Blog featuring asian fanfiction and etc.

Wednesday 27 June 2012

Follower (Sequel of Mysterious) (Part 1)

Author : Haepi Hun
Title : Follower
Cast : - Luhan (Exo-M)
          - Wu Yi Fan/Kris (Exo-M)
          - Park Byulrin (author's eonni/readers)
          - Park Chanyeol (Exo-K)
          - Byun Baekhyun (Exo-K)
          - Park Hyunri
          - Park Shinhye (Actrees)
Rating : PG-13
Genre : Romance, Fantasy, Angst
Category : Chapter
_________________________________________________

1. Mysterious (1, 2-end)
2. Follower (1, 2-end)
3. Couple (1, 2, 3-end)
________________________________________________________________________________













 _________________________________________________________________________________

'Byulrin POV'

Sudah satu tahun sejak pertarungan kami dengan cicit Raja Yeonsangun itu. Chiyueui Shin (dewa penyembuh) memang menghadiahkanku kekuatan yang belum pernah aku miliki, tapi tetap saja dia tak membiarkanku untuk tinggal lagi di bumi. Lalu untuk apa aku memiliki semua kekuatanku yang hebat jika aku tetap tinggal di awan seperti ini? Kekuatanku tak akan ada gunanya di sini. Katanya jika aku tinggal di bumi, aku harus menempati tubuh orang lain seperti adikku Haejang, atau kata lainnya bereinkarnasi supaya orang tidak ada yang tau bahwa aku adalah putri Raja Taejong.

"Ck... bosan sekali di sini.. Chiyueui Shin... Kenapa kedua adikku boleh tinggal di bumi tapi aku tidak?" tanyaku pada dewa penyembuh itu
"kau ini adalah aset bagi keluargamu karena appa mu itu sangat sedih sepeninggalnya eomma mu karena Yeonsangun! Aku tak akan membiarkan asetnya ini hilang juga. Mengertilah, Byulrin-ah!" jelas Chiyueui Shin dengan suara khas kakek tua sambil mengelus-elus jenggotnya yang panjang, tebal, dan putih itu. Jika Chiyueui Shin sudah berkata seperti itu aku tak dapat menyanggah lagi. Hahhh aku harus cari cara supaya aku bisa keluar dari tempat ini.

'Byulrin POV end'

'Luhan POV'

"Huhhh sepi ya tak ada Sehun.. Kurasa aku merindukannya.. Pasti sekarang dia sedang bersenang-senang dengan Haejang" ucap Chanyeol sambil mengocok kartu pockernya tak menentu
"ne.. aku juga merindukannya... kapan ya dia pulang?" tambahku yang hanya di sambut dengusan 'ikut merasakan rindu' oleh Kris.


Musim semi di bulan Maret ini membuat tumbuh-tumbuhan di sekitar daerah Hongdae nampak bermekaran indah. Aku berjalan-jalan tak tentu arah hanya sekedar menghilangkan pening di kepalaku sepeninggal Sehun ke Jepang. Aku tau memang masih ada Chanyeol dan juga Kris, namun aku sudah menganggap Sehun seperti adik kandungku sendiri, sungguh membosankan tak ada dirinya.

Kini aku menjadi seorang guru pelatih vocal di sebuah tempat kursus vocal. Aku mulai mencari pekerjaan karena kuliahku hampir selesai dan aku harus bekerja. Ba ba (ayah) ku bilang, aku harus mandiri di negeri orang. Aku selalu mengingat perkataan ba ba.

**

"Saem.. ajarkan aku bagaimana caranya mengatur chest ketika bernyanyi. Aku masih belum bisa"
"ahh kau ini begitu saja tidak bisa.."
aku hanya tersenyum mendengar ocehan para muridku. Aku pun menghampiri muridku yang bertanya tadi dan mengajarinya.

