mau cari siapa?" tanyaku sopan
"aku mencari.. Sang Shanmeen" jawab namja itu sambil tersenyum dan memberikan sekuntum mawar putih untukku. Tunggu! namja ini, senyum ini, mawar ini... tidak mungkin! aku pasti sedang bermimpi! aku masih bengong menatapnya. Ku lihat dia melambai-lambaikan tangannya didepan wajahku. Aku mencoba mencubit tanganku sendiri, dan ternyata sakit. Berarti aku tidak sedang bermimpi. Seperti tau yang ada didalam pikiranku, namja itu berkata
"kau tidak bermimpi! jangan cubit tanganmu seperti itu"
omona... sebenarnya ada apa dengan diriku? kenapa dalam keadaan sadar pun aku juga bertemu dengan namja ini?
"pergi kau! kau itu tidak nyata! kau hanya mimpi aneh! sana pergi!!" teriakku sambil berusaha mendorong namja itu dan segera aku menutup pintu rumahku. Rasanya kepalaku tambah pusing. Apakah aku sudah gila? kenapa semua mimpiku menjadi nyata? Sang Shanmeen.. HWAITING!!!! kau harus semangat karena lusa kau akan mengikuti outing! Outing? ya.. itu adalah acara yang dibuat oleh fakultasku yang akan di lakukan di sebuah pulau terpencil yang masyarakatnya kurang pendidikan jadi kami akan mendidik masyarakat disana selama seminggu dan kami menginap dirumah penduduk disana. Sayang sekali disaat yang menyenangkan seperti ini Haejang malah tidak bisa ikut karena dia akan tanding basket tingkat nasional selama 3 hari dan dia akan mengikuti rapat organisasi dikampusnya karena dia akan mengadakan acara galang dana untuk anak kurang mampu, jadilah aku hanya berdua dengan Saera mengikuti acara ini.




***

"P3K sudah, alat makan sudah, alat mandi sudah, mmm.... apa lagi ya yang kurang? kurasa tidak ada. Baiklah.. eomma, aku berangkat ya" kataku sembari mencium eommaku
"ne... hati-hati ya disana! kau harus mendidik masyarakat disana dengan baik! jangan kau jerumuskan mereka ke yang buruk-buruk!" kata eommaku sambil membantuku membawa barang bawaanku kedalam mobil
"tentu saja tidak. Masa aku setega itu, eomma ini aneh-aneh saja!"
"baiklah, hati-hati ya. Jaga dirimu baik-baik!" setelah berpamitan aku pun melesat pergi menuju kampusku karena kami bersama-sama berngkat menggunakan bus dari kampus. Sesampainya di kampus, aku segera menelfon Saera
"Yeoboseyo? Saera-ya, eoddisseoyo?"
"ahh.... Shanmeen-ah? mianhae... tiba-tiba eommaku pingsan tadi pagi, aku harus segera membawanya ke rumah sakit. Aku tidak bisa menyerahkan eommaku pada siapa pun karena semua saudaraku sedang tidak ada di Korea. Dirumah hanya ada aku berdua dengan eommaku. Mianhae Shanmeen, aku tidak jadi ikut outing dan menemanimu" terdengar suara Saera yang terengah-engah
"ohh... ne...ne, gwaencanha.. eumm semoga eomma mu cepat sembuh ya"
"ne, gomawo Shanmeen-ah" setelah bertelfon dengan Saera, aku segera masuk kedalam bus. Yang mengikuti acara ini bisa di hitung dengan jari, kira-kira ada 5 namja, 4 yeoja, dan 3 pendamping yang tentunya adalah senior kami, 2 diantaranya yeoja. Seharusnya ada 5 yeoja, tapi karena Saera tidak ikut jadi 4 yeoja. Outing ini, kampus kami bekerja sama dengan kampus lain, jadi nanti disana aku akan bertemu dengan teman-teman baru dari kampus lain.

