Blog featuring asian fanfiction and etc.

Sunday 27 May 2012

Mysterious (Part 2 - end)

Author : Haepi Hun
Title : Mysterious
Cast : - Oh Sehun (Exo-K)
          - Park Haejang ^^
          - Park Byulrin (author's eonni)
          - Luhan (Exo-M)
          - Park Chanyeol (Exo-K)
          - Wu Yi Fan/Kris (Exo-M)
          - Park Hyunri
          - Zhang Yi Xing/Lay (Exo-M)
Rating : PG
Genre : Romance, Fantasy
Category : Chapter
_________________________________________________


1. Mysterious (1, 2-end)
2. Follower (1, 2-end)
3. Couple (1, 2, 3-end)


______________________________________________________________________






_________________________________________________________________________________

-Flash Back-

'Author POV'

Sesampainya di restoran, Sehun langsung menagih Haejang lagi akan janjinya. Sehun menatap Haejang dalam-dalam. Haejang berdecak kesal dan memutar bola matanya
"Geurae ... geurae ... benda itu adalah tusuk rambut milik eomma ku" jawab Haejang dengan berat hati
"Milik eomma mu? Kenapa jaman sekarang seperti ini masih memakai tusuk rambut seperti itu?"
"Eomma ku ..... adalah ratu pada jaman dinasti Joseon"
"Mwo? Dinasti Joseon? Haejang-ah .... kau kan berjanji akan menjawab dengan jujur. Dinasti Joseon itu sudah sejak tahun 1400"
"Sebetulnya tahun 1398"
"Yahhh sama saja"
"Tapi aku tidak bohong! Aku ini ........ anak reinkarnasi .."
"MWO???????"


-Flash Back End-

"Kau bercanda?"
"ani... aku serius"
Sehun terlihat sangat kebingungan
"aku tak mengerti.."
"orang tuaku yang sekarang adalah penganut aliran Konfusianisme generasi ke 610. Pada saat itu raja Taejong, raja yang berkuasa pada jaman dinasti Joseon dulu, sudah mengikrarkan bahwa ketiga anak perempuannya akan di reinkarnasikan pada generasi ke 400" jelas Haejang. Wajah Sehun semakin bingung dan tak percaya
"ketiga anak perempuannya yang pertama adalah Park Byulrin, kedua Park Hanra, dan yang terkahir aku" lagi-lagi Haejang menundukkan kepalanya. Dia merasa menyesal karena menceritakan hal ini pada orang asing
"Jika tubuh yang terkena arwah reinkarnasi ku mati, maka arwahku akan berpindah dan tetap terus mencari tubuh orang lain sampai aku mendapatkan jodoh yang setia. Ketika aku sudah mendapatkan jodoh, maka aku akan berubah ke wujud asliku"
"wahh.... itu akan mengganggu"
"maka dari itu... aku begitu bingung. Selama 210 tahun aku menumpang pada tubuh orang lain untuk mencari jodoh tapi aku sudah lelah dan putus asa. Aku tak sanggup lagi mencarinya"
"jika kau sudah mendapat jodoh dan dirimu mati, apakah arwahmu akan berhenti mencari tubuh orang lagi?"
"tentu saja"
terlihat Sehun yang sedang berfikir
"aku tidak percaya kalau kau ini anak reinkarnasi, kecuali jika kau memiliki bukti" tantang Sehun
"geurae... kau bisa tanya sendiri pada kedua kakakku. Aku akan membuktikannya padamu!"

***

"Annyeong jokattal...." sapa Hyunri pada Chanyeol dengan wajah yang berseri-seri
"aisshhh biasanya jika seperti ini ada maunya" gumam Chanyeol sambil memutar bola matanya namun masih bisa terdengar oleh Hyunri
"aaa jangan begitu yeol-ah.... kau ini kan keponakanku yang paling tampan dan paling baik hati. Tolong bantu aku ya...."
"aisshhhh apalagi noona??? aku ini capek setiap hari hanya mengurusimu yang ingin dekat dengan Sehun! cobalah sekali-kali kau berusaha sendiri! jangan selalu mengandalkanku!!!! asshhh"
"Chanyeol-ah... jangan begitu. Aku kan hanya sekali ini meminta bantuanmu"
"MWO??? APA KAU BILANG? SEKALI? LALU SELAMA INI KAU ANGGAP APA PERBUATANMU ITU??? HAH?????" bentak Chanyeol "aisshhh rasanya kepalaku mau pecah" Chanyeol langsung meninggalkan gomonya yang sedang mengerucutkan bibirnya itu
"geurae... kalau kau tak mau membantuku... aku akan beraksi sendiri" gumam Hyunri sambil menyipitkan mata.


"Ya!!! bocah reinkarnasi!!!" teriak Sehun dari kejauhan. Haejang menoleh sambil menyipitkan matanya
"ya!! bisakah kau sopan? jangan berteriak seperti itu! semua orang nanti akan tau kalau aku ini anak reinkarnasi" Haejang memperingatkan sambil sedikit berbisik
"ahh kkambak! mianhae Haejang-ah.. hehehe"
"ishhh..." dengus Haejang
"kau bilang kau akan membuktikan padaku kalau kau ini bocah reinkarnasi?" tagih Sehun
"kau ingin aku membuktikannya padamu?"
"eo... tentu saja! kau kan sudah berjanji padaku.."
"geurae... kita harus menunggu saat titik balik matahari jika kau ingin bukti"
"mwo? apa itu titik balik matahari? dan kapan itu terjadi?
"titik balik matahari adalah dimana saat bumi kita ini sangat miring. Jika terjadi pada 21 Juni, maka hemisfer utara bumi miring ke arah matahari dan hemisfer selatan bumi miring menjauhi matahari. Pada hemisfer utara itu disebut titik balik musim panas. Jika terjadi pada 21 Desember maka kebalikannya dan hemisfer bagian utara itu disebut titik balik musim dingin" jelas Haejang. Sehun tercengang mendengar penjelasan yeoja ini
"whoaaa kelihatannya kau tau banyak ya tentang tata surya.."
"tentu saja... ayahku kan seorang raja. Mana mungkin dia bisa menjadi seorang raja kalau tidak pintar" jawab Haejang sambil tersenyum lalu kembali menuju  ke lapangan untuk mulai latihan. Sehun tersenyum simpul lalu menyusul Haejang ke lapangan untuk ikut latihan.
"ahh.... jadi bocah itu yang sudah membuatmu sibuk dan banyak keperluan? ck..." gumam Hyunri dari kejauhan yang dari tadi memerhatikan Sehun dan Haejang mengobrol.


