Blog featuring asian fanfiction and etc.

Saturday 6 October 2012

Couple (Sequel of Follower) (Part 3-end)

Author : Haepi Hun & PhiTao
Title : Couple
Cast : - Byun Baekhyun (Exo-K)
          - Park Hanra (author's 2nd eonnie/readers)
          - Park Chanyeol (Exo-K)
          - Kim Jongdae/Chen (Exo-M)
          - Kim Junmyun/Suho (Exo-K)
          - Kim Jongin/Kai (Exo-K)
          - Shin Gyungri
          - Moon Jongup (B.A.P)
          - Park Haejang
          - Park Byulrin
          - Kim Himchan (B.A.P)
Rating : PG
Genre : Fantasy, Romance
Category : Chapter
__________________________________________________

1. Mysterious (12-end)
2. Follower (12-end)
3. Couple (1, 2, 3-end)
________________________________________________________________________







_________________________________________________________________________________

'Author POV'

Setelah lama berbincang-bincang dengan Hanra, akhirnya Baekhyun memutuskan untuk kembali bekerja. Di benaknya masih tersimpan sedikit rasa khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu pada Hanra. Ketika Baekhyun sudah jauh dengan mobilnya, selang beberapa menit kemudian terdengar suara bel apartemen Hanra berbunyi kembali
"aihhh kenapa Baekhyun kembali lagi?" seru Hanra sambil berjalan menuju pintu. Hanra pun segera membuka pintu demi melihat siapa yang datang
"annyeong haseyo, Park Hanra-ssi.." Hanra berpikir sejenak memandang seorang namja muda di depannya kini
"siapa namja tampan ini?" benaknya bergelut di dalam hati. Hanra berpikir bahwa Baekhyun lah tadi yang datang
"maaf, nona. Perkenalkan, aku adalah Moon Jongup. Chief Promoter Han Corp" kata namja muda bernama Jongup itu memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangan kanannya
"ahh.. ne" Hanra pun otomatis menjabat tangan namja itu
"ah ya, sampai lupa. Ayo silakan masuk" kata Hanra mempersilakan namja berambut curly itu
"anda pasti bingung bagaimana saya tahu nama dan tempat tinggal anda. Pekerjaan saya ini adalah menyurvei orang-orang yang bekerja di kantor, restoran, dan tempat-tempat lain di  seluruh Seoul untuk dilihat kemampuannya apakah memenuhi standar kinerja pegawai perusahaan kami atau tidak. Dan kami membaca data milik anda dari Restoran Abiko Curry, dan menurut kami kemampuan anda memenuhi kinerja pegawai di perusahaan kami" jelasnya yang sukses membuat Hanra kebingungan tak mengerti apa yang dikatakannya. 
Orang ini tiba-tiba saja datang dan mengatakan bahwa Hanra memenuhi kriteria perusahaannya? Apakah itu tidak mengejutkan bagi manusia normal seperti Hanra? Eum.. ya, mungkin tak sepenuhnya normal karena dia merupakan bocah reinkarnasi
"eum.. maaf, tapi perusahaan anda itu perusahaan apa?"
"Han Corp adalah perusahaan yang mengekspor barang-barang dalam negeri ke negara-negara lain dan juga tempat menerima barang-barang impor"
"ahhh begitu.."
"jadi bagaimana keputusan anda?"
"ah? Mwo? Keputusan apa?"
"untuk bergabung bersama kami"
"MWO?" Hanra nampak menimbang-nimbang dan berpikir keras. Dia masih terlalu shock dengan ini semua. Ia bahkan belum genap setahun tinggal di Seoul, tiba-tiba saja perusahaan besar ini menawarinya untuk bekerja. Apa ini yang disebut tertimpa durian runtuh?
"kami bisa memberi anda waktu 2 bulan untuk memikirkannya" lanjut namja itu sambil tersenyum simpul
"baiklah... saya pamit undur diri" lanjutnya lagi yang beranjak dari duduknya
"ohh... ne, geuraeyo"
"selamat siang" pamitnya sambil membungkukkan badan 90 derajat.

Pagi ini Baekhyun pergi ke Abiko Curry. Kini hidupnya telah berubah karena Kai. Dia jadi harus sering-sering menemui Hanra untuk sekadar memastikan bahwa ia baik-baik saja. Baekhyun merasa bersalah karena telah melibatkan Hanra dalam kasusnya. Sungguh, Baekhyun merasa sangat menyesal. Jika waktu bisa terulang kembali, Baekhyun memilih tidak akan pernah mau mengenal Hanra dari pada ia terseret ke dalam masalahnya yang terbilang besar itu.

"Hanra-ah... kau bekerja terus? Sedikit bersenang-senang pasti akan membuatmu segar kembali" ujar Baekhyun yang bertumpu dengan tangannya di meja kasir menghadap Hanra
"Baekhyun-ah! Jangan seperti itu! Kau ini tidak sadar? Kau itu seorang idola! Lihatlah! Orang-orang memerhatikan mu! Bagaimana jika ada paparazzi yang melihat?" tanya Hanra sedikit berbisik
"haha, kau ini lucu sekali. Aku tidak peduli. Memangnya aku tidak boleh mengobrol dengan temanku sendiri?" jawab Baekhyun sambil terkekeh geli yang disambut dengusan oleh Hanra
"eotte?"
"ah? Mwo?"
"jalan-jalan! Untuk menyegarkan pikiranmu!"
"ah, ani Baekhyun-ah. Aku bisa di marahi bos. Shireo"
"ck, aishhh kau ini! Dasar penakut! Tenanglah! Aku sudah bilang dengan bosmu kalau kau sakit! Kajja! Sekarang kau tak ada alasan lagi untuk menolak!" kata Baekhyun tegas sambil menyeret Hanra yang sukses membuatnya membulatkan mata
"ahh.. eeeh, Baekhyun-ah? Lalu siapa yang menjaga kasir? Hey!!" Baekhyun tetap saja berjalan menyeret Hanra mausk ke dalam mobilnya. Tak di pedulikannya Hanra yang sudah seperti burung perkutut itu.

Sinar matahari pagi yang hangat menemani perjalanan Hanra dan Baekhyun. Sepertinya langit tahu benar perasaan Hanra saat ini. Yah, seperti taman yang berbunga-bunga, penuh kupu-kupu, dan benda-benda lain yang membuatnya indah. Tapi tidak dengan perasaan Baekhyun sekarang. Tapi meskipun perasaannya sedang kalut, Baekhyun tetap berusaha ceria di hadapan Hanra. Ia tak ingin terlihat lemah di mata yeoja itu.

Akhirnya setelah puas bepergian, Baekhyun mengantar Hanra pulang. Sebenarnya Baekhyun ingin mengantarnya sampai ke rumah, tapi yeoja itu menolak dan lebih memilih di turunkan di depan gang masuk sebuah stasiun MRT.

"Aigoo... seharian jalan-jalan dengan Baekhyun membuat tubuhku pegal-pegal. Ah, geundae gwaencanha. Aku senang bisa jalan-jalan olehnya.." ujar Hanra pada dirinya sendiri di tengah gelapnya perjalanan menuju stasiun MRT yang hanya diterangi beberapa lampu jalan. Tiba-tiba saja seseorang membekap mulut Hanra dari belakang. Ah, ani! 4 orang! Kini ada 4 orang yang sedang membekap Hanra
"AARRGGHHH!!! TOLOOONG!!! TOLOOO..mmpphhhh" lagi-lagi salah seorang dari namja-namja itu membekap mulut Hanra
"ya! Diamlah! Kami hanya ingin kau menyerahkan semua barang-barang mu! Cepat!!" perintah namja itu
"argghhh shireo!!!! TOLOOOONG!!!"
"Ya! Kau bisa diam tidak?! Cepat serahkan kalau tidak pisau ini akan membuat hiasan indah di tubuh mulusmu! Ppali!!!" kata namja itu sambil menodongkan pisau lipatnya di leher Hanra
"shireo..."

BUGH!!

"Sepertinya kalian salah tempat!" tiba-tiba saja seorang namja memukul namja yang tadi membekap Hanra
"Chanyeol?"
"Jangan menodong di sini! Di depan itu stasiun MRT! Seharusnya kalian tau disana banyak orang! Dasar bodoh! HIYYAAAATTT" namja yang ternyata Chanyeol itu langsung membabat habis para penjahat itu setelah berbicara sebentar dengan keempat namja jelek itu
"aa...ampun... ampun. Ne... kami pergi. Ssstt!!! Kaja!" para namja itu pun pergi dengan membawa berbagai ukiran indah berwarna ungu di wajah mereka
"gwaencanha?" Chanyeol segera merangkul tubuh gemetar Hanra. Mungkin shock?
"eum... ne, gwaencanha.." angguknya sambil tersenyum kecil
"kau mau pulang? Kalau begitu denganku saja" tanpa ba bi bu lagi Chanyeol langsung mengajak Hanra menuju stasiun MRT yang tak jauh dari mereka
"lain kali hati-hati! Kau itu harus sadar kalau kau yeoja! Jangan pernah biarkan dirimu sendirian ditengah malam seperti ini" ujar Chanyeol sambil mengacak rambut Hanra
"omong-omong, tadi kata teman-teman kau sakit? Tapi pagi tadi aku masih melihatmu dikasir? Kau pulang duluan?"
"euh.. Jeo... Aku tidak sakit. Sebenarnya aku juga tidak mau membolos kerja, tapi Baekhyun memaksa dan nekat bilang pada Sajangnim kalau aku sakit supaya ia bisa mengajakku jalan-jalan" jawab Hanra jujur. Seketika raut wajah Chanyeol berubah masam. Ia merasa menyesal telah menanyakan hal ini pada Hanra.