Setelah menempuh 5 jam waktu perjalanan, akhirnya kami sampai juga di sebuah pulau terpencil yang hanya dikelilingi oleh lautan. Untuk menuju ke pulau ini pun kami menggunakan perahu untuk menyebranginya. Benar-benar keadaan disini masih tradisional, mengingatkan Korea saat jaman perang dulu. Seharusnya aku satu rumah dengan Saera tapi karena dia tak ikut, aku jadi sendirian. Aku tidak mau satu rumah dengan salah satu dari 3 teman yeojaku yang lain, mereka itu sombong dan centil! aku jadi pusing sendiri membayangkan aku satu rumah dengan mereka karena pasti yang ada hanya keluh kesah karena rumahnya yang jelek dan tidak sebagus rumah-rumah di Seoul. Aku yakin mereka mengikuti kegiatan ini hanya untuk cari muka dengan seniorku yang ganteng itu, Park Jungsoo atau lebih akrab di sapa Leeteuk.


(ini dia gantengnya Eeteuk Sunbae)





"Baiklah teman-teman... acara kita hari ini perkenalan dengan teman-teman dari kampus Hongik University" kata Leeteuk sunbae sambil bersalaman dengan senior dari Hongik University itu. Ku lirik 3 yeoja disebelahku yang cengar cengir melihat Leeteuk sunbae didepan, isshhh menjijikkan! Aku berkenalan dengan Kim Dasom, menurutku dia cukup asik diajak mengobrol.

"Eumm... Dasom-ssi, aku mau pergi membeli makan dulu ya" kataku berpamitan sambil mengenakan sepatuku
"ne.. hati-hati"

Ketika aku sampai disebuah pasar, aku langsung melihat penjual ikan. Aku pun menghampirinya untuk membeli beberapa ikan.

"Aku beli ikan ini 1 kilo" kata namja disebelahku, dan ketika aku menengok betapa kagetnya aku. Dia namja yang kemarin. Namja yang berada didalam mimpiku
"omo" pekikku kaget. Dia terlihat senang melihatku terkejut
"hai.. senang bertemu lagi denganmu" ujar namja itu
"kau.... mau apa kau kemari?" tanyaku dengan takut-takut
"tentu saja seperti dirimu. Aku juga mengikuti outing disini"
mwo? outing? berarti namja ini kuliah di Hongik University?
"kebetulan sekali ya bertemu denganmu disini" ujar namja itu lagi. Aku masih memandangnya takut
"apa maumu?" tanyaku sambil berusaha menjauh darinya
"mauku? aku hanya mau membeli ikan ini. Ahh kamsahamndia ahjumma. Aku duluan ya" namja itu tersenyum padaku setelah menerima -tepatnya membeli- 1 kg ikan dari ahjumma penjual ikan ini. Rasanya aku ingin pingsan. Aku yakin sekali, namja ini adalah namja yang berada didalam mimpiku.

Aku buru-buru pulang dengan membawa barang belanjaanku sambil sedikit berlari.

"Ya! Shanmeen-ssi.. gwaencanha? kau kenapa?" tanya Dasom yang sedang membaca buku karena melihatku terengah-engah
"eumm... gwaencanha, hanya saja tadi aku dikejar anjing hutan" dustaku
"ha? hahaha, anjing hutan? bagaimana bisa?"
"ya, tadi aku membawa ikan-ikan ini dan mungkin saja anjing hutan itu mencium bau ikan dari arahku lalu mereka mengejarku" jawabku sambil tersenyum kaku.

Ingin rasanya aku menceritakan tentang namja itu pada Saera dan Haejang, tapi entah kenapa sepertinya untuk masalah yang satu ini aku tak sanggup menceritakan pada mereka. Atmosfernya ketika bertemu namja itu benar-benar tidak biasa. Aku merasa ada energi aneh pada namja itu sehingga membuatku tak sanggup menceritakan ini semua pada siapapun termasuk orang tuaku sendiri.

Malam ini aku begitu lelah tapi mataku tak kunjung menutup untuk beristirahat. Akhirnya aku meminum beberapa botol susu supaya aku bisa tertidur.