Xiàng ài shàng jī qì ài shàng nǐ
SHE’S MA MA MA MA MACHINE
SHE’S MA MA MA MA MACHINE

Handphoneku berdering. Aku melihat caller ID 'Ba ba' aku segera mengangkatnya
"Ni hao, ba? (halo ayah?)"
"Luhan... ni hao ma? (bagaimana kabarmu?)" tanya ayah Luhan di seberang
"hao ma, ba.. (baik, ayah) ayah sendiri bagaimana?"
"wo ye (aku juga) Luhan, apa kau sudah mendapat pekerjaan? sebentar lagi kau kan akan lulus kuliah.. apalagi grup musik bersama teman-temanmu itu sudah tidak eksis lagi"
"shi, ba (sudah, ayah) aku menjadi seorang guru vocal di sebuah tempat kursus vocal. Tidak apa kan ba jika aku hanya menjadi seorang guru vocal?" tanyaku dengan nada menyesal
"queding (it's ok) tapi berusahalah lagi supaya kau bisa menjadi yang lebih dari seorang guru vocal.."
"shi (iya), aku pasti akan berusaha, ba"
"shi (baiklah), ba ba banyak keperluan. Nanti ba ba telefon lagi.. ni hao.."
"ni hao..".

Sepulang mengajar, tiba-tiba Han jaebiinim  -menejer tempat kursus vocal- memanggilku
"Luhan-ssi... ada seorang temanku yang ingin bertemu denganmu.." katanya to the point
"nugusseyo, jaebiinim?"
"dia adalah Lee Sooman. Kau pasti tau kan? pemilik agensi yang sudah sukses membuat banyak penyanyi hebat di Korea hingga internasioal"
"eo... ye, arasseoyo"
"nah... besok siang kau temui dia di Hendel & Gretel.."
"ye.. algesseumnida jaebiinim.." aku pun segera keluar dari ruangannya. Seorang Lee Sooman memintaku menemuinya? ada apa ini? semoga ini pertanda baik.

'Luhan POV end'

'Author POV'

Setelah selesai mandi dan berganti baju, Luhan mematut dirinya di cermin
"Hari ini aku akan bertemu dengan orang penting. Penampilanku juga harus ok! nah... sudah.. hahh tau kah kau, Luhan? dirimu benar-benar mengagumkan! sangat... tampan" ucapnya pada pantulan dirinya di cermin. Luhan segera berjalan keluar rumah kontrakannya dan mencari bus.
Sampailah ia di cafe Hendel & Gretel, cafe milik Yesung member Super Junior itu.

"Luhan-ssi?"
"ye...".



"WOHOOOOO!!!! AKU MENDAPAT PEKERJAAN BAGUS!!!!" teriak Luhan pada Chanyeol dan Kris sesampainya di basecamp mereka, di gedung bekas rumah makan yang berada di belakang kampus mereka
"mwoya??"
"tadi aku bertemu dengan Lee Sooman, kalian tau kan? si pemilik agensi SM entertainment"
"geureom?"
"dan dia menawarkanku untuk menjadi pelatih vocal penyanyi solo barunya..."
"nuguya? dia mengeluarkan penyanyi lagi?" tanya Chanyeol sambil membulatkan matanya
"ne.. namanya Byun Baekhyun.. aku juga tidak tau siapa dia, tapi yang jelas sekarang pekerjaanku sejajar dengan Jonte Moaning, Lurieanne Gibson, dan koreografer artis Hollywood lainnya yang digandeng oleh SM entertainment untuk melatih para penyanyi mereka" ucap Luhan dengan mata berbinar, membayangkan dirinya nanti akan bersanding dengan pelatih Beyonce dan Lady Gaga itu
"wahh... cukha hyung!!! jangan lupa traktir ya!!" sahut Chanyeol yang di selingi senyuman oleh Kris.