'Author POV end'

'Hanra POV'

"Selamat datang.." aku menoleh ke arah pintu masuk. Ahh itu kan Kai seorang penyanyi jebolan SM Entertainment? Aigoo, aku heran. Kenapa banyak sekali artis-artis yang suka datang kemari? Padahal Abiko Curry juga bukanlah restoran yang terbilang mewah, malahan restoran ini di dedikasikan kepada para pelajar sehingga harganya pun sangat sangat terjangkau apalagi untuk seukuran artis-artis, mungkin harga restoran ini tak ada apa-apanya bagi mereka.
Kulihat Kai memilih tempat duduk di tempat favorit Baekhyun jika kemari, di dekat jendela. Jika masalah artis seperti ini, Gyungri jelas paling cepat melayani
"silakan.. ini menunya" Gyungri menyerahkan buku menu itu pada Kai dengan wajah sumringah
"kamsahamnida.." jawab Kai singkat sambil tersenyum sekilas lalu matanya langsung menjelajah seisi buku menu itu. Selang beberapa menit setelah Kai selesai memesan makanan, Baekhyun datang dengan mengenakan jeans belel hitam serta kaos hitam polos yang di padu padankan dengan blazer berwarna coklat kulit
"Selamat datang.." teman-teman pegawaiku kembali mengucapkan kalimat sapaan ketika Baekhyun membuka pintu masuk. Kulihat Baekhyun berjalan kearah tempat duduk favoritnya, tapi terhenti seketika saat melihat singgah sananya di tempati oleh temannya di tempat kerjanya itu. Entah ini hanya penglihatanku saja atau tidak, tapi kulihat wajah Baekhyun yang tadinya berseri-seri saat datang kemari, menjadi murung ketika melihat Kai menempati kursi favoritnya. Apa iya Baekhyun marah hanya karena temannya menduduki kursinya?

'Hanra POV end'

'Baekhyun POV'

Aku ingin melihat keadaan Hanra hari ini. Seperti biasa, untuk memastikan dirinya baik-baik saja. Entah kenapa aku ingin sekali melindunginya. Apa mungkin karena dia adalah adik dari sahabatku? Ketika aku memasuki restoran, aku melihat dia. Aku melihatnya duduk di tempat favoritku. Orang yang benar-benar berhati kejam yang tak punya rasa kemanusiaan.
"Sedang apa kau disini?" Tanyaku ketus setibanya aku di hadapan Kai. Ia hanya menaikkan sebelah sudut bibirnya. Tersenyum.
"Wae? Apa salah jika aku ingin makan di restoran ini? Semua orang berhak makan disini bukan?" jawabnya santai sambil tersenyum setan kepadaku. Tch.. rasanya aku benar-benar ingin memukul wajahnya yang tengil itu sekarang juga
"aniyo... Tidak ada yang salah. Kau boleh makan disini kapan pun kau mau dan sepuasmu" sejurus kemudian aku mendekatkan wajahku padanya dan berbicara sepelan mungkin agar hanya kami yang bisa mendengar "tapi aku tak akan segan mematahkan tulang leher mu jika kau berani menyentuh Hanra!" entah dimana letak kelucuan pada ucapanku barusan, tapi Kai kembali tersenyum
"Owhh... Aku tentu tidak ingin kehilangan leherku" jawabnya meledek. Karena muak melihat wajahnya, aku memutuskan untuk duduk di dekat kasir dan memesan makanan
"Baekhyun-ah.. Kenapa kau tidak duduk saja dengan Kai? Kalian kan satu rekan kerja?" tanya Hanra setelah aku duduk dikursiku. Kulihat Kai masih sibuk tersenyum sedari tadi sambil bermain handphone
"aniya... gwaencanha. Aku hanya ingin duduk di dekat mu" elakku yang sepertinya membuat pipinya memerah.

Cukup lama aku berada di restoran ini, tapi bocah tengil itu tak kunjung pergi dari sini. Oh, ayolah. Aku juga harus bekerja. Kenapa anak itu tidak juga pergi? Menunda pekerjaanku saja. Aku takut jika aku pergi lebih dulu, ia bisa menyakiti Hanra.
Ketika sedang memaki-maki bocah itu dalam hati, tiba-tiba ada seorang pelanggan masuk. Sepertinya orang kantoran karena ia mengenakan jas kerja berwarna hitam.
"Selamat datang.." suara para pelayan memekakan telinga
"eo? Jongup-ssi?" pekik Hanra ketika melihat pelanggan itu masuk
"kau mengenalnya?" tanyaku. Ia mengangguk pelan sambil matanya tetap tertuju pada namja itu
"nuguya?"
"dia kemarin datang ke apartemenku. Dia bilang dia bekerja di sebuah perusahaan ekspor impor dan anehnya tiba-tiba saja dia mengatakan kalau aku memenuhi kriteria pekerja di perusahaannya itu" jelasnya yang sukses membuatku mengernyitkan dahi. Aku menatap namja itu yang duduk di depan kursiku sambil memilah-milah menu. Apa mungkin dia suruhan Kai? Tapi kulihat tak ada tanda-tanda bahwa mereka saling kenal. Saling melihat pun tidak.

***
Tok.. tok.. tok..

Siapa yang pagi-pagi begini sudah bertamu ke apartemenku? Dengan langkah gontai aku berjalan menuju sumber suara dan membukakan pintu untuk tamu pertamaku itu
"Baekhyun-ah..."
"Hanra?" aku celingukan kesana kemari demi memastikan tak ada orang yang melihat kami
"aihhh jinjja... ayo masuk" aku segera menarik tangannya ke dalam apartemenku dan mengunci pintu
"aigoo... bagaimana bisa kau kesini? Jika ada yang tahu, aku bisa kena skandal" gerutuku
"mian... aku cuma ingin memberi tahu bahwa... aku ingin keluar dari Abiko Curry"
"mwo?" lagi-lagi perkataannya membuatku shock
"lalu kau akan bekerja dimana jika tidak di Abiko Curry?"
"Jongup, namja yang kemarin kuceritakan padamu. Aku memutuskan untuk bekerja disana. Gajinya sangat cukup untuk aku membeli rumah untuk orang tuaku" aku berpikir sejenak mendengar perkataannya. Aku tak yakin bahwa Jongup itu adalah orang baik-baik
"lebih baik kau jangan terima pekerjaan itu. Caranya menawari mu pekerjaan pun juga tak jelas. Dia datang tiba-tiba lalu mengajak mu bergabung bersamanya? Bukankah itu terlalu aneh?"
"iya, tapi kemarin aku tak sengaja lewat di kantor perusahaannya itu dan ternyata memang kantor itu sedang membuka lowongan pekerjaan, Baekhyun-ah" aku kembali terdiam
"bagaimana menurutmu?"
"eum... geurae, kalau itu memang keputusanmu. Aku hanya mengingatkan mu saja agar berhati-hati. Seoul ini adalah kota metropolitan yang juga tak luput dari kriminalitas. Jadi berhati-hatilah.." ucapku memeringati
"ne.. aku pasti akan berhati-hati"

'Baekhyun POV end'

'Hanra POV'

Akhirnya setelah menyerahkan surat pengunduran diri dari Abiko Curry, aku kembali ke apartemenku. Teman-teman disana juga cukup terkejut dan menyayangkan kepergianku karena mereka memang cukup dekat denganku. Tak terkecuali Chanyeol.
"Hanra-ah.. kau yakin akan keluar dari Abiko Curry?" tanyanya yang entah sudah ke berapa kali ia lontarkan padaku. Kini aku dan Chanyeol sedang menghirup aroma air Sungai Han yang khas setelah hujan reda
"ne, Chanyeol-ah.. Aku sudah amat yakin untuk bekerja di Han Corp. Aku ingin mengubah ekonomi keluargaku" ujarku sambil sesekali menendang batu krikil
"kalau begitu, aku juga akan keluar dari Abiko Curry"
"wae? Kenapa kau keluar? Apa karena aku keluar kau jadi ikut-ikutan?"
"ne.. untuk apa lagi aku bekerja disana jika tak ada teman. Kaulah satu-satunya temanku di restoran itu" ya, Chanyeol memang sedikit dijauhi bahkan di perlakukan ketus oleh teman-teman Abiko Curry. Tapi tidak dengan para yeojanya. Aku yakin, para namja pegawai di restoran itu menjauhi Chanyeol karena mereka iri dengan ketampanannya
"lagi pula sebentar lagi masa liburanku sudah habis. Jadi untuk apa aku masih bekerja di sana?" lanjutnya. Benar juga perkataannya. Dia bekerja di Abiko Curry hanya untuk mengisi masa liburnya saja.

Sore ini aku berniat memasak makanan yang spesial untuk Suho Oppa dan Chen. Ini kulakukan untuk merayakan keberhasilanku yang diterima kerja di perusahaan besar itu.