"Geurae... kita hari ini akan mencoba latihan bermain ganda.. karena jumlah laki-laki dan perempuan disini sama maka harus berpasangan laki-laki dan perempuan. Kau baju merah dengan yang berbaju kuning, lalu kau Luhan dengan yang berbaju biru, Sehun...."
Hyunri menatap tajam mata Joonji sunbae. Mengerti maksud Hyunri, Joonji sunbae dengan rasa was-was langsung memasangkan Sehun dengannya "Sehun... dengan Hyunri"
"mwo????" Sehun langsung membelalakkan matanya
"mm... sunbae, bisakah aku bicara sebentar denganmu?" tanya Sehun
"eo... geurae.."
"kenapa kau memasangkan ku dengannya? tidak bisakah kau memasangkanku dengan yang lain? atau dengan Haejang?" tanya Sehun dengan wajah cemas
"mianhae Sehun-ah... geundae... aku memilih berdasarkan kemampuan kalian! kemampuanmu jauh lebih baik dari Hyunri, jadi kau bisa mengajarinya" Joonji sunbae berusaha mencari alasan demi tak kena marah Hyunri. Hyunri memang sudah kenal lama sebelumnya dengan Joonji sunbae karena Joonji sunbae adalah pelatih bulu tangkis ayahnya dulu saat masih menjabat menjadi direktur disebuah perusahaan tekstil
"aishhh..." dengus Sehun.


Permainan pun dimulai. Sehun-Hyunri melawan Haejang-Luhan. Sehun bermain dengan rasa tidak ikhlas dan kesal, alhasil kelompoknya selalu ketinggalan banyak point dari kelompok Luhan-Haejang.


"Kau kenapa Sehun-ah? bukankah permainan bulu tangkis mu selalu baik? kenapa tiba-tiba sekarang jadi seperti ini?" tanya Hyunri dengan wajah yang berpeluh dan nafas yang tersengal
"ahh mungkin itu hanya kebetulan saja. Aku ini tak bisa bermain bulu tangkis" dusta Sehun. Hyunri menyipitkan matanya lalu kembali bermain
"aisshhh padahal aku ingin dia mengajariku... kalau begini aku tak mempunyai alasan supaya dia mau mengajariku. Asshhh sial!!!" gumam Hyunri dalam hati.


"Ok!!! kita break sebentar.." teriak Joonji sunbae sambil meniup peluitnya dan memberikan tanda silang dengan tangannya
"hahhh.... sial, kenapa aku harus dengan tante girang itu??" keluh Sehun yang menghampiri Luhan di kursi. Luhan tertawa sekilas
"hah... aku akan gila jika menjadi dirimu. Dikejar-kejar oleh makhluk aneh seperti itu.. hiii"
"ck... hashhh, hyungie aku nanti akan membuat film bersama teman-teman ku. Kau mau ikut tidak?"
"dengan teman-teman mu? shireo... aku kan tidak kenal dengan teman-teman mu"
"geurae... kalau begitu aku duluan ya hyung... annyeong..."
"ne... annyeong..".


'Author POV end'


'Sehun POV'


"hai..." sapaku tiba-tiba dan duduk di sebelah Haejang
"aisshhh bisakah kau tak mengagetkanku?" protes Haejang yang sedang memakai jaketnya
"hehe... temani aku ya.."
"eoddi?"
"membuat film bersama teman-temanku"
"kan sudah ada teman-temanmu. Untuk apa kau minta ku temani?"
"ya karena aku ingin..."
"aishhh shireo..."
"eitsss... kau sudah berjanji...." selaku sambil menggoyang-goyangkan telunjukku di depan wajah Haejang sambil tersenyum
"aisshhh geurae geurae...." akhirnya dia pun mengalah
"aaa kalau begitu ayo sekarang kita pergi. Teman-temanku sudah menungguku... kaja" aku menarik tangan Haejang, memaksa untuk mengikutiku.


"Isshhh sebenarnya kita mau kemana sih? kenapa tidak sampai-sampai dari tadi? aku lelah" terlihat wajah Haejang yang kelelahan. Kali ini aku merasa tak tega melihatnya. Aku pun langsung berjongkok didepannya, memberikan tumpangan
"mwo?"
"ayo naik. Kau lelah kan? lihatlah, wajahmu sudah seperti lukisan abstrak. Ppali"
"ahhh shireo...."
"sudahlah cepat naik!" akhirnya aku pun menggendongnya paksa
"aigoo... ya! turunkan aku!"
"shireo...."
"isshhh jinjja!!!".


'Sehun POV end'


'Haejang POV'


Ternyata namja ini tidak begitu buruk. Kenapa tiba-tiba jantungku berdebar-debar seperti ini? aisshhh aniya aniya!!! ini hanya efek karena aku kelalahan.
Akhirnya kami pun sampai disebuah kuil.


"Kau membuat film disini?" tanyaku sambil turun dari punggung Sehun
"ne... kami akan membuat film yang bertemakan Korea pada jaman dulu.."
Aku langsung melihat patung seorang namja tua yang berjenggot di depan kuil
"abeoji..." gumamku dan aku berjalan mendekati patung itu dan menyentuhnya
"mwo?" Sehun berjalan mendekatiku dan melihat patung ini
"apakah dia ini ayah mu?"
"mm..." aku mengangguk "apakah.... sekarang kau sudah percaya padaku?"
"hmm.... ani.. aku belum percaya. Kau harus tetap membuktikannya padaku"
aku menghembuskan nafas berat. Jika aku membuktikannya pada Sehun, aku akan teringat kembali pada eomma ku yang pada saat itu tertembak oleh anak buah Raja Yeonsangun. Dan sayangnya appa ku terlambat, eomma ku tidak bisa di reinkarnasikan dan harapan satu-satunya hanya ketiga anak perempuannya. Dengan berat hati, appa ku menusuk ketiga anaknya dengan pedang sakti yang kini berada di tanganku supaya aku dan kedua kakakku dapat bereinkarnasi
"wae? kenapa wajah mu seperti itu?" Sehun membuyarkan lamunanku
"em.... aniya.. gwaencanha" aku berusaha tersenyum sebisa mungkin
"ya! Sehun-ah! kau sudah datang? ppaliwa! kami sudah mulai dari tadi!" teriak seorang yeoja
"eoh... ne. Haejang-ah, kaja.."
"mm.." aku mengangguk dan mengikutinya masuk kedalam kuil.




"Cut!!! ok, kita break!"
"Kau lelah?" aku menyerahkan minuman penambah ion pada Sehun
"eo... gomawo..."
tanpa sadar aku tersenyum melihatnya minum dengan rakus
"sebentar lagi musim dingin, dan itu artinya desember akan segera tiba. Aku bisa menunjukkannya padamu"
"eo... titik balik matahari. Geurae.." Sehun tersenyum padaku dan aku belum pernah melihat senyumnya yang seperti ini. Biasanya yang aku lihat dia hanya tersenyum mengejek, tersenyum anak kecil, dan tersenyum setan tapi kali ini senyumnya benar-benar.... aahhh tidak bisa ku jelaskan dengan kata-kata.