 "Annyeong haseyo... jega Luhan imnida... aku pelatih baru vocal anda.. bangapseumnida" Luhan membungkukkan tubuhnya ketika memperkenalkan diri di depan seorang penyanyi solo baru, Byun Baekhyun
"eo.. annyeong haseyo... Je ireumeun Byun Baekhyun imnida... mm... tapi bisakah kita menggunakan bahasa informal? aku merasa kaku jika harus berbicara dalam bahasa formal. Lagi pula kita akan sering bertemu, tidak nyaman jika harus terus-terusan memakai bahasa formal" jawabnya dengan rentetan kalimatnya
"eo.. ne... lalu aku harus memanggilmu apa?"
"panggil saja aku Baekhyun.. tapi jangan pakai ssi, karena itu termasuk dalam bahasa formal" keduanya tertawa
"aku panggil Luhan sunbae ya..."
Luhan hanya mengendikkan bahu sambil tersenyum.

Hari ini adalah hari pertama Luhan melatih vocal Baekhyun. Luhan begitu menikmati pekerjaan barunya ini. Menurutnya, Baekhyun adalah orang yang ramah dan seru juga humoris.

'Author POV end'

'Byulrin POV'

Akhirnya dengan berbagai rayuan maut, bisa juga aku meluluhkan hati Chiyueui Shin. Akhirnya aku bisa tinggal di bumi lagi. Ahh tapi Chiyueui Shin tak membekaliku apa-apa, katanya..
"Aku sudah memperingatkan kau untuk tidak tinggal di bumi! Jika kau bersi keras ingin menuruti kemauanmu itu, pergilah! Aku tidak akan melarang lagi! Tapi aku tak akan membekalimu apa pun! Masih baik aku menghadiahkan kekuatan-kekuatan itu padamu sebagai modal untukmu hidup di dunia serba modern itu. Ingat! Bumi yang sekarang berbeda dengan bumi di jamanmu!"
hahh... masa bodoh, yang penting sekarang aku sudah bebas lagi. Toh masih ada Haejang yang akan membimbingku hidup di bumi yang sekarang sudah jauh berbeda dengan bumi yang dulu ini.

"Ahh... waktu itu aku kan pernah sekali melihat rumah Haejang dari atas awan.. aku akan mengunjunginya ke sana" dengan langkah ceria aku berjalan menuju rumah Haejang.

Tok..tok...tok...

"Hmm... kenapa Haejang tak membukanya?"

Tok...tok...tok...

"aisshhh kemana bocah ini?"

Sudah berjam-jam aku menunggu Haejang, tapi dia tak kunjung membukakan pintu. Perutku sampai keroncongan begini.

"Ahhh lebih baik aku mencari sesuatu untuk di makan .."

'Byulrin POV end'

'Luhan POV'

Aku menghirup aroma topokki dan kimbab dari plastik yang ku bawa. Ya, makanan ini akan menjadi menu makan malamku. Ketika aku sedang berjalan menuju rumah, tiba-tiba saja plastik makananku terasa berat. Aku tak dapat menariknya, sulit sekali. Aku pun menengok untuk mencari tau apa penyebabnya.
"OMO!!!!" aku terlonjak melihat seorang yeoja dengan pakaian hanbok mengendus-endus makananku dan mencoba mengambilnya. Aku menatap yeoja aneh ini dengan tatapan aneh juga
"nu.. neon nuguya???????" tanyaku atau lebih tepatnya membentak pada yeoja ini
"mm... apa yang ada di dalam karung ini? apakah makanan?" tanya yeoja ini sambil mencoba melihat isi di dalam plastikku
"tch... bahkan dia menyebut plastik makananku dengan karung???" batinku
"ya!!! neon nuguya??? pergi kau!!!!" bentakku lagi yang membuat yeoja ini tersentak
"mianhaeyo... geundae, aku sangat lapar. Maukah kau memberiku sedikit dari makananmu ini?" tanyanya dengan wajah polos
"beli sendiri saja sana! kenapa harus memintaku? tch dasar yeoja aneh" pekikku
"beli? tapi aku tak mempunyai barang untuk ditukar dengan makanan"
"ha? apakah yeoja ini hidup di jaman Firaun? atau Cleopatra? kenapa di jaman modern seperti sekarang ini masih menggunakan sistem barter?" gumamku dalam hati yang masih menatapnya aneh
"isshhh..." aku pun dengan terpaksa memberikan setengah dari kimbabku pada yeoja ini. Di sisi lain aku juga merasa iba, tapi yeoja ini sangat aneh. Aku takut kalau dia ini adalah orang gila yang terobsesi ingin hidup di jaman bahola
"igo... sudah sana! pergi!!!" ketika di beri makan pun, yeoja ini dengan lahapnya memakan kimbab yang ku beri. Kasihan sekali, apa dia tak pernah makan? Aku pun segera berlari meninggalkan yeoja aneh ini. Aku tak memedulikan teriakannya yang memanggilku.