"Wah.. wah.. Adikku ini hebat sekali ya. Aku saja yang sudah lama tinggal di Seoul, sampai saat ini masih awet bekerja sebagai koki. Cukha Hanra-ah" kata Suho oppa memberi selamat dengan wajah berbinar
"ahh Jangan begitu oppa. Aku yakin pasti nanti kau akan mendapat pekerjaan yang lebih baik" jawabku sambil tersenyum
"Cukha Hanra-ah.." sambung Chen dengan nada datar. Ya, semenjak kejadian itu, dimana dia menyatakan perasaannya padaku, sikapnya padaku berubah. Dia menjadi lebih pendiam dan tak banyak bicara. Bahkan tak jarang juga dia mengacuhkanku hingga membuat Suho oppa kadang heran dengan perubahan sikapnya ini.

"Chen.." aku masuk ke dalam kamarnya dan menutup kembali pintunya. Seusai acara makan tadi, Chen langsung masuk ke dalam kamarnya dan bermain dengan laptopnya yang ia beli dari hasil menabungnya
"hm?" jawabnya singkat tanpa melirikku sedikit pun. Aku duduk di pinggir kasurnya
"apa kau marah padaku?"
"ani" aku menghela nafas berat
"apa perkataan mu waktu itu serius? Kau tidak main-main?" seketika Chen menghentikan aktivitasnya pada laptopnya itu namun masih tetap tidak melihat ke arahku
"meskipun aku sering bercanda, tapi masalah hati aku tak pernah main-main" itu adalah kata-kata terpanjang yang ia ucapkan padaku sejak kejadian itu
"Chen.. Aku.. Tapi kita ini kan saudara. Yah, meskipun bukan saudara kandung. Tapi tetap saja, orang-orang mengetahui hubungan kita hanya sebatas saudara. Kuharap kau mengerti" ucapku. Ia kembali bergeming
"Chen... Kau lupa? Jinhyo menunggu mu kembali ke desa. Ia sangat mencintai mu Chen. Bisakah kau sedikit membuka hati mu padanya? Ia bahkan sudah menyukai mu sejak berusia 8 tahun"
"tapi sayangnya aku tak menyukainya" Chen segera menutup laptopnya dan keluar dari kamar. Aku hanya bisa menatap punggungnya nanar. Kenapa ia jadi begini? Tak pernah terpikir olehku bahwa ia akan menyukaiku.

Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di Han Corp. Karena sebelumnya aku tak pernah bekerja di tempat seperti itu, jadi aku meminjam pakaian Hani eonni, kekasih Suho oppa, yang  tertinggal di apartemen ini saat Hani eonni menginap di apartemen Suho oppa. Hani eonni bekerja disebuah Bank negeri yang tak dikenal banyak orang.

"Oppa aku berangkat.." teriakku pada Suho oppa yang sedang mandi sembari keluar dari kamar. Kulihat Chen yang sedang menonton TV di ruang keluarga sambil memakai sepatunya, bersiap-siap untuk bekerja
"Chen.. aku berangkat" ujarku yang kini memelankan nada bicaraku. Tak ada jawaban darinya, jadi aku segera keluar apartemen dan mencari bus.

Saat sedang menunggu bus datang, tiba-tiba saja sebuah mobil Hyundai mewah berwarna putih berhenti di depanku. Pengemudi itu membuka kaca jendelanya dan... terlihatlah sesosok namja tampan yang sedang melihat ke arahku
"Baekhyun-ah?"
"ayo cepat naik. Aku akan mengantar mu ke kantor"
"eo? Ah.. ne.." aku pun segera membuka pintu mobilnya. Tentunya juga dengan rasa ingin tahu, kenapa tiba-tiba ia datang mengantarku
"eum.. Baekhyun-ah.. Kenapa kau mengantarku?" tanyaku disela perjalanan menuju kantorku yang lumayan jauh itu dengan apartemenku
"ah.. iya. Mulai sekarang aku akan mengantar jemputmu ke kantor"
"mwo?" ucapannya membuatku segera menoleh ke arahnya
"geundae.. Wae? Pekerjaan mu sebagai artis itu kan sangat menyibukkan. Kau tidak bisa mengantar jemputku begitu saja. Jika Sooman ahjussi memarahi mu bagaimana?"
"ani.. Aku tahu benar sifatnya. Sekarang ini dia sedang sibuk mengurusi album baru SHINee. Jika dia sedang fokus terhadap satu kerjaan, pasti dia akan melupakan yang lain. Kau bisa lihat aku. Sekarang aku tak diurusi olehnya. Apalagi Super Junior hyungdeul. Mereka sudah lama sekali kan tak mengeluarkan album baru?"
"ah.. Masa sekejam itu?"
"ne, itulah jeleknya SM Entertainment. Tapi aku tetap senang. Karena walaupun begitu, setidaknya Sooman ahjussi tidak melupakanku sepenuhnya. Karena nanti bulan Desember ia akan membuatkan album baru untuk kami semua"
"geuraeyo? Waahhh asik!! Dimana kalian akan comeback? Aku ingin menonton"
"kami akan comeback di Inkigayo. Kau harus menontonku ya! Karena aku akan pesankan kursi khusus untukmu"
"ahh tak perlu berlebihan, Baekhyun-ah" kulihat Baekhyun hanya tertawa mendengar ucapanku. Ini sangat menyenangkan. Berteman dengan seorang artis, aku jadi mendapat untungnya. Tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk menonton mereka semua.

'Hanra POV end'

'Chanyeol POV'

Aku ingin memberi sedikit kejutan untuk Hanra. Aku akan berkunjung ke apartemennya dan mengantarnya ke kantornya yang baru. Aku bahkan sudah siap dengan kemeja biru dan celana jeans hitamku agar terlihat cocok dengannya yang notabene kini seorang pegawai kantoran. Aku melihatnya. Aku melihat Hanra yang sudah bersiap di halte bus dekat apartemennya. Ia sungguh cantik dan elegan mengenakan rok kerja berwarna hitam selutut dengan kemeja putih yang di rangkup dengan blazer hitam bercorak biru serta high heels coklat yang ku perkirakan tingginya sekitar 6 cm. Saat aku akan menghampirinya, tiba-tiba saja sebuah mobil putih mewah berhenti di hadapan Hanra.

Sepertinya aku tahu siapa pemilik mobil itu, dan benar saja. Itu adalah Baekhyun. Aku terlambat. Aku di dahului olehnya. Aku hanya bisa menatap nanar ke arah mereka berdua. Kenapa? Kenapa selalu dia? Kenapa selalu Baekhyun yang bisa merebut hati Hanra? Kenapa aku tak bisa? Apakah aku kurang tampan? Apakah aku tak sekaya Baekhyun? Kuharap aku yang bisa mengisi hati Hanra. Hanya aku.

Aku pun kembali berjalan untuk pulang ke rumah. Di perjalanan, tiba-tiba aku bertemu dengan sesosok yeoja yang sudah tak asing lagi bagiku
"Chanyeol oppa.."
"Haejang-ah?" kenapa anak itu bisa ada disini? Bukankah sekarang seharusnya dia berada di Jepang untuk mengurus S2 nya bersama Sehun?
"Kau.. bagaimana kau bisa berada disini?" tanyaku sambil membulatkan mataku
"hah... sudah kuduga. Kau pasti akan kaget melihatku" jawabnya sambil tertawa sekilas
"tentu saja. Siapa yang tidak kaget? Kau kan seharusnya sekarang berada di Jepang? Lalu bagaimana bisa kau berada disini? Dan juga, kenapa kau tak mengabari kami kalau kau akan datang?"
"aigoo... oppa, kau ini namja tapi cerewet sekali! Kau tidak senang aku kembali? Baiklah, kalau begitu aku akan kembali saja ke Jepang" jawabnya sambil berlenggang pergi akan meninggalkanku
"ehh... camkkanman! Bukan begitu. Tapi apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tak mengabari dulu kalau kau akan datang?" ujarku cepat sambil menahan tangannya
"aku ke sini cuma ingin melihat keadaan kakakku saja.."
"nugu? Byulrin noona? Atau Hanra?"
"eum... Hanra eonnie"
"memangnya kenapa kau harus melihat keadaannya? Dia baik-baik saja"
"memangnya apa urusannya denganmu? Dia kan kakakku. Jadi terserah aku mau kuapakan dia"
"aihhh kau ini ketus sekali. Bisakah kau sedikit manis terhadapku?" ujarku merajuk
"aniyo" aku hanya mendengus mendengar jawaban telak singkatnya
"geuraeyo... Karena Hanra eonnie sudah berangkat kerja, jadi lebih baik aku pulang saja"
"ehh... camkkanman! Aku ikut".
Kami pun pulang bersama, karena arah rumahku dan arah rumah Byulrin noona sama jadi aku sekalian mengantar adiknya ini pulang kerumah kakaknya yang kini hidup bahagia bersama Luhan hyung itu.