"Huhh.... belum desember kenapa sudah dingin seperti ini?" ujar Sehun di tengah perjalanan kami menuju stasiun MRT. Memang benar, hawanya sangat dingin hingga menusuk tulang
"eo? turun salju?" aku melihat ke langit dan ternyata benar ini adalah butiran salju. Aku sangat tidak tahan dengan dingin alhasil aku pun menggigil kedinginan
"eo? wae? bibirmu biru.. apakah begitu dingin?" tanya Sehun, aku hanya mengangguk. Tiba-tiba saja dia menarikku ke dadanya dan mengurungku dalam jaketnya
"seperti ini akan mengurangi rasa dingin mu.." lagi-lagi Sehun menunjukkan senyumnya itu. Aku pun ikut tersenyum dalam dekapannya.


'Haejang POV end'


'Sehun POV'


Di dalam MRT pun masih terasa dingin, padahal banyak orang-orang di dalam sini. Suasana pun menjadi sunyi. Ku lihat Haejang yang duduk tenang disebelahku. Ketika sedang menoleh ke kanan, aku mencoba mencuri kesempatan dengan mencoba merangkulnya, tapi seketika itu juga Haejang menoleh lagi dan aku berpura-pura meregangkan tangan ku. Haejang terus menatapku heran.
"Aisshhhh kenapa dia harus menatap ku seperti itu?" gumam ku. Aku tak habis akal, ketika Haejang sedang mengambil handphone dari dalam tasnya, aku berpura-pura mengantuk dan menyandarkan kepala ku di bahunya, tapi...
"eo... sudah sampai" Haejang langsung berdiri dan alhasil aku terjatuh
"aigoo... aisshhh jinjja.. i yeoja.. padahal sedikit lagi" dengus ku.


***

Hari ini aku pergi ke perpustakaan untuk mencari refrensi buku. Sayangnya Luhan dan Kris hyung pergi bermain futsal dan Chanyeol hyung sedang ujian, jadilah aku sendirian ke perpustakaan.

"Sehun-ah... aaa bertemu lagi" tiba-tiba aku di kagetkan oleh suara seorang yeoja
"eo... noona.." ternyata Hyunri noona. Aku melihatnya dari atas sampai bawah. Apa apaan dia ini? memakai mini dress ketat berwarna merah? hah, benar-benar salah kostum. Aku tau dia pasti mengikutiku dan sengaja memakai baju seperti ini. Aku tidak akan tergoda...
"Sehun-ah... ayo kita jalan-jalan... aku sedang kesepian" katanya dengan nada suara yang manja dan itu menjijikkan
"em... mianhae noona..." aku melepaskan rangkulan tangannya yang sudah seperti kera yang bergelantungan di pohon
"Sehun-ah.... kau bilang hari ini akan mengajakku makan siang... kita berangkat sekarang saja, kaja..." tiba-tiba saja seorang yeoja penyelamat ku datang..
"eo... Haejang?"
"mm... nuguya?" tanya Haejang yang kini melingkarkan tangannya di tangan ku
"eoh... dia chingu gomo.." jawabku dengan menunjukkan senyum penuh kebahagiaan
"eo... annyeonghaseyo imo..." Haejang membungkukkan tubuhnya di depan Hyunri noona. Ku lihat wajah Hyunri noona yang speechless melihat kami dan tentunya merasa kesal juga karena dia dipanggil imo oleh Haejang, hahaha
"mm... dia yeoja chingu mu?" tanya Hyunri noona dengan wajah yang kesal
"ne noona.." aku pun langsung merangkul Haejang. Kali ini wajah Haejang terlihat kaget. Ah biarkan saja, demi menyelamatkan ku dari si tante girang.

'Sehun POV end'

'Haejang POV'

Mwoya??? Sehun merangkul ku? kenapa aku tidak marah? biasanya apapun yang dilakukan namja ini aku akan selalu kesal, tapi kenapa sekarang... rasanya berbeda?
"mianhae noona, aku tak bisa jalan-jalan dengan mu. Karena aku akan makan siang bersama YEOJA chingu ku.. annyeong noona..." kata Sehun dengan penekanan pada kata 'yeoja' lalu membawaku pergi
"ya!! kenapa kau bilang padanya kalau aku yeoja chingu mu?" tanya ku 'sok' kesal ketika sudah sampai di depan gerbang kampus
"kau sendiri? kenapa kau tadi tiba-tiba datang dan merangkul tangan ku? dan mengatakan kalau aku akan mengajak mu makan siang?"
"ttaemune... aku tau kau tidak suka di ikuti terus dengan yeoja itu.." jawabku asal
"hah? kenapa semua orang tau kalau aku tidak menyukainya? apakah gerak-gerikku memperlihatkan kalau aku risih dengan yeoja itu? atau...." tiba-tiba saja Sehun mendekatkan wajahnya padaku "kau selalu memerhatikan ku?"
PLETAKKK!!! satu pukulan mendarat di kepalanya
"ya! untuk apa aku memerhatikan mu? sudahlah... aku mau pulang" ucapku kesal dan berjalan meninggalkannya
"aigoo.. ya!! camkkanman! kau kan tadi yang minta aku untuk mengajak mu makan siang... kaja"
"tapi itu kan hanya modus supaya kau terhindar dari yeoja itu.."
"andwae... sekarang aku lapar sungguhan dan kau harus menemaniku. Ingat! kau masih berhutang padaku!" kali ini Sehun menunjukkan senyum setannya. Aku hanya bisa mendengus dan memutar bola mataku.
"Sebenarnya tidak terlalu buruk jalan-jalan dengannya.." batinku.


"Ahh... kenyangnya. Hmm... sudah jam 3. Kalau begitu kita sekalian saja ya menuju tempat club" ajaknya "kau membawa perlengkapan bulu tangkis kan?"
"mm.." aku mengangguk
"eh... aigoo!!! kkambakhae.... aku malah lupa membawa perlengkapannya.." kata sehun sambil menepuk jidatnya
"ck... aisshhh bagaimana kau ini? kau sendiri yang mengajak kau sendiri yang lupa.. hshhh aigoo..." aku hanya bisa geleng-geeng kepala melihat tingkah lakunya itu
"mianhae Haejang-ah... kita ambil perelengkapan ku dulu ya dirumah ku.. hehe... jangan marah Haejang-ah..."
"ckkk ishhh geurae geurae..".