"Hahh.... akhirnya sampai juga di rumah.. huhh, meskipun aku harus kehilangan setengah kimbabku untuk orang gila itu. Tapi tak apalah, tak ada salahnya sekali-kali berbagi dengan orang lain, siapa tau aku akan mendapatkan balasan yang setimpal.." aku segera membuka belanjaan makananku. Seusai makan, seperti biasa aku mencuci wajah dan gosok gigi untuk bisa menikmati kasurku yang nyaman.

"Haaaa, melepas penat setelah seharian sibuk di kasur itu rasanya nyaman sekali..:" aku merebahkan tubuhku di kasur sambil memejamkan mata. Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan benda kecil di jendela kamar mandi kamarku. Karena penasaran aku pun berjalan menuju kamar mandi, mencari tau penyebab suara itu
"malam-malam begini siapa yang melempari jendelaku dengan kerikil?" aku pun segera membuka jendela dan melihat ke bawah. Terlihat sesosok manusia yang sedang berjongkok membelakangiku sedang melempar-lempar kerikil ke belakang sehingga tanpa sadarnya mengenai jendela kamar mandiku. Karena hari sudah gelap, aku memicingkan mata untuk memperjelas penglihatan pada orang itu.
"Eo... jeo... yeoja aneh itu lagi??" pekikku yang membuat yeoja itu menoleh ke belakang. Melihatku yang sedang memerhatikannya, yeoja itu langsung melambaikan tangannya padaku seperti anak kecil dengan tersenyum lebar dan tentunya masih dengan posisi jongkoknya. Cepat-cepat aku menutup jendela kamar mandiku lagi. Aku bergidik dan segera menuju kasurku untuk tidur.