"Haejang-ah.. Kakak mu itu.. bagaimana kriteria namja yang disukainya?" tanyaku di tengah perjalanan
"mwo? Nugu? Kakakku yang mana?"
"tentu saja Hanra. Siapa lagi kakakmu yang masih lajang?"
"ahh... kenapa kau bertanya kriteria namja yang disukainya? Kau... ingin mendaftar ya?" Goda Haejang yang membuatku salah tingkah
"ah? Mw.. mwo? Mendaftar apa?"
"ck.. aiihhh ayolah, kau mengaku saja! Kau suka pada kakakku kan?" lagi-lagi Hanra menuding-nudingkan jari telunjuknya padaku
"kau ini bicara apa? Aku kan hanya bertanya. Aku hanya ingin memperkenalkannya pada temanku. Kurasa ia akan cocok dengan temanku itu"
"geuraeyo? Temanmu yang mana? Apakah yang bernama Park Chanyeol itu?"
"YAAA!!!!" Haejang malah menertawaiku. Puas sekali dia bisa meledekku
"ck.. sudahlah oppa. Tak perlu berbohong padaku" sedetik kemudian ia berbicara tepat di telingaku
"aku bisa membaca pikiranmu" entah kenapa ucapannya barusan seperti mengandung unsur-unsur yang aku tak tahu itu apa tapi yang jelas berhasil membuatku bergidik
"kalau kau memang menyukai kakakku, aku akan membantumu"
"jeongmal?" kini aku kembali menghadap padanya
"eum.. tentu saja" seketika wajahku berubah ceria mendengar ucapannya. Ini adalah peluang bagus bagiku. Ini saatnya aku mengambil hati Hanra. Jeongmal gomawo calon adik ipar. ^^

'Chanyeol POV end'

'Hanra POV'

Akhirnya setelah setengah jam perjalanan, aku sampai di kantor baruku ini. Ternyata gedung ini lebih dari perkiraanku. Gedung ini begitu besar, mewah serta banyak batu kristal yang tertempel pada dindingnya. Mungkin jika seorang penjahat ke sini, dia akan mencuri batu-batu kristal ini dengan mudahnya karena letaknya tersebar di seluruh dinding. Benar-benar indah.

"Park Hanra-ssi" aku dikagetkan oleh suara seorang namja
"Moon Jongup-ssi?"
"mari saya antar ke ruang kerja anda" tawarnya dengan suara yang berat. Perlakuannya padaku tetap sama. Tak berubah sedikitpun meski sekarang statusku berada di bawahnya
"kita sudah sampai" aku tertegun melihat tempat aku berdiri sekarang ini. Benarkah ini ruang kerjaku? Kenapa semewah dan sebesar ini?
"ini... ini ruang kerja saya?"
"ye.. Mulai sekarang ini adalah tempat anda bekerja"
"whoaaa...." gumamku pelan
"saya harap anda senang dengan pekerjaan dan ruangan anda. Selamat pagi.." Jongup segera keluar dari ruanganku dan menutup pintunya perlahan. Tak perlu dia berbicara seperti itu, aku sudah pasti senang dengan ruanganku ini. Tapi pekerjaan? Yahh, pekerjaanku sekarang ini akan 3x lebih berat dibanding menjadi seorang pelayan restoran. Kuharap saja aku bisa mengerjakan pekerjaanku dengan baik dan benar.

Sepertinya perusahaan ini benar-benar baik terhadap para karyawannya. Baru sehari bekerja, pulang ini aku langsung diberikan bonus upah karena mereka puas dengan kerjaanku yang benar dan juga cekatan. Baru kali ini aku mengetahui ada perusahaan sebaik ini. Karena di apartemen persediaan makanan hampir habis, akupun membeli makanan untuk kami bertiga berhubung aku baru mendapat bonus dari bos.

"Wahh.. wahh... kau beli makanan banyak sekali?" Baekhyun membulatkan matanya ketika aku sampai dimobilnya dengan membawa berbagai macam makanan
"hehehe... ne, kantor ini baik sekali. Baru sehari bekerja, mereka langsung memberikanku bonus. Benar-benar baik. Jika begini caranya, aku bisa cepat membelikan rumah untuk kedua orang tuaku" ujarku sambil merapihkan mkanan bawaanku
"mwo? Kau diberi bonus?"
"ne"
"aneh.. kenapa bisa begitu?"
"molla, mereka bilang mereka puas dengan kerjaanku".

'Hanra POV end'

'Baekhyun POV'

"Molla, mereka bilang mereka puas dengan kerjaanku"
puas dengan kerjaannya? Perusahaan macam apa itu? Apakah saking kayanya mereka sampai-sampai mereka memberikan bonus pada karyawan barunya dihari pertamanya bekerja? Tidak masuk akal. Aku mulai menyurigai perusahaan itu dan juga namja bernama Jongup itu tentunya.

Setelah mengantar Hanra pulang, aku dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba melemparkan sebuah amplop ke mobilku. Entah ia namja atau yeoja karena ia memakai mantel tebal, panjang dan bertudung. Orang itu berjalan sangat cepat menjauhi mobilku. Segera kuambil amplop itu dan kubaca isinya

To : Byun Baekhyun

Jika kau ingin yeojamu itu selamat, cepat serahkan dirimu padaku atau sebagai gantinya aku akan mengambil yeojamu. Kau ingin tahu akan kuapakan yeojamu itu bila kau tak mau menyerahkan diri? Itu urusanku. Mungkin aku akan memkasanya untuk menikah denganku. Ingat! Kuberi kau waktu hanya sampai 1 bulan! Sampai tanggal 12 Desember nanti! Tepat saat kita melakukan Comeback album! Ingat itu!

Mwo? Yang benar saja? Apa dia gila? Jika dia melakukan ini semua, dia pun juga akan terseret ke dalam skandal! Ahh aku lupa! Dia kan memang gila! Dia bisa saja keluar dari SM Entertainment dan berhenti menjadi artis. Aigoo, apa yang harus kulakukan?

Setelah selesai memarkirkan mobilku di basement, aku segera turun dari mobil dan menuju kamar apartemenku. Aku butuh menyegarkan pikiranku hari ini. Mungkin dengan mandi aroma therapy bisa sedikit merilekskan tubuhku.

Hari ini seperti biasa, aku mengantar Hanra ke kantor. Pulang dari kantor ini, aku berniat mengajaknya ke tempat persewaan kuda. Aku ingin mengajaknya berkuda keliling Hongdae. Hongdae dimalam hari sangat indah, sayang jika tidak dinikmati dengan menunggangi kuda.

"Appa.. eomma.. Aku yakin kalian tidak berniat jahat pada orang tua Kai. Tapi kenapa Kai begitu dendam denganku? Ia ingin sekali menghancurkan hidupku, eomma. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak pernah mengira bahwa Kai, yang kukira teman baikku, ternyata punya misi sendiri dibalik pertemanan kami. Tapi aku akan berusaha untuk melawannya appa, eomma"
"mengharukan sekali mendengar pembicaraan seorang anak dengan orang tuanya" ketika aku sedang berdoa di depan makam kedua orang tuaku, tiba-tiba saja aku dikagetkan oleh suara seorang namja yang sudah kuduga adalah si tengil Kai
"kau lagi! Apa yang kau lakukan disini? Mau apa kau?" Tanyaku dingin
"aku? Tentu saja mengunjungi makam orang tuaku yang meninggal akibat ulah orang tuamu yang berkelakuan bejat itu!" seketika rahang, tangan, dan seluruh tubuhku mengeras. Aku ingin menghajarnya saat ini juga
"ya! Kelakuan orang tuamu bahkan tak kalah bejatnya dengan orang tuaku! Orang tua kita sama-sama mafia, jadi untuk apa kau mengolok-olok sesama mafia? Huh?"
"tapi setidaknya mafia yang baik itu masih bisa setia dengan kawannya sendiri. Tidak menikungnya dari belakang!"
"sudah kubilang berulang kali! Itu adalah kecelakaan, Kai!" ucapku tegas
"sudahlah! Sekali pengkhianat tetap saja pengkhia...arrgghhh" tak tahan, aku langsung meninju wajahnya hingga ia terjungkal ke belakang. Tak kupedulikan ini masih berada di makam. Saat ini aku benar-benar bernafsu ingin menghabisinya
"eoh? Kau mulai berani main kasar ya?" ujarnya yang masih tersungkur di tanah sambil mengusap darah di bibirnya
"sebelum kau bermain kasar padaku, aku akan melakukannya lebih dulu padamu!" aku kembali meninju pipinya. Beruntung di makam ini hanya ada kami berdua, jadi tak ada seorang pun yang melihat dua orang penyanyi terkenal sedang berkelahi
"aku tidak akan segan menghabisi mu lagi jika kau berani menyentuh Hanra!" sebelum kembali ke mobil, aku meludahinya yang terkapar di tanah dengan bersimbah darah. Entah kenapa saat ini aku tidak bisa berkata jujur pada Kai bahwa sebenarnya aku dan Hanra tak ada hubungan apa-apa. Aku malah ingin Kai.. ahh aniya, semua orang tetap mengira bahwa Hanra adalah kekasihku.

"Silakan masuk tuan puteri" Aku membukakan pintu mobil untuk Hanra bak seorang penjaga istana yang mempersilakan seorang puteri menaiki kereta kencana. Kulihat Hanra hanya terkekeh pelan sambil memukul lenganku
"Hanra-ah.. ijinkan aku menyulikmu hari ini saja" ujarku ketika sedang di perjalanan
"mwo? Menyulikku? Aku harus cepat menelfon polisi" kami pun tertawa bersama di tengah indahnya matahari senja yang berwarna kemerah-merehan
"kau akan mengajakku kemana?"
"kau akan tahu saat kita sudah sampai".