"Aku pulang..." teriak Sehun sesampainya dirumahnya yang lumayan luas itu
"ayo masuk... tidak usah malu-malu..." ujarnya sambil 'sok' menunjukkan gummy smilenya
"tch... kurasa ini bukan style mu..." remeh ku
"aaa Sehun-ah.... kau sudah pulang? eo? kau membawa siapa? yeochingu?" tanya seorang yeoja paruh baya yang kelihatannya eomma Sehun yang membuatku ingin tersedak. Untungnya aku tidak sedang minum
"eoh... ani eomma, dia temanku... setelah ini kami akan langsung pergi ke club badminton. Aku hanya akan berganti baju dan mengambil raket"
"kenapa buru-buru? eomma sedang membuatkan sup ubur-ubur rumput laut kesukaan mu. Kau makan dulu saja, ajak juga chingu mu ini.." kata Eomma Sehun dengan ramah. Nada bicaranya sangat menyenangkan
"eo... tapi aku barusan makan.."
"ck... kau tidak sayang dengan makanannya? kalau menunggu sampai nanti malam sudah tidak enak, lebih baik makan disini saja ya..."
"aishhh geurae.. kalau begitu aku mau mandi sekalian saja. Kau tunggu sebentar ya.."
"mm.." aku mengangguk.

Aku melihat-lihat benda-benda di dalam rumah Sehun dan aku melihat fotonya ketika masih kecil
"hah... lucu sekali wajahnya" gumamku. Karena merasa tidak enak, aku pun menyusul eomma Sehun di dapur untuk membantunya memasak
"jogiyo..."
"eo? ada apa?"
"mm... maaf, bolehkah aku membantu memasak?"
"aaa tidak usah, kau tunggu saja di meja makan"
"ahh... aniya... aku akan membantu memasak..." aku tersenyum dan segera membantu eomma Sehun memasak makanan kesukaan Sehun itu
"aaa gadis baik..." puji eomma Sehun. Aku hanya tersenyum
"ah iya... siapa nama mu?"
"naneun Park Haejang imnida" jawabku sambil membungkukkan tubuh
"eo... Haejang? apakah.... kau yeoja chingu Sehun?"
"ahh.... aniya.... aku dan Sehun hanya berteman.." jawabku sambil tersenyum kecut
"ck.. aisshhh sayang sekali, ku kira kau yeoja chingu Sehun. Aku berharap Sehun mendapatkan gadis seperti mu"
Omona! aku yakin pasti sekarang wajah ku memerah.

"Sehun-ah... makanan sudah siap!!" teriak eomma Sehun..
"ne eomma..." ku lihat Sehun yang turun dengan mengenakan pakaian bulu tangkis serba putih
"whoaaa kelihatannya sedap.." Sehun langsung duduk di kursi makan dan mencicipi sup ubur-ubur rumput laut
"whoaaaaaa..... massitta..." ujarnya dengan mulut yang penuh
"hmm tentu saja.... yang buat kan Haejang.."
"hmm.... imo..." kataku tersipu
"eo? geuraeyo?"
"ahhh aku hanya membantu eomma mu memasak.." elak ku
"tapi dia yang mengira-ngira bumbunya... eottohke? massitta?" ujar eomma Sehun sambil tersenyum
"hmm.... neomu massitta.." jawab Sehun juga sambil tersenyum
"hahh... kelihatannya Haejang harus sering-sering kemari membantu eomma memasak untuk Sehun" goda eomma Sehun. Aku hanya berusaha tertawa.

'Haejang POV end'

***

'Author POV'

"Chingudeul... hari ini aku akan memperkenalkan kalian pada seseorang.." Jonnji sunbae membawa seorang namja
"perkenalkan, dia Zhang Yi Xing... Dia ini blasteran China-Korea. Yi Xing akan menggantikan ku selama beberapa minggu ke depan karena ada suatu hal yang harus ku selesaikan"
"annyeonghaseyo... naneun Zhang Yi Xing imnida. Kalian bisa memanggilku Lay" namja muda bernama Lay itu memperkenalkan diri
"geurae... semoga latihan kalian menyenangkan.. annyeong..." Joonji sunbae pamit dan segera pergi meninggalkan lapangan
"mm... jogiyo sunbaenim..." ujar salah satu anggota
"mm.... maaf, jangan panggil aku sunbaenim. Aku merasa aneh jika dipanggil seperti itu. Aku ini baru pertama kali menjadi tentor" sela Lay sambil menundukkan kepalanya
"whoaaa benar-benar santun... lalu kami harus memanggilmu apa?"
"panggil saja aku Lay" jawabnya dengan suara yang lembut namun berwibawa.


'Author POV end'


'Lay POV'


"Ya!!! Sehun-ah!!! tangkap ini!" teriaknya yang membuatku tersenyum
"hmm... Haejang-ssi... masihkah kau ingat padaku?" gumam ku sambil menatapnya yang sedang bercanda dengan seorang namja yang kurasa bernama Sehun.


Latihan pun usai, aku menghampiri Haejang yang sedang meneguk minuman dari botol
"Haejang-ssi?" sapaku yang tiba-tiba duduk di sebelahnya
"eo... Lay-ssi.. annyeong.." ia membungkukkan tubuh setelah menyadari kehadiranku di sebelahnya
"annyeong.... mm... kau belum makan malam kan?"
kulihat dia hanya menggelengkan kepala
"kalau begitu bagaimana kalau ku traktir makan malam ini" tawarku
"maaf... malam ini adalah jadwal makan malamnya bersamaku" tiba-tiba namja bernama Sehun itu datang pada kami dan langsung merangkul Haejang yang tampak bingung


'Lay POV end'


'Author POV'


"Eoh... baiklah Haejang-ssi, mungkin lain kali" ujar Lay sambil menunjukkan senyum khasnya lalu berjalan meninggalkan Sehun dan Haejang
"ya! Sehun-ah! kau tak boleh seperti itu dengan guru baru! kita harus menyambutnya dengan baik.." cerca Haejang lalu memanggil tentor pengganti Joonji sunbae itu. Sehun hanya mendengus sambil memutar bola matanya
"Lay-ssi... camkkanmannyo".




Sehun mengacak-acak makanannya melihat Haejang dan Lay yang begitu akrab.
"Bahagia sekali dia.." gerutu Sehun sambil memanyunkan bibirnya melihat pemandangan di depannya
"aishhh tau begini tadi aku tidak usah bilang kalau aku akan makan malam dengan Haejang. Tapi kalau tidak bilang, namja amatir ini akan mengajak Haejang makan malam juga dan bisa saja Haejang akan lebih memilih pergi bersamanya.." dengus Sehun sambil tetap mengacak-acak makanannya.




"Hyung... sore ini kau mau kemana? apa kau ada acara?" tanya Chanyeol di seberang
"ani.. wae?" jawab Luhan yang menempelkan handphonenya di telinga kanan sambil membereskan buku-bukunya
"bagaimana kalau hari ini kita kumpul bersama Kris hyung dan Sehun. Sudah lama kita tidak berkumpul"
"geurae... kau bilang saja dengan Kris dan Sehun".