Aku berjalan menyusuri pasir pantai ini. Udaranya begitu sejuk. Kulihat namja itu lagi, sedang menulis diatas pasir dengan sebatang ranting kayu yang cukup panjang. Aku memperhatikan namja itu, dia menulis SARANG dan menggambar hati disebelah tulisan itu. Aku tak mengerti dengan namja ini, kenapa aku selalu bertemu dengannya. Sebenarnya siapa dia?

Aku membuka mataku, hahhh lagi-lagi mimpi itu dan lagi-lagi aku terbangun pukul 2 dini hari. Sampai kapan aku akan terus bermimpi seperti ini?

Pagi ini kami semua berniat mengadakan sekolah dadakan disebuah tempat yang terbuat dari daun-daun pisang kering dan tumpukkan jerami, tempat ini tidak terlalu luas hanya bisa dimuati kira-kira 15 orang saja. Kami mengajak anak-anak pulau ini untuk belajar. Ketika aku sedang mengajarkan baca tulis pada anak-anak, tiba-tiba saja namja kemarin menghampiriku. Aku sedikit terkejut, dia mengambil alihku untuk mengajar anak-anak ini. Ku perhatikan dirinya ketika mengajar, tampan...


"Waahhh ternyata kalian pintar ya.. baiklah, kalau begitu seonsaengnim akan mengetes kalian. Coba kalian baca ini" namja itu pun segera menulis di pasir dengan ranting kayu, dia menulis SARANG. Sama persis seperti di mimpiku. Aku hanya tercengang tak percaya melihat pemandangan didepanku sekarang
"ini apa bacanya?"
"SARANG.." jawab anak-anak itu serempak
"wahhh pintar! benar! sarang... kalian mencintai orang tua kalian kan?"
"ne...".


Sekolah dadakan pun berakhir. Aku dan namja ini sama-sama membereskan alat-alat mengajar kami


"Ya! sebenarnya siapa dirimu?" tanyaku sambil meliriknya
"oh iya... dari kemarin aku lupa mengenalkan diri. Zhoumi imnida" namja bernama Zhoumi itu membungkukkan tubuhnya hingga 90 derajat
"Zhoumi? kedengarannya bukan seperti nama Korea?" gumamku tapi kelihatannya masih terdengar olehnya karena dia langsung menjawab pertanyaanku
"sepertinya kau benar-benar tidak ingat. Aku ini orang China, hanya saja aku tinggal di Korea" jawabnya lalu pergi meninggalkanku. 'Sepertinya kau benar-benar tidak ingat'? apa itu? kenapa dia bicara seperti itu? bertemu dengannya saja aku belum pernah, aku hanya bertemu dengannya dalam mimpi, kenapa bisa dia berkata seperti itu? rasanya kepalaku ingin pecah memikirkan ini semua.


Sore ini, Leeteuk sunbae dan kedua temannya itu mengadakan makan malam bersama para mahasiswa Hongik, katanya dinner malam ini bukan cuma sekedar dinner tapi juga untuk malam keakraban antara universitasku dan universitas namja aneh yang selalu datang dalam mimpiku itu bahkan di kehidupan nyata.


Ku lihat namja aneh itu melambaikan tangannya padaku ketika aku dan Dasom sedang menyiapkan meja untuk makan malam nanti.


"Kau mengenal Zhoumi?" tanya Dasom padaku karena melihat namja itu melambaikan tangannya padaku. Aku menatap Dasom bingung
"itu, namja itu! dia Zhoumi. Kau tidak mengenalnya?" tanya Dasom lagi
"aa...ani" jawabku sambil menggelengkan kepala
"mm... dia kenapa ya? kenapa tiba-tiba melambaikan tangan padamu? padahal kan kau tidak mengenalnya" gumam Dasom sambil terus merapikan meja makan.


Ketika aku selesai membeli kebutuhan untuk makan malam nanti, seorang namja bertubuh besar mengambil barang belanjaanku dan lari begitu saja.