Aku memarkirkan mobilku di sebuah lapangan balap kuda yang sedang tidak terpakai sesampainya kami di tempat persewaan kuda.

"Tempat apa ini?"
"lihatlah.." aku datang ke hadapan Hanra sambil membawa seekor kuda berwarna putih
"waahhh kuda... Kau akan mengajakku menunggangi kuda?" tanyanya sambil mengusap kepala kuda ini
"ne.. Kau mau kan?" setelah mendapat anggukan dari Hanra, aku langsung membantunya naik ke atas punggung kuda yang di susul olehku setelahnya. Aku duduk dibelakangnya supaya mendapat kesan romantis. Aku akan mengatakannya sekarang!

"Hanra-ah.." panggilku ketika kami sedang berkeliling Hongdae
"wae?"
"aku... em..." seketika lidahku kelu tak sanggup melanjutkan kata-kata selanjutnya
"kau kenapa Baekhyun-ah?"
"em.. aku... Apakah... kau... memiliki perasaan terhadapku?" tanyaku gugup sambil sebelah tanganku menggaruk kepalaku yang tak gatal. Kurasa tubuhnya menegang setelah mendengar pertanyaanku
"perasaan apa Baekhyun-ah?"
"yah... Kau tahu... Aku... menyukaimu... Bagaimana denganmu?" tanyaku akhirnya
"mwo? Kk..Kau..Menyukaiku?"
"ohh... ayolah, jangan mengulang kalimatku. Kau membuatku malu" kataku tersipu. Kudengar ia terkekeh pelan
"eum... Aku... Apa kau tahu? Sebetulnya aku sudah menyukaimu sejak lama! Jauh sebelum kau menyukaiku"
"Jinjja?"
"ne, geundae.. Hanya suka sebatas antara fans dan idolanya" kini aku tertawa mendengar ucapannya
"jadi... Apa kau... Mau menjadi kekasihku? Ahh... ani, menjadi... calon isteriku?".

'Baekhyun POV end'

'Hanra POV'

"Jadi... Apa kau... Mau menjadi kekasihku? Ahh... ani, menjadi... calon isteriku?" 
rasanya saat ini juga jantungku serasa ingin keluar. Kakiku seperti tidak menapak di bumi ini lagi. Ini... ini terlalu cepat. Ini seperti mimpi
"Baekhyun, kau.." aku sungguh tersanjung dengan caranya mengungkapkan perasaanya dengan cara seperti ini. Aku merasa seperti seorang tuan puteri. Baekhyun tahu benar cara meluluhkan hati yeoja
"tentu saja aku mau.. Tapi, apakah ini tidak terlalu cepat?"
"aniya. Kau adalah adik dari sahabatku. Lagi pula kita sudah saling kenal lebih dari dua bulan. Kurasa itu adalah waktu yang cukup bagi seseorang untuk saling mengenal satu sama lain" benar juga katanya. Mungkin hanya aku saja yang masih merasa canggung dengannya
"Hanra-ah.."
"ada apa lagi?" tiba-tiba aku merasakan Baekhyun memakaikanku sebuah kalung dari belakang mengingat posisi kami yang masih menunggangi kuda
"ini adalah tanda bahwa kau sekarang milikku. Hanya milikku, Park Hanra..".

Aku pulang ke apartemen dengan hati berbunga-bunga. Senyuman tak pernah luput dari wajahku dan itu membuat Suho hyung terheran-heran padaku.

"Ada apa? Kenapa kau senyum-senyum seperti itu?" tanya Suho oppa ketika aku duduk di ruang makan, menghadap dirinya yang sedang makan malam
"Hey... Kalung baru ya? Kau yang beli?" tanya Suho oppa saat menyadari ada sejuntai tali perak melingkar di leherku
"ne.. Tapi bukan aku yang beli" jawabku sambil masih tak melepaskan senyumanku
"lalu, dari siapa kalung itu?"
"Baekhyun oppa" 1 detik... 2 detik...
"HYAAAA KAU BERPACARAN YA DENGAN BAEKHYUN????" teriak Suho oppa memekakan telinga
"aigoo aigoo... bisakah kau memelankan suaramu? Ini sudah malam! Kau akan kena protes tetangga lain karena berisik!" protesku sambil menutup telingaku yang hampir tuli dibuatnya
"ahhhh benarkah kau sudah berpacaran dengannya? Kapan? Dan bagaimana ceritanya?" tanya Suho oppa dengan tampang dan nada bicara yang heboh
"barusan saja. Saat pulang kantor ia menjemputku lalu mengajakku ke tempat persewaan kuda lalu kami menunggangi kuda berkeliling Hongdae dan disaat itulah ia menyatakan perasaannya padaku" ceritaku sambil menerawang kejadian membahagiakan itu
"whoaaaa cukha!!! Aigoo, adikku ini beruntung sekali ya! Untung aku menawarkan mu untuk merantau ke Seoul, kalau tidak kau tidak akan bisa berpacaran dengan idola mu seperti ini! Waaa sekali lagi cukhahae nae dongsaeng!!" ucapnya sambil mengguncang tubuhku
"aigoo aigoo. Aku baru lihat kelakuan asli oppaku ini jika sedang heboh".

'Hanra POV end'

'Author POV'

Tanpa mereka sadari, Chen menyimak pembicaraan hyung dan dongsaengnya itu. Hatinya benar-benar sakit ketika menyadari bahwa Hanra dan Baekhyun kini telah resmi berpacaran. Sudah tak ada lagi peluang untuknya. Pupus sudah harapannya. Mulai detik ini Chen akan berusaha untuk melupakan perasaannya dan menerima kenyataan bahwa dirinya adalah kakak Hanra.

"MWO???" 
"ne Cahnyeol-ah... mereka sekarang sudah berpacaran. Bahkan dia bercerita padaku bahwa Baekhyun tidak main-main dengan hubungannya. Ia ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi" ucapan Suho serasa membuat aliran darah yang berada ditubuh Chanyeol terhenti seketika. Tak hanya Chen yang merasa kecewa, tapi juga Chanyeol. Ia benar-benar menyukai Hanra. Berbagai usaha telah di lakoninya sampai dia rela bekerja menjadi seorang pelayan di restoran. Tapi sekarang apa yang di dapatnya? Berita menyakitkan yang tak tahu kapan sembuhnya.

Tok.. tok.. tok...

"Masuk..."
"nona, ada yang ingin bertemu dengan anda"
"ah, nuga?"
"dia bernama tuan Park Chanyeol"
"eohh, biarkan dia masuk"
"ye, algesseumnida. Silakan masuk, tuan" Chanyeol pun langsung masuk ke dalam ruang kerja Hanra setelah dipersilakan oleh seorang penjaga. Wajahnya benar-benar memprihatinkan saat ini
"Chanyeol-ah? Ayo duduk. Ada perlu apa menemuiku?" sambut Hanra ramah sambil mempersilakan Chanyeol duduk di sofa yang berada di dalam ruang kerjanya itu
"Park Hanra" tiba-tiba saja Chanyeol memeluk tubuh gadis itu erat, membuatnya terkesiap seketika
"Chanyeol... Apa yang kau lakukan?"
"cukha... Sebentar lagi kau akan menjadi nyonya Byun.." terdengar suara isakan di dalam ucapannya
"Yeol-ah... Kau menangis?" Hanra berusaha membuat jarak kembali di antara mereka berdua tapi Chanyeol menahannya. Ia tak ingin gadis yang di cintainya ini melihat kelemahannya. Melihat ia menangis
"Mungkin takdir memang belum berpihak padaku. Usahaku selama ini ternyata tak membuahkan apa-apa. Aku berusaha memikatmu. Segala cara telah kulakukan. Tapi kenyataannya kau memilihnya. Bukan aku. Tapi aku akan bahagia jika kau bahagia Hanra-ah, meskipun bukan bersamaku.." Kini Chanyeol melepaskan pelukannya perlahan
"kuharap kau bahagia bersamanya. Jangan kecewakan dia. Dia adalah anak yang baik dan setia. Aku yakin ia juga tak akan pernah meninggalkan mu dan mengecewakan mu. Selamat untuk kalian berdua.. Aku pergi" Chanyeol pamit meninggalkan Hanra yang masih terpaku di sofanya kini. Ia masih perlu mencerna ucapan Chanyeol barusan.

Jadi Chanyeol menyukaiku? Aku telah menyakiti perasaan Chen dan Chanyeol? Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku sudah terlanjur memilih Baekhyun. Aku tak mungkin memutuskan hubunganku dengan Baekhyun hanya karena Chanyeol dan Chen. Perasaanku sudah terlanjur bergantung pada Baekhyun. Bukan yang lain.

Hanra segera mengejar Chanyeol yang telah jauh dari pandangannya. Tapi terlambat. Chanyeol sudah pergi.