"Haejang-ah.... jangan begini... aku minta maaf" Sehun terengah-engah mengejar Haejang. Haejang melirik Sehun dengan tatapan mematikan
"salah sendiri... kenapa kau berkata seperti itu tentang kerajaanku" gerutu Haejang
"geurae... geurae.. aku minta maaf, aku janji tidak akan berkata seperti itu lagi. Sekarang biarkan aku yang mengemudikan sepedanya ya..."
Haejang segera mundur ke kursi belakang, memberikan sinyal pada Sehun untuk yang mengemudikan sepedanya. Sehun terlihat sumringah dan segera berlari menghampiri Haejang.


Mereka berdua terlihat tertawa bersama-sama, berboncengan menggunakan sepeda melewati jalanan Seoul yang lengang. Tiba-tiba saja salju kembali turun dan ada angin besar yang membuat keseimbangan Sehun goyah. Mereka berdua terjatuh dan kepala Haejang membentur sebuah batu es besar yang menyebabkan dahinya berdarah
"Haejang-ah... gwaencanha?? ya! Haejang!!!" Sehun terlihat panik karena tak ada satu pun orang yang lewat sekadar menolongnya. Haejang tak sadarkan diri
"aisshhh eottohke???" tiba-tiba saja dari arah berlawanan terlihat ada mobil sedan berwarna hitam menghampiri mereka berdua
"eomma? appa?".




"Bagaimana keadaannya? apa dia sudah bangun?" tanya Seonjae yang sedang berada di ruang makan dengan cemas
"belum appa... padahal sudah 2 jam ia terbaring di kasur" jawab Sehun yang tak kalah cemas
"aigoo.... kenapa dia tak bangun juga?" wajah Yaein terlihat paling khawatir di antara suami dan anaknya.


"Mhh... eoddi.. aisshhh aigoo..." Perlahan Haejang membuka matanya dan samar-samar melihat cahaya lampu yang menusuk retina matanya
"kepalaku sakit sekali.." Haejang memegang kepalanya yang di perban akibat jatuhnya tadi bersama Sehun. Sekilas Haejang melihat foto-foto di ruangannya kini berada
"eo? ini kan Sehun, apa ini dia waktu kecil?" Haejang menyunggingkan bibirnya sejenak
"eo???? Sehun... jangan-jangan ini....." Haejang segera keluar dari kamar itu
"ahhh benar, ini rumah Sehun. Kenapa aku bisa di sini?"
"Haejang-ah... kau sudah bangun?" tanya Yaein yang segera bangkit dari sofanya dan berjalan menuju Haejang dengan wajah khawatirnya. Sehun dan Seonjae mengekor pada Yaein
"gwaencanha??" Yaein memastikan kalau tidak ada yang serius pada tubuh Haejang
"gwaencanhayo imo..." jawab Haejang dengan tersenyum untuk menunjukkan pada keluarga Oh itu bahwa dirinya baik-baik saja
"aaa.... tapi kau harus tetap istirahat... menginaplah disini semalam saja..." pinta Yaein sambil menyuruh Haejang masuk lagi ke dalam kamar Sehun
"geurae... kau menginap saja dulu disini, aku akan tidur di sofa saja.." sahut Sehun
"ahhh gwaencanha... aku pulang saja..."
"ahhh andwae andwae!! ku mohon menginaplah. Semalam.... saja.."
karena tak tega melihat wajah Yaein yang memohon seperti itu, akhirnya Haejang tak sanggup menolak permintaan Sehun dan Yaein.




"Haaa Sehun pasti senang kita bawakan DVD PS terbaru..." ujar Chanyeol sambil membolak-balik DVD game di tangannya
"eo... orang tua Sehun ada di rumah?" seru Kris sambil memasukkan kedua tangan ke dalam kantong celananya
"aa... geurae... apa lebih baik kita pulang saja..." timpal Luhan
"aisshhh hyung.... kenapa kau mendadak aneh begini. Bukankah orang tuanya sudah kenal baik dengan kita. Kita bahkan pernah menginap di rumahnya kan.."
"ahhh geurae... aku sudah terlalu lama tidak berkunjung ke rumah Sehun, jadi sedikit awkward... hehehe".
Mereka pun mengetuk pintu rumah Sehun
"ne.... camkkanmanyo..." teriak Sehun dari dalam. Ketika ia membukanya...
"kalian??????" wajah Sehun terlihat shock
"annyeong Hunnie.... kau merindukan kami? aku membawa DVD PS terbaru... ayo kita bermain di kamarmu" Chanyeol dengan gamblang menarik Sehun ke dalam rumahnya padahal sang pemilik belum mempersilakan masuk. Yaaa begitulah Chanyeol, lebih slengekan dari pada Sehun
"aaa... andwae... kita... kita tidak bisa main di kamarku" sergah Sehun cepat. Kris, Luhan, dan Chanyeol saling bertatapan heran
"emm.... karena kamarku berantakan sekali..."
"bukankah biasanya kamarmu juga seperti itu? santai saja kami sudah terbiasa dengan kamarmu itu" jawab Luhan
"aaa geundae..."
"nuguya Sehun-ah???" tiba-tiba saja Yaein menghampiri keempat namja itu
"aa.... Chanyeol, Kris, Luhan?"
"annyeong haseyo imo...." sapa mereka bertiga bersamaan
"aaa kalian pasti mau bermain bersama Sehun di kamar. Tapi maaf, sedang ada Haejang di dalam... jadi kalian bermain di ruang TV saja ya... sebentar, imo buatkan dulu minuman untuk kalian..." kata Yaein dengan nada bicaranya yang ramah. Chanyeol, Luhan, dan Kris semakin terheran-heran dengan yang di katakan Yaein barusan
"Sehun-ah... Haejang ada di kamarmu? apa yang dia lakukan? kalian..." tanya Luhan penuh curiga
"ahhh ani ani hyung!!! dia menginap semalam di sini karena dia tadi jatuh dari sepeda bersamaku ketika ada badai salju.. lalu eomma dan appa ku menemukan kami jadi eomma ku menyuruhnya untuk menginap dulu di sini sampai dia benar-benar pulih.." jelas Sehun dengan tergesa, takut jika hyung-hyungnya itu mengira yang tidak-tidak
"eohh... ku kira.."
"Haejang nugu?" tanya Kris yang di selingi anggukan Chanyeol
"dia teman kami di club bulu tangkis... katanya sih dia yeoja misterius yang waktu itu menonton konser kita saat di Gyeonggi-do.." jelas Luhan. Sehun hanya tersenyum kecut
"eo... yeoja yang waktu itu kau ceritakan?" tanya Chanyeol. Sehun hanya mengangguk pasrah
"aku tak mengerti kalian membicarakan apa..." timpal Kris
"dia yeoja yang waktu itu di museum denganku, hyung"
"eo.... geu yeoja?? aaa arasseo arasseo!" Kris teringat dengan yeoja yang waktu itu berdebat dengan Sehun di museum.