"WOOOOYYYY!!! MALING!!!!!" teriakku sambil berusaha mengejar maling itu (kalo di kehidupan asli, si Shanmeen ini lebih ugal-ugalan. Kadang malah sampe ditimpuk pake sendal sama dia -_-).
Tiba-tiba saja ketika aku sedang berusaha mengejarnya, dari arah kanan sebuah gang namja bernama Zhoumi yang selalu hadir di mimpiku itu datang dan menghajar maling itu. Selagi mereka berkelahi, aku memukuli maling itu dengan tasku
"UHH!!! MATI KAMU!! MATI KAMU!!!" jeritku sambil terus memukulinya. Hahhh padahal tenaganya sudah dua untuk menghajar namja itu, tapi tetap saja maling itu bisa menghajar Zhoumi dan mendorongku ke tanah dan dia berhasil kabur dengan membawa belanjaanku.


'Shanmeen POV end'


'Author POV'


"Aisshhh eottohke??.." wajah Shanmeen terlihat sangat lesu dan khawatir. Bagaimana jika Leeteuk sunbae marah? Leeteuk sunbae memberikan uang untuk belanja pada Shanmeen cukup banyak dan kini Shanmeen tak punya uang sebanyak itu untuk membeli kebutuhan untuk malam keakraban nanti. Zhoumi melihat Shanmeen yang sudah lemas ditanah
"bangunlah.." ajak Zhoumi sambil membantu Shanmeen berdiri
"mianhae.. aku tidak sanggup melawan namja itu. Aku tidak bisa menolongmu" kata Zhoumi sambil memegang pundak Shanmeen. Shanmeen yang melihat Zhoumi seperti itu jadi merasa sedikit kasihan. Ternyata namja ini cukup baik.
"Gwaencanha... ini bukan salahmu. Ini kan bukan kewajibanmu, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri" kini Shanmeen berani menggenggam tangan namja yang telah membuatnya merasa takut dan gelisah selama ini
"tentu ini kewajibanku sebagai seorang namja untuk menyalamatkan yeoja sepertimu"
"yeoja sepertiku?"
Zhoumi terkekeh kecil, lalu menarik tangan Shanmeen
"sudahlah... ayo kita belanja lagi. Tadi itu barang belanjaan untuk kebutuhan malam keakraban nanti kan?"
Shanmeen mengangguk kecil
"kalau begitu ayo cepat kita belanja! nanti bisa-bisa Leeteuk sunbae memarahimu. Kaja"
"emm tapi aku tidak punya uang sebanyak itu untuk mengganti barang belanjaan yang tadi"
"aku yang akan membayarnya" sahut Zhoumi cepat
"geu...geundae... aku tidak mau merepotkanmu"
"gwaencanha.. hitung-hitung untuk membayar kelalaianku karena tak sanggup menghajar namja itu tadi." Zhoumi tersenyum manis pada Shanmeen lalu menarik tangan Shanmeen untuk mengikutinya.