"Hooaaammm... jam berapa ini? eo? masih jam 6 pagi? tumben aku terbangun sebegini pagi? hahhh mungkin ini perintah tuhan supaya aku berolah raga dan membereskan rumah" aku segera turun dari kasur dan meregangkan otot-otot tubuhku setelah semalaman bermesraan dengan kasurku yang empuk. Aku berniat membuka pintu untuk mengambil koran pagi dan susu yang diantar oleh pengantar susu langgananku
"OMO!!! OMO!!!" aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Aku tersentak melihat yeoja aneh itu malah tertidur di depan rumahku
"aisshhh jinjja... ya!!! ya!!!! ireona!!! ya!!! ireona!!!" aku menepuk-nepuk lengannya
"isshh kenapa tak bangun juga? apa dia mati?" aku menepuk-nepuknya lagi, kali ini aku tak menepuk tangannya melainkan pipinya
"omona, tubuhnya panas sekali... apakah dia sakit? aisshhh kenapa juga tidur di luar rumahku seperti ini? merepotkan saja.." tak tega melihat yeoja ini, aku pun membawanya ke dalam rumahku dan membaringkannya di sofa
"haisshhh sepertinya rencana bersih-bersihku akan terhalang oleh yeoja aneh ini.. ahh sial!" rutukku sambil memandang yeoja ini dari kaki sampai kepala. Aku pun mengambil termometer, baskom yang berisi air panas, dan handuk kecil
"omo... panasnya tinggi sekali" aku melihat air raksa pada jarum termometer yang hampir mendidih itu saking panasnya tubuh yeoja ini. Aku langsung mengompresnya dengan air panas
"mhh..." yeoja ini melenguh. Sepertinya dia terbangun karenaku
"eo... naega eoddiya?" tanya yeoja itu dengan suara parau
"kau di rumahku..." jawabku dingin
"eo... neo... kimbab! ahhh benar! kau kimbab!" tudingnya dengan nada bicaranya yang ceria. Aisshh sakit saja masih bisa seperti ini
"ya!! namaku bukan kimbab! kau pikir aku ini gulungan nasi telur dengan rumput laut kering, ha?" protesku. Yeoja ini tetap cengar-cengir menatapku..
"apa yang kau lakukan padaku?" tanya yeoja ini setelah sadar apa yang terjadi pada dirinya sekarang
"aku mengompresmu. Tadi aku menemukanmu tidur di luar rumahku dan tubuhmu sangat panas! Kau ini gila atau apa? Kenapa nekat tidur semalaman di halaman rumahku? Aku kan jadi harus merawatmu sekarang karena sakit! Dasar! Merepotkan saja!" rutukku kesal
"mianhaeyo... sebenarnya aku menunggumu.." ungkapnya
"gidarilkkayo? muoseul gida?"
"aku ingin memintamu supaya aku bisa.... tinggal di rumahmu.."
"MWO????" sentakku. Sepertinya yeoja ini benar-benar tidak waras. Sudah meminta makanan, tidur di halaman rumah, dan sekarang meminta untuk tinggal di rumahku? Sungguh gila yeoja ini
"andwae!!! Seenaknya saja kau! Kau pikir kau siapa? Kerabatku? Ibuku? Aku bahkan tak pernah mengenalmu!" bentakku
"jebal... aku tak punya siapa-siapa disini.. Chiyueui Shin tak memberikan bekal apapun padaku.. kumohon biarkan aku tinggal bersamamu sampai aku mengerti tentang jaman modern ini.." katanya dengan raut wajah yang tak pernah ia tunjukkan sebelumnya
"mwo? Chiyueui Shin? Kau ini bergurau ya? Kau pikir kau bisa berkomunikasi dengan dewa penyembuh itu? ada-ada saja kau.." balasku dengan tertawa mengejek
"aku serius... aku ini putri Raja Taejong..."
"mwo? Siapa lagi itu?"
"kupikir orang-orang di jaman modern itu pintar. Ternyata sejarah tentang Raja Korea saja tak mengerti.." ejeknya