Ketiga namja itu pun akhirnya pulang mengingat hari sudah mulai senja.
"Hahh... tertidur pun wajahnya benar-benar mengagumkan.." gumam Sehun yang masuk ke kamarnya untuk memberikan makan malam pada Haejang. Sadar ada yang membuka pintu kamarnya -kamar Sehun- Haejang segera membuka matanya
"eo... Sehun-ah.. wae?" tanya Haejang dengan suara paraunya
"emm... aku membawakan makan malam untukmu.." Sehun menghampiri Haejang sambil membawakan makan malamnya dan meletakkannya diatas tubuh Haejang. Haejang menegakkan sandarannya
"ehm... aku baik-baik saja Sehun-ah... lebih baik aku ikut kalian makan saja di ruang makan"
"kami sudah selesai makan. Aslinya tadi aku ingin membangunkanmu saat makan malam, tapi kau masih tertidur jadi kuputuskan untuk tidak membangunkanmu. Sekarang kau makan di sini saja" Sehun mencoba menyodorkan sesendok bibimbab ke mulut Haejang
"aa.. maaf Sehun-ah... aku tidak terbiasa seperti ini. Aku bisa makan sendiri" tolak Haejang dan segera mengambil alih sendok yang di pegang Sehun
"geurae... kalau sudah selesai makan, panggil aku ya..." Sehun tersenyum lalu segera keluar dari kamarnya setelah ia mengacak rambut Haejang.


***
"Yeol-ah... aku sudah memutuskan untuk kembali ke Eonyang saja.. kurasa usahaku sia-sia untuk mendapatkan hati Sehun" dengus Hyunri dengan nada yang lesu
"eo?? jinjja? noona akan kembali ke Eonyang?" tanya Chanyeol meyakinkan dengan mata berbinar
"wae? kau senang aku pergi?"
"aa... ani noona... aku justru akan merasa kesepian jika tidak ada kau di rumah ini" kilah Chanyeol dengan raut wajah yang dibuat-buat
"tch..." mengerti maksud Chanyeol, Hyunri segera naik ke kamarnya dengan sebal karena besok pagi-pagi dia harus segera berangkat
"wuhuuuu!!!! Hyunri noona eobseo!!!!! ahhh i'm free!!!!!!" Chanyeol loncat-loncat bahagia sebelum akhirnya dia menjatuhkan dirinya di kasur.


"annyeong Haejang-ssi..." sapa Lay yang tiba-tiba duduk di sebelah Haejang yang sedang membaca buku filosofi lebah di perpustakaan kota
"ahh Lay-ssi... annyeong.." sahut Haejang dengan suara perlahan supaya tak mengganggu yang lain
"apa yang kau lakukan di sini?"
"eobseo... aku hanya berjalan-jalan saja. Tadinya aku ingin membeli buku, tapi aku tidak membawa uang banyak jadilah aku kemari" jawab Lay sambil merebahkan dirinya di kursi perpustakaan
"mau kopi?".


"Haejang-ssi... maaf, kalau boleh tau apa yang berada di dalam tasmu itu?" tanya Lay yang melihat sesuatu yang panjang dan berkilau dari dalam tas Haejang
"eo... i.. ini adalah pedang peninggalan ayah dan ibuku. Aku harus terus menjaga benda ini karena ini sangat berharga bagiku" jawab Haejang sambil meletakkan cangkir kopinya di meja
"tak salah lagi... memang ini benar dia.. aku harus mendapatkannya.." batin Lay dengan tampang menyeringai.


"Gomawo Lay-ssi... kapan-kapan kita jalan-jalan lagi.. annyeong..." Haejang membungkukkan badannya lalu bergegas masuk ke dalam rumah setelah melihat Lay yang telah jauh dari pandangannya
"OMO!!!" Haejang di kejutkan oleh sesosok namja yang tengah duduk di ruang tamu sambil membaca majalah
"eo... kau sudah pulang?" ujarnya dengan nada santai
"neo... kenapa kau bisa masuk ke dalam rumahku???"
"kau lupa menguncinya.."
"aigoo... kkambakhae.." Haejang menepuk jidatnya
"Sehun-ah... lalu apa yang mau kau lakukan?"
"mm... dorawa..." Sehun menyeringai lalu segera menarik Haejang keluar dari rumah
"mwo? apa yang mau kau lakukan di kuil malam-malam?" Haejang kebingungan karena Sehun mengajaknya ke Kuil Seoul Munmyo, kuil yang Sehun jadikan tempat untuk project filmnya
"Yang Mulia... perkenalkan.. je ireumeun Oh Sehun imnida.." tiba-tiba saja Sehun berlutut menghadap sebuah patung raja
"aku tak tau tentang asal-usul keluarga dinasti Joseon, geundae... sepertinya aku benar-benar telah di butakan oleh putri bungsumu yang bernama Park Haejang.." Haejang menatap aneh namja di hadapnnya kini
"aku kemari dengan rasa hormat meminta ijin kepada Yang Mulia untuk menjadikan Park Haejang pendamping hidupku selamanya. Sampai akhir hayatku, akan selalu berada di sisiku. Aku tak peduli bagaimana bentuk fisiknya nanti, aku akan dengan tulus menjaga dan selalu bersama selamanya"
Haejang tercengang mendengar ucapan namja nekat ini. Tak lama setelah itu, Sehun kembali berdiri dan kini menghadap Haejang sambil memegang kedua pundaknya
"Haejang-ya... aku sudah mendapat ijin dari appamu... jadi.. bagaimana denganmu sekarang?" tanya Sehun sambil menyunggingkan bibirnya
"Sehun-ah..." Haejang nampak tak percaya dengan semua ini. Akhirnya setelah sekian lama ia akan kembali ke bentuknya semula
"ne... aku mau..." Haejang langsung menghambur ke pelukan Sehun. Sehun menyambutnya dengan senang hati
"geundae... apa kau benar-benar mau denganku? jika nanti aku kembali ke wujud asliku dengan usiaku yang sudah 227 tahun bagaimana? pasti wajahku sudah keriput dan tidak akan menarik lagi untukmu"
Sehun langsung merangkup kedua sisi wajah Haejang
"aku kan sudah bilang.. bagaimana pun bentuk fisikmu nanti, aku tak peduli. Yang terpenting sekarang... aku sudah benar-benar mencintaimu.."
mendengar ucapan Sehun membuat Haejang tersenyum bahagia dan berhambur lagi ke dalam pelukkan Sehun
"gomawo... jeongmal jeongmal gomawo....".


"geu yeoja... aku harus cepat mengambil pedang itu. Haraboji... aku pasti akan mendapatkannya untukmu dengan begitu semua rakyat kita akan kembali menguasai Kuil Seoul Munmyo" Lay menatap sebuah guci berukuran sedang di kamarnya dengan seringai iblisnya.