"Terimakasih ya.. kau telah banyak membantuku" ujar Shanmeen sambil berjalan santai bersama Zhoumi setelah selesai belanja
"ne.. cheonmanaeyo, aku senang bisa membantumu" jawab Zhoumi sambil tersenyum yang belakangan ini menjadi senyum favorit Shanmeen
"eumm... Zhoumi-ssi, aku ingin bertanya padamu"
"mwoya?"
"sebenarnya.. kau siapa? kenapa waktu itu kau mengunjungi rumahku dan memberiku mawar putih?"
Zhoumi terdiam sejenak dan akhirnya mulai berbicara lagi
"memang sudah saatnya kau mengetahuinya"
Shanmeen mengernyitkan dahinya, berusaha mencerna perkataan Zhoumi
"kau pasti lupa. Dulu kita ini bersahabat. Aku melihat ada gadis kecil berusia 5 tahun yang sedang menangis di pinggir jalan yang masih mengenakan sepatu rodanya. Lututnya berdarah, akhirnya ku tolong gadis itu dan mengantarnya pulang ke rumah. Aku sering mengajaknya bermain dan kelihatannya dia juga senang bermain denganku. Sebetulnya ayahku sudah memperingatkanku untuk tidak bermain dengannya, tapi aku tetap melanggarnya sampai akhirnya ayah dan ibuku melihatku bermian dengan gadis itu. Karena ketakutan, aku pun lari sambil membawa gadis kecil itu. Usiaku yang dulu masih10 tahun tak mengerti apapun, akhirnya ibuku lah yang menjadi korbannya. Ibuku tertabrak mobil karena mengejarku. Dan dari situ, ayahku membenci gadis kecil itu dan melarangku untuk menemuinya lagi. Agar aku tak melanggarnya, akhirnya ayahku membawaku kembali ke tempat asalku, China." jelas Zhoumi sambil menarik nafasnya
"Tapi sebelum aku pergi ke China aku memberikan gadis itu sebuah kalung berbentuk bunga mawar. Sudah ku katakan pada gadis itu untuk jangan pernah melepaskan kalung itu agar dia selalu ingat denganku. Tapi sepertinya gadis itu lupa denganku, tapi aku senang karena sampai sekarang pun gadis itu masih memakai kalungnya"
Shanmeen terlihat bingung dengan cerita Zhoumi yang panjang itu. Dia langsung teringat bahwa dia memakai kalung yang berbentuk mawar, persis seperti yang dikatakan Zhoumi. Tapi Shanmeen tak pernah merasa menjadi seperti gadis yang diceritakan Zhoumi barusan
"ma...maksudmu, akulah gadis itu?" tanya Shanmeen gugup. Lagi-lagi Zhoumi tersenyum simpul lalu sedetik kemudian Zhoumi mengahadapkan wajahnya dengan Shanmeen. Zhoumi memeluk gadis itu erat lalu melepasnya lagi
"sekarang kau sudah ingat semuanya?" tatapan mata Zhoumi benar-benar lembut tapi mampu menusuk mata Shanmeen yang terlihat tak percaya dengan keadaan yang dialaminya sekarang
"aku...aku... aku tak mengerti. Apa itu sebabnya kau selalu hadir di mimpiku?"
"mungkin"
"tapi seingatku, kalung ini adalah pemberian ibuku ketika aku masih kecil maka dari itu aku tak pernah melepas kalung ini"
"yang memberikan kalung ini memang ibumu, tapi itu titipan dariku untukmu" kini kedua tangan Zhoumi merangkup kedua sisi wajah Shanmeen
"ayo kita kembali. Pasti semuanya sudah menunggu kita"
"chankanman!" cegah Shanmeen cepat
"aku...aku ingat semuanya"
mata Zhoumi terlihat membulat
"jinjja? kau sudah ingat sepenuhnya?"
"mm.. tidak sepenuhnya tapi sedikit-sedikit aku ingat. Zhoumi-ah..." mata Shanmeen terlihat berkaca-kaca dan dia langsung memeluk Zhoumi erat
"kenapa kau meninggalkanku?" tangis Shanmeen pun pecah
"maafkan aku. Ini semua karena ayahku"
"berjanjilah jangan pernah kau tinggalkan aku lagi"
"ne... yaksokhae".


'Author POV end'


'Shanmeen POV'


Semenjak kejadian itu, hubunganku dan Zhoumi kini bertambah baik, dan... sepertinya, aku mulai menyukainya.