Hanra berusaha menghubungi Chanyeol tapi selalu tak ada jawaban. Bahkan ia sudah mengunjungi rumah Chanyeol, tapi kata Hyunri ia kini tak tinggal lagi di rumah itu dan memilih tinggal sendiri. Hyunri dan semua penghuni rumah itu pun tak di perbolehkan untuk memberi tahukan keberadaannya sekarang pada siapapun.

"Chanyeol... maafkan aku.. Mianhae".


***


Hari ini adalah tanggal 8 Desember. Itu artinya tanggal 12 tinggal menghitung hari. Baekhyun kini sungguh frustasi. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia akan menyerahkan dirinya pada Kai demi Hanra?

"Hyunri noona... Sebenarnya dimana kemenakan mu itu?" tanyaku ketika kami sedang makan siang di Abiko Curry
"em.. Aku tak tahu Baekhyun-ah"
"tak mungkin kau tak mengetahuinya! Kau itu gomonya! Noona.. jebal, beri tahu aku dimana Chanyeol. Aku butuh bicara dengannya" Hyunri nampak menimbang-nimbang. Ia mengingat perkataan Chanyeol yang tak boleh memberi tahu kepada siapa pun tentang keberadaannya
"ck... geurae, tapi berjanjilah hanya kau yang tahu tentang ini" Hyunri menghembuskn nafas panjang
"ia kini berada di sebuah rumah di daerah Suwon. Kau tahu kan, Suwon yang terletak di sebelah desa tradisional Yongin? Oppaku masih memiliki rumah disana, jadi ia membiarkan anaknya itu untuk menyendiri disana. Kasihan Chanyeol, ia sangat terpukul mendengar kabar tentang kau dan Hanra"
"ya.. aku tahu itu"
"jadi... kau tahu bahwa Chanyeol menyukai Hanra?"
"ne. Dari sikapnya aku sudah bisa menduga bahwa ia menyukai kekasihku" keduanya terdiam. Bergelut dengan pikirannya masing-masing
"aku akan menyusulnya sekarang" Baekhyun beranjak dari duduknya
"camkkanman! Kau akan menyusul Chanyeol? Tapi tempat itu jauh sekali, dan... dia bisa saja marah padaku karena memberi tahukan keberadaannya padamu"
"tidak akan. Aku akan menjelaskan padanya nanti. Sampai bertemu lagi.." Baekhyun melesat ke dalam mobilnya dan melajukannya menuju Suwon. Pikirannya benar-benar kacau saat ini.

Chanyeol yang tengah membuat ramen di rumah milik ayahnya itu tiba-tiba dikagetkan oleh suara ketukan pintu
"Aisshhh siapa yang bertamu malam-malam begini?" segera Cahnyeol membukakan pintu untuk tamu itu
"Baekhyun????"
"bolehkah aku masuk?".

Suasana hening menyelimuti dua namja yang kini tengah duduk berhadapan di sofa ruang tamu
"Chanyeol.. ada yang ingin kubicarakan padamu" akhirnya Baekhyun angkat bicara
"ini tentang.. Hanra"
"wae?" Baekhyun menghembuskan nafas berat sebelum mengatakan hal yang akan membuatnya hancur
"jika nanti aku tidak ada.. Kumohon, kau jaga Hanra. Aku tak ingin Hanra bersama namja lain selain dirimu"
"apa yang kau bicarakan Baekhyun-ah?" Chanyeol mulai mengernyitkan dahi, tak mengerti apa yang sedang temannya ini bicarakan
"jebal.. Kau satu-satunya namja yang paling baik untuk Hanra saat menggantikanku nanti jika aku tak ada" ucap Baekhyun setengah memohon
"geundae... Kau akan kemana? Apa kalian ada masalah?"
"kau tak perlu tahu. Tapi berjanjilah satu hal! Jagalah Hanra dengan baik... untukku"
"Baekhyun-ah..."
"aku tahu kau menyukai Hanra. Jadi kali ini aku memberi mu kesempatan"
"Baek.."
"aku percaya padamu Chanyeol-ah! Kau pasti bisa melakukannya! Dan satu lagi! Jangan pernah katakan apapun pada Hanra tentang masalah ini. Aku pergi.."
"Baekhyun! Baekhyun-ah!" Baekhyun tak mengindahkan teriakan Chnayeol yang memanggil namanya. Ia tetap berjalan menuju mobilnya sambil menahan rasa sakit di dadanya.

Hanra-ah.. Mianhae.. Nan jeongmal saranghae.


***

Hari ini adalah tanggal 12 Desember. Tinggal menunggu pukul 7 malam untuk menampilkan performa terbaik para penyanyi SM Entertainment di panggung SBS Inkigayo.

Dimana Hanra? Kenapa ia tidak ada di kursinya yang sudah kupesan khusus untuknya? Ahh... itu dia. Ia sungguh cantik menggunakan long dress biru itu. Bagaimana bisa aku akan meninggalkannya? Apakah aku akan sanggup?

Dua lagu telah selesai dinyanyikan oleh Kai dan juga Super Junior. Dan ini adalah saatnya para artis SM menyanyikan lagu kebersamaan mereka, Dear My Family.

Dimana dia? Bukankah tadi dia duduk disana meneriakkan namaku? Tapi kenapa sekarang dia tidak ada? Aigoo, aku baru menyadari satu hal! Kai! Dia tidak ada! Aku yakin dia dan anak buahnya menyulik Hanra! Aku harus cepat mencari mereka!

Baekhyun melihat syal berwarna coklat kulit tergeletak di depan pintu bagian belakang gedung SBS. Itu adalah syal milik Hanra yang tadi ia gunakan. Pasti mereka lewat sini! Baekhyun segera melajukan mobilnya seperti orang kesetanan. Ia melihat mobil sedan hitam yang juga melaju sangat kencang. Ia yakin itu pasti adalah Kai beserta para suruhannya. Kurang ajar!

"Kembalikan Hanra padaku!!!" teriak Baekhyun kencang ketika sampai di sebuah gedung besar yang ia yakini itu sebagai markas milik Kai
"mwo? Kembalikan? Enak saja! Kau harus memilih! Kau atau gadis manis ini yang akan ikut bersamaku?" ujar Kai sambil menyolek dagu Hanra yang kini terkapar lemas tak sadarkan diri di sebuah kursi. Sedetik kemudian Kai mendekatkan tubuhnya pada Baekhyun
"Kau lupa dengan perkataanku kemarin? Huh? Aku sudah berbaik hati memberikan uangku secara cuma-cuma untuk kekasihmu ini!" ujar Kai sambil menaikkan setengah sudut bibirnya dan setelah itu melirik salah satu anak buahnya
"Jongup? Jadi benar kau adalah mata-mata Kai? Sialan!!!" Baekhyun langsung memukul wajah Kai
"kurang ajar! Ya! Hajar dia!" Kai memegangi wajahnya yang kini lebam. Jongup dan teman-temannya yang lain pun langsung menghajar Baekhyun.

Ketika sedang sibuk berkelahi, pintu terbuka dengan kasarnya hingga membuat engsel pintu itu terlepas
"Tidak secepat itu, bedebah jelek!! HYAAAA!!!"
"Haejang? Byulrin noona?" Haejang dan Byulrin segera mengeluarkan kemampuan pengendalian udara dan pengendalian logam mereka. Haejang membuat suatu pusaran angin untuk menghantam para suruhan Kai itu. Byulrin, meskipun sekarang ia telah bersuami tapi kemampuan pengendalian logamnya tak pernah luntur. Tiang-tiang yang terbuat dari besi itu pun menjadi sasaran empuknya untuk dijadikan senjata. Segera Byulrin menembakkan tiang besi itu pada namja-namja yang kini telah kewalahan melawan dua yeoja ini.
Haejang mengendalikan tubuh para namja itu dengan kemampuan airnya yang tiba-tiba saja datang padanya
"Haejang-ah? Kau... sejak kapan kau bisa mengendalikan darah?" tanya Byulrin tak berkedip melihat adiknya dapat mengendalikan darah yang berada dalam tubuh namja-namja ini sehingga mereka dibuat berlutut di hadapan Haejang
"nado molla, eonnie. Tiba-tiba saja aku bisa melakukan ini. Mungkin Chiyueui Shin memberikannya padaku, hehe" di saat-saat seperti ini, anak itu masih sempat-sempatnya menunjukkan cengiran kudanya
"haisshhh kau ini!" BUGH!!! BUGH!!! Diam-diam Kai mematok bahu Byulrin dan Haejang dengan jarinya hingga membuat mereka lumpuh tak dapat bergerak
"aisshhh sialan. Bagaimana bisa aku lengah?" gerutu Haejang
"memang kalian pikir hanya kalian yang bisa melakukan jurus-jurus seperti itu? Aku lebih hebat dari kalian!" ujar Kai sambil tertawa puas
"hei kalian! Ppali ireona! Cepat tangkap bocah ini"
"siap bos" para namja itu pun kembali bangun dan bersiap membawa Baekhyun dan Hanra lari
"camkkanman!" cegah Baekhyun cepat
"aku.... aku bersedia kalian bawa! Tapi biarkan Hanra bebas! Ia tak tahu apa-apa" Kai nampak berpikir dengan ucapan Baekhyun
"geurae.. Kalian! Cepat lepaskan ikatan gadis itu!" Setelah melepaskan ikatan tali pada Hanra, mereka langsung membawa Baekhyun yang menatap Hanra nanar.