"Sebenarnya kau terus bereinkarnasi seperti ini hanya untuk mencari jodoh?" tanya Sehun yang berada dalam perjalanan pulang menuju rumah Haejang
"mm... ani... sebetulnya aku terus bereinkarnasi untuk menjalankan misi dari appa.."
"mwo? misi apa?"
"Kuil Seoul Munmyo... dulu kuil itu appa dan rakyatnya yang membangun, tapi ketika Raja Yeonsangun berkuasa, kuil itu mengalami penistaan. Dia menjadikan tempat itu sebagai kandang hewan dan tempat hiburan laknat. Melihat itu, appa ku sungguh tak terima dan akhirnya terjadilah perang. Sayang sekali, eommaku tertusuk oleh prajurit Raja Yeonsangun dan appaku terlambat menyelamatkannya sehingga eommaku tak dapat di reinkarnasikan. Iba  melihat appaku, aku berseta kedua kakak perempuanku bersedia di reinkarnasikan. Akhirnya dengan berat hati appaku menusuk ketiga anak perempuannya dengan pedang yang kini berada di tanganku. Pedang sakti yang hanya boleh di miliki oleh orang-orang berhati bersih" jelas Haejang panjang lebar
"eo... hanya dengan pedang itulah kalian dapat di reinkarnasikan?"
"mm... tidak bisa dengan pedang yang lain. Karena pedang itu sudah terisi dengan cairan penyembuh milik dewa awan dan dewa hujan yang di percayakannya pada appaku"
"eo... ckckck.... berat sekali rintanganmu..."
"tapi tenang saja... kini sudah tidak ada yang tersisa lagi dari keluarga Raja Yeonsangun. Jadi pedang itu akan aman..".


Akhir-akhir ini Haejang dan Lay selalu pergi bersama-sama, Sehun begitu muak melihat kedekatan mereka berdua.
"Tch.. aku saja yang namja chingunya tidak pernah sampai seperti itu! dasar berlebihan!!!" gerutu Sehun yang melihat Haejang dan Lay sedang bercanda di sebuah kedai makanan.




"Kelihatannya kau bahagia sekali dengannya.."
"nugu?"
"Lay-ssi.."
"aaaa jadi kau cemburu?" goda Haejang dengan mata yang berbinar
"tentu saja... aku ini kan namja chingumu.."
"aku dan Lay oppa itu hanya berteman, Sehun-ah.."
"hah... kau bahkan tak pernah memanggilku oppa. Sebetulnya namja chingumu itu aku atau dia?" Sehun memutar bola matanya dan pergi meninggalkan Haejang yang hanya terpana melihat Sehun.


"Kenapa dengan wajahmu? kusut sekali?" tanya Kris yang sedang duduk di kursi komputernya
"ani hyung..." elak Sehun dengan wajah lesunya
"ayolah Hunnie... kita ini kan sudah seperti saudara, jika ada masalah katakan saja pada kami" tambah Luhan. Sehun mendengus sebelum akhirnya menceritakan apa yang terjadi
"hahaha.... jadi kau cemburu dengan Haejang?" tanya Chanyeol dengan penuh tawa
"ya hyung!!! kenapa kau malah tertawa?"
"ani.... aku hanya baru lihat saja seorang Sehun cemburu buta oleh seorang yeoja... hahhh Haejang benar-benar hebat bisa membuatmu seperti ini.. ppaksu!!!"
"geundae... aku mencurigai namja itu.."
"wae?" tanya mereka bertiga bersamaan
"aku pernah melihatnya menukar sesuatu secara diam-diam dari tas Haejang. Aku tak tau benda apa itu geundae..." Sehun terlihat berpikir sampai-sampai ia mengernyitkan dahinya
"ahhh.... benar!!! pedang itu!!!" seru Sehun tiba-tiba yang membuat ketiga sahabatnya kebingunan
"aku harus segera mencari Haejang! hyungdeul!!! maukah kau menolongku? kalian sekarang juga pergi ke Kuil Seoul Munmyo"
"wae geurae???"
"sudah cepat lakukan!!! aku nanti akan menyusul! dan pastikan kuil itu aman! tidak ada seorang pun yang memasukinya!" Sehun segera berlari meninggalkan ketiga sahabtnya yang terbengong melihat tingkah hoobaenya itu.




Hari ini adalah hari dimana titik balik matahari tiba. Dan Haejang sudah berjanji pada Sehun untuk membuktikan reinkarnasinya.
"Haejang-ah!!!! buka pintunya!!! ppali!!!" Sehun menggedor-gedor pintu rumah Haejang tak sabar
"ne... wae geurae??? kenapa memukul-mukul pintu?" tanya Haejang setelah membukakan pintu untuk namja chingunya itu
"Haejang-ah... dimana pedang itu?"
"pedang? maksudmu pedang milik appaku?"
"ne... eoddiya??"
Haejang pun mengambil pedang itu di kamarnya dan menunjukannya pada Sehun
"igo.. wae?"
"apa kau tidak mencurigai Lay?"
"Lay? ada apa dengannya?"
"waktu itu aku melihat dia menukar pedang ini dengan pedang milik ayahmu tanpa sepengetahuanmu!"
"jinjjaro?? lalu kenapa kau tidak bilang padaku?"
"aku tak punya waktu untuk menjelaskan itu! yang jelas aku mencurigai Lay! mungkinkah dia satu-satunya yang masih tersisa di keluarga Raja Yeonsangun?" tanya Sehun menyelidik
"itu tidak mungkin! keluarga Raja Yeonsangun sudah musnah akibat peperangan itu!"
"reinkarnasi?"
ucapan Sehun membuat Haejang berpikir dua kali. Mungkinkah Lay satu-satunya yang tersisa? dan dia berusaha mencuri pedang itu supaya dia bisa mereinkarnasikan keluarganya kembali?
"kita harus ke kuil sekarang!!!".