"Annyeong Zhoumi..." sapaku ketika sampai di sebuah cafe yang kini menjadi langgananku dan Zhoumi
"ahhh Shanmeen-ah... akhirnya kau datang juga" seru Zhoumi yang menyambutku dengan wajah berseri-seri
"ne... tentu saja" aku langsung duduk di depannya
"ya! apa itu?" wajah Zhoumi terlihat kaget menunjuk ke belakangku, otomatis aku juga menoleh ke belakang, melihat ada apa disana tapi tiba-tiba....
CHU~
Zhoumi mencium pipiku
"YA!!! APA YANG KAU LAKUKAN?" bentakku sambil memegang pipiku yang diciumnya tadi
"wae? kau tidak suka?" tanya Zhoumi dengan puppy eyes nya
"jangan kau lakukan itu didepan umum!"
"haha... ne, mianhae"
tiba-tiba telfon Zhoumi berdering dan dia langsung mengangkatnya
"yeoboseyo?? ahh.. ba (bahasa mandarin kalo manggil ayah). eumm... shi, shenme? xianzai? eum... Hao ba" Zhoumi langsung menutp telfonnya. Terlihat raut wajahnya yang sedikit gelisah
"nuguya? wae?" tanyaku
"em.... Hari ini ayahku datang ke Seoul. Dia minta aku untuk menjemputnya di airport nanti"
"yasudah... lalu kenapa wajahmu panik seperti itu?"
"aku... aku takut jika dia tau aku dan dirimu bertemu lagi dia pasti akan sangat marah dan melarangku lagi untuk bertemu denganmu"
aku tersenyum dan menggenggam tangannya, berusaha menenangkannya meskipun sebetulnya hatiku terasa sakit. Kenapa ayahnya melarang Zhoumi untuk menemuiku?
"jangan khawatir! kita bisa berlaga tidak saling kenal ketika ada ayahmu"
"geundae...."
"sudahlah.. lebih baik sekarang kau pulang dan menjemput ayahmu supaya ayahmu tidak curiga padamu"
ku lihat Zhoumi menghembuskan nafas berat. Tangannya mulai memgang pipi kananku dan perlahan dia menyentuh keningku dengan bibirnya. Aku terkejut dengan perlakuannya, tapi anehnya aku tidak menolak perlakuannya padaku
"aku janji, aku pasti akan kembali menemuimu" Zhoumi tersenyum setelah mencium keningku lalu pergi meninggalkanku.


Sudah sebulan aku tak bertemu dengan Zhoumi. Apa dia melanggar janjinya? pernah dua kali aku bertemu dengan Zhoumi sejak ayahnya pulang tapi dia hanya memberiku rangkaian bunga yang indah dan yang kedua dia memberiku coklat yang banyak berbentuk hati. Hahhh sebetulnya perlakuannya padaku tidak seperti seorang sahabat tapi seperti kekasih.


Na yi ding shi ta shuo de huang hua
Na yi ding bu shi zhen xin de hua
Oh~ bie xiang xin ba
Li kai ba
Oh~ kuai dao wo de shen bian lai



Telfonku berdering, kulihat caller ID di layar handphone ku, Zhoumi. Aku segera mengangkatnya


"Yoboseyo?"
"Shanmeen-ah... cepat kau datang ke taman dekat cafe" kata Zhoumi terengah-engah
"wae?"
"sudah cepat. Nanti ku jelaskan!" dengan cepat Zhoumi menutup telfonnya. Aku pun langsung menurutinya dan dengan tergesa-gesa aku mengemudikan motorku menuju taman. Sesampainya di taman, aku tak melihat siapapun. Keadaannya begitu gelap, tentu saja karena hari sudah malam dan menunjukkan pukul 8