'Author POV end'


***

'Chanyeol POV'

Matahari pagi membuatku terbangun. Setelah kejadian semalam, dimana Baekhyun menghubungiku untuk menyelamatkan Hanra, Haejang, dan Byulrin di sebuah gedung besar, aku langsung menghampiri Hanra yang tertidur di kamar Hyunri noona
"Hanra-ah.. kau sudah bangun?" aku terkejut melihatnya yang ternyata malah sudah bangun dan berkutat di dapur
"ne"
"kenapa kau tidak membangunkanku?"
"kulihat kau masih sangat lelah. Jadi aku tidak membangunkan mu"
"ohh... wahh.... kau masak apa? Wangi sekali?"
"aku memasak bibimbap dan kimchi pagi ini"
"waahhh" kami pun makan bersama di meja makan. Tentunya juga dengan Hyunri noona
"Yeol-ah... aku ingin bertanya" seketika aku dan Hyunri noona menghentikan aktifitas makan kami dan saling menatap satu sama lain.
"bagaimana bisa aku berada di rumah mu?" pertanyaannya langsung membuatku dan Hyunri noona gugup. Baekhyun mengatakan padaku bahwa aku tak boleh mengatakan apapun pada Hanra. Apakah aku harus berbohong? Sejujurnya aku juga tidak tahu kemana Baekhyun dan bagaimana Hanra beserta kakak dan adiknya itu bisa berada di dalam gedung itu dengan keadaan memprihatinkan. Tak ada yang tahu sekarang Baekhyun berada dimana, bagaimana, dan mengapa. Baekhyun hanya mengatakan di telfon, memintaku agar menjaga Hanra. Menggantikan dirinya, seperti apa yang dia katakan saat menemuiku waktu itu
"eum... Kau lupa? Kemarin kau pingsan seusai menonton konser. Lalu aku membawamu ke rumahku" dustaku. Kulihat Hyunri noona memasang wajah kecut sambil bersusah payah menelan bibimbapnya
"geuraeyo? Ahh kenapa aku tak ingat ya?" ujarnya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Aku hanya tersenyum hambar menanggapi ucapannya.
Demi apapun, aku ingin menangis melihat kisah Hanra dan Baekhyun saat ini. Meskipun aku tak tahu masalahnya. Tapi aku akan merasa sangat kehilangan seorang sahabat. Baekhyun. Dimana kau sekarang? Kenapa kau menghilang begitu saja tanpa memberi kabar?

'Chanyeol POV end'

'Hanra POV'

Ya tuhan... Sebenarnya Baekhyun ada dimana? Kenapa aku tak bisa menghubunginya? Kudatangi apartemennya tapi ia tak ada. Bahkan aku mencarinya sampai ke tempat kerjanya tapi apa yang kudapat? Mereka bilang bahwa Baekhyun sudah berhenti menjadi artis? Hatiku miris mendengar di berbagai media massa yang memberitakan seorang penyanyi Byun Baekhyun telah berhenti menjadi penyanyi dan kini menghilang bak di telan bumi. Sama sekali tak terlihat batang hidungnya.

Aku kacau! Aku frustasi! Harus kemana lagi aku mencari Baekhyun? Ini sudah genap 8 bulan pasca menghilangnya Baekhyun. Beruntung aku bukanlah gadis yang mudah menangis. Jadi aku tak akan membuang air mataku sia-sia.

**
Ini sudah setahun 2 bulan Baekhyun menghilang. Perlahan-lahan aku mulai mencoba melupakannya. Bahkan kini aku sudah bertunangan dengan Chanyeol. Yahh meskipun dengan terpaksa. Hanya dia satu-satunya namja yang menurutku paling pas menggantikan Baekhyun di hidupku.

"Kau mau cincin yang mana untuk pernikahan kita?" tanya Chanyeol. Kini kami sedang berada di toko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan kami
"terserah" jawabku singkat. Ternyata aku masih belum bisa melupakan Baekhyun. Ada sedikt rasa bersalah di hatiku karena selalu mengacuhkan Chanyeol yang selama ini setia menungguku untuk bangkit dari masa lalu.

"Hanra-ah... Maukah kau malam ini menemaniku dinner bersama teman-temanku?"
"eo? Oh.. ne.." sejujurnya aku malas sekali menemaninya bertemu dnegan teman-temannya. Pasti dia akan mengenalkan aku pada teman-temannya itu sebagai tunangannya dan aku belum siap. Aku masih ingin menunggu Baekhyun.

Malam pun tiba. Aku sudah bersiap dengan celana jeans hitam panjang, serta kaos hitam yang yang di lengkapi dengan cardigan biru yang ku tekuk sampai siku.

"Wahhh Chanyeol.... Lama tak bertemu!"
"A yo! Chanyeol! Kau makin tinggi saja!" berbagai sapaan terlontar dari mulut teman-temannya ini. Aku hanya berdiri mematung di samping Chanyeol sedari tadi
"hei.. nugu?" tanya salah seorang temannya yang sadar akan keberadaanku
"ahh ini... Park Hanra. Kekasihku" ucap Chanyeol. Mwo? Kekasih? Dia tak memperkenalkanku sebagai tunangannya? Ada apa dengannya?
"whoaaa... Dari mana kau mendapatkan yang seperti ini? Mungkin kau bisa menyarikan aku yang semacam kekasih mu ini" samar-samar aku mendengar ucapan salah satu teman Chanyeol yang hanya di tanggapi pukulan kecil darinya
"ya! Jangan macam-macam kau dengan kekasihku" mereka pun tertawa sambil mengobrol, bernostalgia masa-masa SMA mereka dulu. Tiba-tiba saja salah satu teman Chanyeol yang bernama Himchan berteriak memanggil seseorang di belakangku
"Ya! Baekhyun-ah!"
"MWO??" seketika aku memebelalakkan mataku pada Himchan dan sedetik kemudian aku menoleh ke belakang. Dia! Dia berada di sini sekarang! Dalam satu ruanagn yang sama denganku. Menghirup oksigen yang sama denganku! Aku tak percaya dia benar Baekhyun
"Baekhyun-ah" gumamku lirih. Mata kami bertemu. Kulihat guratan terkejut di wajahnya ketika melihat diriku. Hal yang sama dengan apa yang kurasakan sekarang
"Baekhyun?" Chanyeol tak kalah terkejutnya. Baekhyun mulai berjalan ke arahku. Jantungku berdegub tak karuan
"hey Baekhyun! Kebetulan ya bertemu disini? Bagaimana kabar mu? Oh iya, kudengar kau berhenti jadi penyanyi ya?" serbu Himchan ketika Baekhyun telah sampai di meja kami. Sebisa mungkin aku menahan rasa rinduku padanya dan berusaha menutupi pada teman-teman Chanyeol bahwa kami saling kenal. Chanyeol menggenggam tanganku erat, berusaha menguatkanku supaya tak menumpahkan air mataku disini.

Akhirnya acara makan malam yang memilukan ini berakhir juga. Aku tak sanggup berlama-lama lagi berada di dekat Baekhyun. Terlalu menyakitkan. Kenapa ia datang di saat aku dan Chanyeol sudah bertunangan?

"Hanra-ah.." panggilnya yang membuatku tertegun. Dengan hati-hati aku membalikkan tubuhku menghadapnya. Berusaha menormalkan deru nafasku. Tiba-tiba ia mengulurkan tangannya. Aku menatapnya bingung
"Cukha... Sebentar lagi kalian akan menikah kan?" ucapnya dengan menunjukkan senyumnya yang telah lama kurindukan itu. Kenapa dia masih bisa tersenyum? Apa dia senang aku dan Chanyeol akan menikah? Apa dia sudah melupakanku? Aku balas menjabat tangannya
"ne.. Kau benar! Sebentar lagi kami akan menikah! Gomawo.." balasku dengan berusaha menutupi guratan kekecewaan di wajahku.

'Hanra POV end'

'Chanyeol POV'

"Ne.. Kau benar! Sebentar lagi kami akan menikah! Gomawo.." balas Hanra yang sepertinya juga sedang berusaha menutupi guratan kekecewaan di wajahnya. Apakah mereka sudah saling melupakan? Tapi kenapa Hanra masih saja cuek terhadapku? Kurasa Hanra hanya menutupi kesedihannya saja.

Baekhyun telah kembali. Aku tak bisa membiarkan Hanra tersiksa dengan memaksanya hidup bersamaku. Apakah aku akan mengalah? Apakah aku akan mengorbankan perasaanku demi kebahagiaan Hanra? Tapi memang sepertinya itulah yang sudah sepantasnya di lakukan oleh seorang namja sungguhan. Aku tak mau membuatnya menyesal seumur hidupnya.

'Chanyeol POV end'

'Hanra POV'

"Hanra-ah... Ireona..."
"aigoo... Kau? Bagaimana bisa kau berada di apartemenku?" tanyaku dengan suara yang parau menyadari Chanyeol yang sedang membangunkanku
"Suho hyung memberiku password apartemen. Kaja! Ppali ireona!"
"aigoo.. memangnya ada apa sih? Ini kan baru jam 7 pagi"
"kau bilang baru jam 7 pagi? Ini sudah kesiangan untuk berjogging! Cepat bangun dan ganti baju mu!"
"aigoo... ne, ne.. aku bangun!".
Setelah berganti baju dengan baju olah raga, aku segera menyusul Chanyeol di luar. Kami berjogging sampai taman dekat Abiko Curry.