Derap langkah Sehun dan Haejang dari kejauhan membuat Kris, Luhan, dan Chanyeol was-was. Mereka ingat ucapan Sehun yang tidak boleh ada satu pun orang masuk ke kuil ini.
"Hyungdeul!!!" teriak Sehun sesampainya di dalam kuil
"ya Sehun-ah!! sebenarnya ada apa?" tanya Chanyeol cemas melihat wajah kuatir Sehun dan Haejang. Tapi tiba-tiba ada sebuah kurungan besar yang terbuat dari kayu menjatuhi Chanyeol, Kris, dan Luhan. Dan seketika itu juga mereka bertiga tak sadarkan diri
"ya!!! apa-apaan ini??"
"kau tidak akan menang nona Park Haejang.." terdengar suara berat seorang namja
"Lay-ssi... jadi benar itu kau?" kilat amarah mulai nampak di mata Haejang
"sudah beratus-ratus tahun aku mencari pedang ini dan akhirnya sekarang aku bisa mendapatkannya" nada bicaranya terdengar sengit
"apa yang kau inginkan?" tanya Haejang dengan suara dingin
"simple... aku hanya ingin kembali menguasai kuil ini bersama keluargaku"
"kau tidak bisa menjadikan tempat ini sebagai tempat laknat, YiXing-ssi"
"tentu aku bisa! aku sudah memiliki apa yang aku butuhkan! dan sekarang, aku bisa mengubah tempat ini menjadi kandang hewan!"
"tak secepat itu, manusia kotor!" tiba-tiba saja seorang yeoja yang memakai hanbok datang merebut pedang itu dari tangan Lay
"Byulrin eonni???" wajah Haejang nampak berbinar
"Haejang-ah!! cepat ikut aku!" yeoja bernama Byulrin itu segera menarik adiknya ke sebuah meja besar dari batu di sebelah patung ayah mereka
"Haejang-ah... kau harus membantuku. Tahan! ini akan sedikit sakit!" Byulrin langsung menusuk adiknya itu menggunakan pedang sakti milik ayahnya setelah menghembuskan nafas berat. Tubuh Haejang pun kini mengeluarkan sinar yang sangat menyilaukan mata. Beberapa menit kemudian, tubuh Haejang berubah pada wujud aslinya
"aku kembali??" Haejang nampak membalik-balikkan tangannya. Mmeastikan bahwa tubuh aslinya yang sekarang ini tak nampak seperti usia 227 tahun. Haejang masih nampak seperti usia 17 tahun. Dengan bentuk aslinya sekarang akan memudahkannya melawan keluarga Raja Yeonsangun yang masih tersisa itu
"Whoaaaa neomu yeppeo..." gumam Sehun melihat wajah asli yeoja chingunya itu
"kau tidak bisa mencegahku!" tiba-tiba saja Lay kembali merebut pedang itu dari tangan Byulrin. Ketiganya menggeram, merapatkan graham masing-masing. Tiba-tiba saja Lay menyemprotkan semacam cairan ke tubuh Sehun hingga membuatnya tergeletak lemah tak berdaya
"ya!!! apa yang kau lakukan padanya!?" bentak Haejang
"manusia lemah seperti mereka tak patut melihat adegan berbahay ini" seringai Lay membuat dua bersaudara itu geram
"kau tidak akan menang melawan kami! 1 lawan 2! HYAAA!!!!" Byurin langsung menendang wajah Lay. Selagai lengah, Haejang merebut kembali pedang itu yang tersungkur ke tanah. Byulrin dan Lay saling mengeluarkan jurus mereka masing-masing dan berusaha menjatuhkan satu sama lain. Lay langsung berlari ke arah Haejang dan mencoba menusuknya dengan sebuah arit. Dengan sigap Haejang menahan tangannya, Lay benar-benar kuat hingga membuat Haejang hampir terbaring di tanah namun Haejang tetap berusaha menahan tangan Lay
"kau harus mati!!!" ketika jarak antara arit yang dibawa Lay dengan Haejang tinggal 2 centi lagi, dari arah belakang Byulrin menusuk Lay menggunakan pedang itu hingga tembus ke jantungnya. Lay berteriak kesetanan dan seketika itu juga tubuhnya menghilang bagaikan anai-anai yang tertiup angin. Haejang dan Byulrin sama-sama terengah.
"Eonni?? kau berhasil??" Haejang dan Byulrin langsung berpelukan erat sambil lompat-lompat kegirangan
"geundae eonni... kau kan menusuknya dengan pedang sakti appa.. tapi kenapa dia tidak berubah ke wujud aslinya?" tanya Haejang heran
"karena aku menusuk tepat di jantungnya. Semua orang juga pasti akan mati jika di tusuk jantungnya.." keduanya terkekeh bersama
"akhirnya bertambah satu patung di kuil ini" Byukrin menunjuk patung di sebelah patung ayahnya
"MWO??? YiXing berubah jadi patung ini?" tanya Haejang tak percaya
"ne.. dia akan terus menjadi patung ini.. sekarang sudah tidak akan ada keluarga Raja Yeonsangun yang masih ada" Byulrin melihat ke arah Sehun yang terbaring tak sadarkan diri
"dia.... aku harus melupakan ingatannya tentangku... ketika dia bangun nanti kau tak boleh menceritakannya tentang aku.." Byulrin melirik adik perempuannya yang sedang berlutut memegang kepala Sehun. Byulrin memejamkan matanya lalu menutup mata Sehun dengan tangannya beberapa detik.
"Sudah... sekarang aku harus kembali ke rumah Dewa Chiryoja (dewa penyembuh)"
"aku tak menyangka kau masih memiliki kekuatan dan kemampuanmu itu eonni.."
"tentu saja... aku susah payah meminta ijin pada dewa untuk ke bumi supaya aku bisa menyelamatkanmu. Kata dewa, jika aku berhasil melindungimu dan mengalahkan YiXing, dia akan menghadiahkanku kekuatan yang aku belum pernah miliki sebelumnya.."
"whoaaaa... daebak!"
"geurae... aku harus pergi sekarang sebelum di marahi dewa. Annyeong yeo dongsaeng.." Byulrin tersenyum pada adiknya dan langsung pergi menuju langit.
"Gomawo eonni...".


***
2 months later..

"Sehun-ah, Haejang-ah... aku tak percaya kalian akan melanjutkan studi kalian di Nagoya.." ujar Chanyeol sambil menepuk pundak Sehun dan Haejang
"benar... bogosippeosseo uri hoobae..." Luhan tersenyum simpul
"semoga kalian sukses..." tambah Kris dengan suara beratnya
"ne.. gomawo hyungdeul... selama ini kita sudah merasakan sedih, senang bersama-sama. Aku pasti akan merindukan kalian" Sehun memeluk ketiga Sunbae sekaligus sahabatnya itu. Haejang hanya bisa menatap keempat sahabat itu
"Haejang-ah... kau harus menjaga Sehun! ingat! dia ini susah di atur! kau harus bersabar menghadapinya" ujar Chanyeol yang di selingi tawa dari Luhan dan Kris
"hahah... ne oppa... jika dia nakal, aku akan memukulnya. hahaha"
"baiklah... sebentar lagi pesawatnya akan datang... annyeong hyungdeul..."
"annyeong oppadeul.." Sehun dan Haejang melambaikan tangan pada Kris, Luhan, dan Chanyeol.

'Author POV end'

'Sehun POV'

Entah kapan.. pasti suatu saat aku akan memberikan kabar pada kalian semua bahwa aku dan Haejang akan menikah...

-THE END-

No comments:

Post a Comment