"Zhoumi-ah... eodisseoyo??" teriakku sambil menyusuri taman kecil itu. Tiba-tiba kulihat didepanku ada satu lampu yang menyala lalu lampu-lampu disebelahnya juga ikutan menyala dan setelah semunya menyala bisa kulihat mereka semua berbentuk mawar
"Sang Shanmeen.." panggil seorang namja yang suaranya sudah tak asing lagi bagiku
"Zhoumi?" aku langsung menengok kebelakang. Ku lihat Zhoumi perlahan mendekatiku
"Shanmeen-ah..." Zhoumi mulai menggenggam kedua tanganku lalu meletakkan tanganku didadanya
"bisakah kau merasakannya?"
"me..merasakan apa?" tanyaku gugup dan bingung karena aku memang benar-benar tak mengerti dengannya
"kau tidak merasakan detak jantungku yang berdetak lebih cepat dari biasanya?"
aku terdiam menatapnya
"Shanmeen-ah... sadarkah kau? selama ini aku menyukaimu, ahhh ani, aku mencintaimu."
"Zhoumi-ah..."
"aku tau. Ayah ku sangat tidak menyukaimu, tapi aku menyukaimu. Aku tak peduli ayahku mau bicara apa, sekalipun ayahku mengusirku dan tidak menganggapnya anak lagi. Yang terpenting adalah, aku bisa hidup denganmu selamanya. Bahagia bersama anak-anak kita, bersama keluarga kecil yang kita buat nantinya"
lidahku terasa kelu. Aku tak sanggup berbicara mendengar ucapannya. Benarkah namja ini mencintaiku?
"Zhoumi... kau.."
"maukah kau... menikah denganku? hidup bersamaku selamanya?" Zhoumi mengeluarkan kotak cincin berwarna silver
"aku.... tentu saja aku mau" aku menangis dipelukannya. Aku benar-benar tak menyangka Zhoumi akan melakukan ini semua padaku
"Shanmeen-ah... tatap mataku" kini Zhoumi merangkup wajahku dengan tangannya
"mungkin ini akan sulit. Ku mohon, sesulit apapun itu kau tidak akan meninggalkanku. Berjanjilah.."
aku menatapnya penuh keheranan
"kau tau kan? ayahku tidak menyetujui hubungan kita? aku takut jika dia selalu berusaha mencelakai hubungan kita tapi kumohon kau harus berjanji padaku untuk bisa bertahan dan tidak akan pernah meninggalkanku" tangannya menggenggam erat tanganku
"chankanman. Jangan bilang jika kau melakukan ini semua tanpa restu ayahmu"
kulihat Zhoumi hanya menundukkan wajahnya
"Zhoumi-ah.... kau tidak takut jika ayahmu mencarimu?"
"Shanmeen-ah... rasa cintaku padamu lebih besar dari rasa takutku (cieileehhh ㄱ_ㄱ), percayalah padaku! aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu." Zhoumi langsung memelukku, tapi tiba-tiba sekumpulan namja berbadan besar dan memakai jas hitam datang mengepung kami
"apa-apaan ini? lepaskan aku!" Zhoumi berusaha melepaskan jeratan di tangannya dari namja-namja itu
"tuan besar menugaskan kami untuk membawa tuan muda pulang" kata namja yang memakai dasi kotak-kotak
"aku tidak mau! aku tidak mau pulang dan menemuinya."
"maaf tuan muda, tapi ini perintah"
"AARRGGGHHH LEPASKAN AKU!!!"
aku hanya bisa menangis melihat pemandangan didepanku. Tiba-tiba Zhoumi menghajar para algojo (?) itu dan aku tak menyangka bahwa Zhoumi bisa mengalahkan orang-orang itu sendirian, padahal ketika dia menghajar maling saat outing waktu itu dia tidak sanggup padahal waktu itu maling itu sendirian.
"Shanmeen-ah... ayo kita pergi dari sini" kata Zhoumi sambil menggeretku, tapi ketika kami akan keluar dari taman, muncullah seorang namja paruh baya memakai kemeja biru tua
"Zhoumi!! kau melanggar perintahku??" kata namja berambut hampir putih itu yang ternyata adalah ayah Zhoumi
"ba! aku bukan anak kecil lagi! aku bisa memilih jalan hidupku sendiri!" jawab Zhoumi lantang sambil mendekapku didadanya. Yaa mungkin aku merasa takut dengan situasi ini namun di sisi lain aku merasa nyaman karena dekapan Zhoumi
"aku tau! kau memang bukan anak kecil lagi! tapi bisakah kau mencari pendamping hidup yang lain  selain yeoja ini? aku bahkan tidak pernah memaksamu menikah dengan yeoja pilihan ku"
"ayah memang tidak pernah memaksaku untuk menikah dengan yeoja pilihan ayah, tapi ayah selalu memaksaku untuk tidak bertemu dengan Shanmeen. Itu sama saja! Itu membuatku gila, ba!"
"DIAM!!!" bentak appa Zhoumi yang membuatku takut setengah mati dan mengeratkan pelukanku pada Zhoumi
"kau bahkan tidak tau alsan ku melarangmu dekat dengannya apalagi menikah!"
"bagaimana aku bisa tau kalau ayah tidak pernah menceritakannya padaku?!"
appa Zhoumi menghembuskan nafas berat, dan mulai bercerita
"aku akan malu jika menikahkanmu dengannya"
"weisheme?"
"karena... karena dulu ketika kami masih SMA, aku hampir melakukan hal jahat padanya. Dan tidak mungkin aku berbesan dengan orang yang hampir ku lukai"
suara appa Zhoumi terdengar bergetar. Aku dan Zhoumi saling menatap bingung
"dulu, aku menyukai eomma nya Shanmeen. Tapi ternyata dia menyukai namja lain. Hal sepele, tapi mampu membuat otakku menjadi rusak dan tidak terkendali. Malam valentine saat itu menjadi malam yang suram baginya karena aku hampir merebut kesuciannya. Aku tak pernah bermaksud seperti itu, tapi karena pengaruh soju yang ku minum serta segelas martini, aku melakukannya"
aku tercengang mendengar cerita appa Zhoumi. Jadi itu sebabnya dia tidak pernah menyetujuiku dengan Zhoumi? bukan karena dia membenciku tapi karena dia malu padaku dan eommaku?
"mwoya?"
"mianhae Shanmeen-ah. Karena itu aku tak pernah membolehkan Zhoumi dekat denganmu karena aku malu! aku sangat malu bertemu dengan eomma dan appa mu! semenjak kejadian itu eomma mu sangat membenciku. Aku tak mau jika kau bersama Zhoumi, eomma mu akan marah dan memaki-maki anakku. Aku tak mau itu terjadi! lebih baik eomma mu itu memaki ku dari pada memaki anakku karena memang akulah yang bersalah. Mianhae.."  ku lihat appa Zhoumi tertunduk dan sepertinya menahan tangis nya
"ahjussi... aku yakin pasti eomma sudah memaafkan ahjussi. Jangan dipikirkan dan jangan malu. Kita selesaikan masalah ini bersama-sama" kataku sambil menepuk pundak appa Zhoumi
"shi, ba! benar yang dikatakan Shanmeen. Kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin" akhirnya dengan rayuanku dan Zhoumi, appa nya mau ikut kerumahku untuk meminta maaf dengan eomma dan appa ku.