"ya! Jika aku belajar aku juga mengerti sejarah Korea! Tapi aku ini bukan orang Korea! Aku ini orang China! Tentu saja aku tak mengerti sejarah Negara Korea!" aku membela diri. "Camkkan!!! Kau bilang kau putri Raja Taejong?" tanyaku lagi begitu sadar atas ucapannya tadi. Yeoja ini hanya mengangguk. Aku segera mengambil buku sejarah Negara Korea yang berada di kamarku dan dengan sigap kembali duduk di sofa di mana yeoja itu terbaring
"ya!! Kau jangan bercanda denganku! Memang aku akan secepat itu percaya padamu? Jelas-jelas kau hidup di jaman sekarang! Mana mungkin kau putri Raja Taejong? Seharusnya jika kau putri Raja Taejong, kau sudah mati sekarang dan jasadmu berada di sebelah makam ayahmu itu"
"tapi aku benar... aku tidak berbohong, aku memang putri sulungnya"
"hahah... memang siapa namamu?"
"Park Byulrin.."
"coba saja ya sampai silsilah keluarga di kerajaan ini tak ada yang bernama Park Byulrin.."
aku pun segera membuka buku sejarah Korea dan membuka masa-masa pada Dinasti Joseon. Aku melihat ada silisah keluarga Raja Taejong dan.... aku melihat ada nama Park Byulrin tertera di sana
"omona..."
"bagaimana? aku benar kan?" kata yeoja ini sambil melipat tangannya di dada
"ahh... aku masih belum percaya... ini kan putri dari Raja Korea, banyak orang tua yang memberikan anaknya nama itu supaya seperti anak pemimpin Korea pada jaman dulu itu.."
kulihat yeoja yang mengaku bernama Byulrin ini bersungut setelah mendengar pemaparanku
"ck... aku punya satu bukti lagi bahwa aku ini benar putri Raja Taejong.." yeoja ini menurunkan sedikit hanboknya di bagian lengan
"ya!! ya!! apa... apa yang mau kau lakukan?" tanyaku gugup sambil membelalakkan mata. Takut yeoja ini berbuat yang macam-macam
"lihat ini! Aku memiliki tato yang menggambarkan kerajaan kami pada jaman dulu... bandingkan saja dengan yang sekarang! Pasti berbeda! Ini appa ku yang membuat sebagai tanda bahwa aku ini anaknya"
aku mengedipkan mataku beberapa kali
"apa benar? kau tidak berbohong?" tanyaku lagi menyelidik
"tentu saja. Apa untungnya aku berbohong padamu?"
"ahhh aku masih belum percaya... coba kau ceritakan mengenai sejarah Dinasti Joseon.." tantangku. Yeoja ini pun dengan lantang menceritakan dari mulainya Dinasti Joseon hingga peperangannya dengan Raja Yeonsangun. Aku membandingkannya dengan buku sejarah terlengkap seKorea dengan yang di ucapkannya
"whoaaa... kau... kau benar-benar menceritakannya secara detail. Bahkan ada yang tidak di ceritakan di buku sejarah ini, padahal ini adalah buku sejarah terlengkap dan terpercaya di Korea.."
"tentu saja... aku ini kan putri Raja Taejong.."
"ckckck... sepertinya sedikit-sedikit aku mulai mempercayaimu..."
"benarkah?"
"sedikit!!!" jawabku dengan penuh penekanan
"kalau begitu aku boleh ya tinggal bersamamu... aku sama sekali tak tau tentang jaman modern sekarang ini.."
"kenapa kau harus memintaku? Kenapa tidak orang lain?"
"nanti kalau aku meminta orang lain, orang lain itu juga akan berkata 'kenapa harus memintaku? kenapa tidak meminta yang lain?' sama saja kan?"
aku berpikir lagi
"hmm... benar juga... geundae... ada syaratnya jika kau mau tinggal disini"
"jinjja?? marhaebwa marhaebwa!!! aku pasti akan melakukannya..." wajahnya nampak berseri-seri
"kau harus membersihkan rumahku! Cuci semuanya yang terlihat kotor! Dan kau harus memasak untukku!"
"apa kau bilang? memasak? geundae... aku tidak bisa memasak..."
"aku tak peduli.. kau sudah berjanji, dan sekarang aku harus bekerja.." aku pun pergi meninggalkan Byulrin yang termangu, menuju kamar mandi.