"Aigoo, aku lelah..." ujarku sambil mengusap peluh di dahiku
"kau haus? Kalau begitu aku akan membelikan mu minum. Tunggu sebentar ya"
"jangan lama-lama Yeol-ah.."
"Hanra-ah.."
"Kk.. Kau?"

'Hanra POV end'

'Baekhyun POV'

Sebenarnya ada apa Chanyeol mengajakku ke taman? Ah, anak itu mengusik Hari Mingguku saja. Sejujurnya, aku masih sedikit ada rasa tidak rela mendengar kabar bahwa Chanyeol dan Hanra akan menikah. Ah tapi jika aku menolak permintaannya untuk datang ke taman, ia bisa berpikiran bahwa aku cemburu padanya. Baiklah, aku datang.

"Aishhh dimana anak itu? Aku sudah datang malah sekarang dia tidak ada? Ini sudah pukul 8" saat sedang menggerutu tiba-tiba saja aku melihat sesosok yeoja yang amat sangat kurindukan
"Hanra-ah.."
"Kk..Kau.." Kulihat ia terkejut melihatku. Aku berjalan mendekat padanya
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Hanra-ah.. Bogosippeo... Nan jeongmal bogosippeo" ucapku jujur sambil menahan air mataku supaya tak keluar. Suasana hening menyelimuti. Selama 3 menit kami terdiam, berkutat dengan otak kami masing-masing
"wae?"
"mwo?"
"kenapa kau baru datang? Hah? Kenapa kau baru datang saat aku dan Chanyeol sudah..." kurasa Hanra tak sanggup melanjutkan kalimat selanjutnya. Aku tahu, itu pasti menyakitkan
"biar kujelaskan" aku pun mulai menyeritakan apa yang selama satu tahun ini kualami
"Kai. Dia adalah dalangnya. Sebelumnya aku ingin meminta maaf pada mu karena aku tidak pernah jujur pada mu. Orang tuaku dan orang tua Kai dulu adalah seorang mafia hebat. Mereka bersahabat tapi pada suatu ketika terjadi masalah yang membuat orang tua kami meninggal dunia. Dari situ Kai dendam denganku. Ia menuduhku bahwa orang tuaku lah yang menyebabkan orang tuanya meninggal. Dia mencoba untuk membalasku dan dia berhasil. Ia menerorku. Jika aku tak mau menyerahkan diri padanya, ia akan melukai siapapun yang aku cintai dan itu kau. Aku tak bisa membiarkan mu ikut ke dalam kehidupanku yang penuh dengan teror. Kau tidak tahu apa-apa soal masalahku ini, Jadi kurelakan diriku dijadikan budak olehnya selama setahun ini supaya kau tak dilukai olehnya. Dan sekarang aku berhasil kabur darinya yang sekarang berada di New York" jelasku panjang lebar. Hanra menutup mulutnya tak percaya
"Baekhyun-ah... Kenapa kau tak pernah mengatakannya? Aku pasti bisa bertahan di kehidupan mu yang sulit itu! Kau lupa? Aku memiliki kakak dan adik juga Chiyueui Shin yang siap membantuku kapan saja! Masalah seperti ini tak ada apa-apanya bagi kami. Kami bisa saja dengan mudah menyingkirkan Kai dan juga bedebah-bedebahnya itu"
"mianhae Hanra-ah.."
"Baekhyun-ah" Hanra menggenggam tanganku
"apakah kau mau mengulangi semuanya"
"aniya. Tak bisa Hanra-ah.." aku melepas genggamannya perlahan
"kau sudah bertunangan dengan Chanyeol, aku tak mungkin menghancurkan mimpinya. Meskipun orang tuaku adalah mafia, tapi aku tak sejahat itu"
"gwaencanha Baekhyun-ah.." aku segera menoleh ke arah sumber suara itu. Chanyeol
"aku akan melepaskan Hanra"
"Chanyeol-ah..." gumam Hanra lirih
"jika ini demi kebahagiaan Hanra, aku akan melakukannya. Aku tidak ingin hidup bersama orang yang tak mencintaiku"
"yeol.."
"Hanra-ah.. Kembalilah. Kembalilah pada Baekhyun. Hidup bahagialah dengannya. Aku tidak akan bisa hidup tenang jika kau terus bersedih seumur hidup mu"
"kau serius? Tapi kita bahkan sudah menyiapkan tempat, cincin, dan baju pernikahan"
"itu tidak masalah. Kita bisa mengganti namaku di surat pernikahan kita dengan Baekhyun"
"aniya. Aku sudah menyuruh mu untuk menggantikanku bersanding dengan Hanra"
"tapi sayangnya aku tak mau Baekhyun-ah. Oh... ayolah, jangan bertindak munafik. Kau berhak atas Hanra"
"berarti kau juga bertindak munafik? Kau juga mencintai Hanra kan?"
"tapi itu dulu sebelum Hanra kenal dengan mu. Sekarang aku sudah bisa menerima semuanya. Aku sanggupjika harus melihat Hanra bersanding dengan mu Baekhyun-ah. Jangan kau kecewakan dia" ucapnya sambil menepuk bahuku lalu pergi berlari meinnggalkanku dan Hanra. Pandangan kami kembali bertemu. Senyum itu.. akhirnya aku bisa mendapatkannya lagi
"Hanra-ah... akhirnya kita bisa kembali lagi" aku pun menghapus jarak antara diriku dengan dirinya. Kuharap selalu seperti ini selamanya.

'Baekhyun POV end'

'Author POV'

Hari ini keluarga Hanra dan keluarga Baekhyun mengadakan pertunangan di sebuah resort yang sudah mereka sewa untuk malam ini. Hanra tak menyangka akhirnya dirinya bisa kembali lagi dengan Baekhyun. Akhirnya saat menyematkan cincin pun tiba. Chanyeol menatap kedua insan yang berbahagia itu dengan senyum haru.

Ia berbohong jika ia bilang tidak lagi menyukai Hanra. Tapi apa boleh buat? Ia tak boleh egois. Baekhyun yang lebih dulu mendapatkan Hanra, jadi ia harus mengalah. 

Di tengah-tengah pesta pertunangan Baekhyun dan Hanra, tiba-tiba saja ada dua orang namja masuk di dalam pesta itu.

"Mau apa lagi kau kemari?" tanya Baekhyun was-was pada dua namja itu. Siapa lagi kalau bukan Kai dan Jongup. Haejang dan Byulrin pun sudah bersiap dengan jurus-jurus yang akan mereka beri pada dua namja itu
"tenang dulu kawan.. Jangan takut! Aku ke sini bukan untuk mengganggu mu lagi, justru aku ingin memberi selamat pada mu" semua orang yang ada di pesta itu pun tercengang mendengar penuturan Kai
"aku baru sadar dan aku baru tahu bahwa ternyata apa yang terjadi oleh orang tua kita merupakan kesalah pahaman. Kau kenapa tidak bilang dari awal kalau ternyata itu semua hanya salah paham? Aku jadi sangat merasa bersalah pada mu" lanjutnya
"bagaimana bisa aku bilang jika setiap aku ingin bicara kau selalu menyelaku dan membuatku emosi" jawab Baekhyun cepat
"maka dari itu, aku kesini sekaligus ingin minta maaf pada mu karena telah menghancurkan karir dan hidup mu. Aku pasti akan membayarnya. Kau mau memaafkanku kan?" Baekhyun tampak bikbang. Menimbang-nimbang apakah namja ini benar-benar tulus meminta maaf
"maafkan saja, kurasa dia serius" bisik Hanra pada Baekhyun. Baekhyun menatap calon istrinya ini dengan tatapan 'kau yakin?'-nya
"baiklah.. Aku memaafkan mu"
"ah... gomawo Baekhyun-ah... Jadi sekarang kita berteman lagi?" Baekhyun menjawab dengan anggukkan dan mereka pun berpelukan. Semua tamu pun bertepuk tangan gembira atas pertunangan Baekhyun juga atas perdamaiannya dengan Kai ini.

-EPILOUGE-

Baekhyun dan Hanra pun hidup bahagia bahkan 8 bulan lagi mereka akan melaksanakan pernikahan mereka. Dan Chanyeol? Meskipun ia bersedih karena tak bisa mendapatkan Hanra, tapi setidaknya ia akan bahagia jika melihat Hanra bahagia. Chen, akhirnya ia bisa membuka hatinya untuk Jinhyo. Haejang dan Sehun, mereka kini sedang sibuk-sibuknya mengurus S2 mereka di Jepang. Sedangkan Byulrin? Tentu saja sebentar lagi akan muncul individu baru di tengah-tengah keluarga kecilnya bersama Luhan. Suho? Kakak angkat Hanra ini akhirnya di terima kerja di sebuah perusahaan tambang dan ia juga akan bertunangan dengan Hani. Ia pun berhasil mengangkat derajat orang tuanya dengan membelikan sebuah rumah mewah di Seoul. Sungguh kehidupan yang bahagia. HAPPILY EVER AFTER ^^

-THE END-