(maaf-maafannya skip aja :D ntar malah jadi lebaran. LOL)


"Hahh... akhirnya sekarang kita tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi" kataku lega sambil membawa bunga pemberian Zhoumi. Orang tua kami sedang mengobrol asik didalam. Adikku? hahh dasar dia memang princess snow white! tidurnya cepat sekali!
"ne... dan... aku angat bahagia karena sebentar lagi kita akan melepas masa lajang kita" sahut Zhoumi sambil mem back hug ku
"ne.. Zhoumi-ah... aku juga sangat bahagia"
"hei! mulai sekarang kau harus memanggilku oppa! aku ini calon suamimu! arra?" protes Zhoumi yang terlihat seperti anak kecil dan itu membuatku gemas padanya
"ishh ne oppa!" jawabku sambil mencubit pipinya
"Shanmeen-ah... "
"ne?"
"Wo ai ni"
"nado oppa. Bagiku, oppa adalah mimpi terindahku yang selalu hadir di setiap tidurku. Saranghae oppa" malam itu pun menjadi malam terindah dalam hidupku karena kami baru saja melaksanakan pertunangan dadakan.


-THE END-
_________________________________________________________________________


aigoo finally selesai juga. Maaf ya kalo gaje -_-v dan maaf kepada para pemain yang sudah saya buat jadi makhluk yang rada aneh :D maaf kalo ada typo, maaf kalo kurang panjang, maaf kalo jelek, pokoknya maaf untuk semuanya (haha apadeh, author sarap -_-V).