'Luhan POV end'

'Author POV'

Baekhyun terlihat sedang menata rambutnya ketika Luhan datang
"mm.. Sunbae, kau sudah datang?"
"ne... maaf, aku sedikit terlambat. Tadi ada urusan mendadak" ucap Luhan sambil meletakkan tasnya di atas meja ruangan khusus untuk Baekhyun berlatih vocal
"geurae.. mari kita mulai.."
mereka pun memulai latihan. Setelah 2 jam berlatih, mereka pun memutuskan untuk berhenti sejenak untuk makan siang di rumah makan dekat gedung SM Entertainment.

"Eo... Baekhyun-ah.. kau disini?" sapa seorang yeoja yang melihat Baekhyun sedang makan bersama Luhan
"eo.. Hyunri noona.. annyeonghaseyo... kau juga kemari?" Baekhyun menoleh dan menyapa yeoja yang ternyata Hyunri
"mm... ne, kebetulan ya.. eo... kau, temannya Chanyeol kan?" pandangan Hyunri kini berpindah pada Luhan
"ne... kau pasti gomonya Chanyeol itu kan?" tebak Luhan
"ahaha, ne, benar. Tapi tak perlu memanggilku gomo.. aku ini masih muda" canda Hyunri
"eo... memang berapa usiamu?"
"aku ini hanya 2 tahun di atas Chanyeol.."
"eo... berarti sama denganku, senang bertemu denganmu" kata Luhan sambil membungkukkan tubuhnya
"noona... bukankah para trainee hari ini sedang liburan ke Jeju? kenapa kau tak ikut?" tanya Baekhyun sambil menyantap omeletnya
"eo... kau trainee SM?"
"ne Luhan-ssi.. mm.... aku sedang ada urusan Baekhyun-ah.."
"eo....".

'Author POV end'

'Byulrin POV'

"Isshhh kenapa rumah ini berantakan sekali sih??" gerutuku melihat buku, baju, dan lain-lain berserakan di mana-mana
"hmm.... eo, benda ini sangat berdebu... dia bilang jika ada benda yang kotor harus di cuci.. hmm baiklah, aku akan mencuci benda ini.." ujarku sambil membawa benda berbentuk kotak berwarna putih itu ke tempat cucian

'Byulrin POV end'

'Luhan POV'

"Aku pulang..." aku meletakkan sepatu di rak. Kini aku tak tinggal sendirian lagi, jadi aku harus memberi salam ketika masuk rumah
"eo.. Han-ah.., kau sudah pulang?" tiba-tiba saja Byulrin muncul di depanku dengan wajah ceria dan masih mengenakan hanboknya. Hahh yeoja ini, apa dia tak pernah mandi? kenapa memakai pakaian itu terus?
"wae?" tanyanya yang melihatku menciumi aroma tubuhnya
"kau bau sekali... kau tak pernah mandi?" tanyaku sambil menutup hidung. Ku lihat dia mencium tubuhnya sendiri lalu menggeleng
"aku... tidak tau dimana kamar mandinya.."
"isshhh jinjja... ayo kemari.." aku segera menarik  tangannya
"ini kamar mandinya..." tunjukku ketika sudah sampai di kamar mandi
"whoaaa... ini kamar mandi? tapi mana airnya?" tanyanya sambil melihat takjub kamar mandiku
"kau tinggal memutarnya seperti ini dan... airnya keluar..." terangku sambil memutar shower yang ada di atas bathup
"whoaaa.... ajaib... benda apa ini? kenapa bisa ada air di dalamnya?" tanyanya sambil memukul-mukul shower. Aku tersenyum melihat tingkah laku yeoja ini
"ini namanya shower. Dan ini namanya bathup. Kau bisa berendam dengan ini. Lalu ini closet, tempat kau buang air. Tak perlu menyiramnya berkali-kali dengan air karena kau tinggal memutarnya seperti ini dan... bingo! air keluar.."
"whoaaa... daebakida!!!... ppaksu!!!" katanya girang sambil bertepuk tangan seperti anak kecil.

Aku kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas pemberian dosen.
"hmm.. dimana laptopku ya?" aku mencari laptopku di tumpukan buku-buku, tapi tak ku temukan
"aisshh... Byulrin-ah... kau tadi membereskan kamarku?" tanyaku pada Byulrin yang sedang memencet-mencet remot TV ku. Ia mengangguk
"lalu dimana laptopku?"
"laptop? benda apa itu?" tanyanya dengan wajah polosnya
"aishhh benda berbentuk kotak berwarna putih? kau letakkan dimana?" tanyaku lagi
"eo.. itu, aku mencucinya. Karena kau bilang harus mencuci semua yang terlihat kotor.. aku pintar kan?" jawabnya dengan tersenyum lebar sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri dengan jempolnya
"MWO??? kau... kau mencucinya?" aku membelalakkan mataku tak percaya. Bagaimana mungkin dia mencuci barang elektronik mahal seperti itu. Ashhh jinjja
"mm..." angguknya
"lalu dimana laptopku sekarang?"
"ku jemur di tempat pakaian.."
"MWO???" aku langsung berlari menuju tempat jemuran
"aa... jinjja..." lenguhku hampir menangis melihat laptoku tergantung indah di atas tali jemuran
"laptop kesayanganku..." aku berjalan perlahan mengambil laptop Apple ku itu
"laptopmu sekarang sudah bersih.. hihihi..." ujarnya  yang berdiri tepat di belakangku
"YA!!! NEO MICHYEOSSEO???" bentakku yang membuatnya tersentak. Membuat wajah cerianya luntur
"wae?? aku.. aku hanya melakukan apa yang kau ucapkan.." jawabnya dengan takut-takut
"INI BENDA MAHAL!!! DAN BENDA SEPERTI INI TAK BOLEH TERKENA AIR! APALAGI SAMPAI DICUCI!!! ARASSEO???!!!" setelah puas memarahinya aku kembali ke kamarku dengan membawa laptop kesayanganku yang sudah rusak total ini.

'Luhan POV end'

'Author POV'

"Ck... aisshh padahal semua tugasku ada di sini... apa yang harus ku lakukan?" rutuk Luhan sambil mengacak-acak rambut, meratapi nasibnya yang pasti akan kena semprot Young Seonsaengnim
"Han-ah.." Byulrin membuka pintu kamar Luhan perlahan
"mau apa lagi kau?" tanya Luhan dingin sambil menatap tajam ke arah Byulrin yang memasang wajah menyesal
"apa benar-benar rusak?" tanyanya takut-takut
"menurutmu?? jika tidak rusak aku tak mungkin frustasi seperti ini.."
"mmm.... mungkin aku bisa memperbaikinya"
"mwo? memperbaiki? shower saja kau tidak tau, mana mungkin kau bisa memperbaiki benda ini... andwae.. nanti malah kau menghancurkannya.."
"biar ku coba... mungkin aku bisa.." Byulrin segera mengarahkan tangan kanannya ke laptop itu
"nah... sekarang coba kau nyalakan.."
Luhan tertawa sekilas dengan maksud mengejek
"apa yang kau lakukan? kau pikir kau bisa hanya dengan mengarahkan tanganmu seperti itu bisa memperbaiki kembali laptopku yang rusak total?"
"coba saja kau nyalakan.. mungkin bisa..."
Luhan menatapnya aneh dan mencoba menyalakan laptopnya
"mwo??? menyala lagi?" pekik Luhan tak percaya karena laptopnya sudah benar kembali
"kau... bagaimana kau melakukannya?"
"Chiyueui Shin menghadiahkanku kekuatan sehingga aku bisa membantu orang-orang yang berada di dekatku..." ucap Byulrin jujur
"eo... jadi... kau benar-benar, putri raja Taejong yang bisa berhubungan dengan para dewa?"
"mm... selama ini aku tinggal di awan bersama para dewa dan dewi. Sebetulnya aku ingin sekali tinggal di bumi seperti kedua adikku, tapi Chiyueui Shin tak membiarkanku tinggal di bumi. Katanya dia takut kalau terjadi apa-apa denganku.."
"kedua adikmu... juga masih hidup? dan... tinggal di bumi?" tanya Luhan menyelidik
"ne... namanya Park Haejang dan Park Hanra.."
"Mwo? Park Haejang?"
"ne... wae? kau mengenalnya?"
"mmm.... namanya sama seperti kekasih temanku yang bernama Sehun.. ahh tapi nama Park Haejang itu kan banyak di Korea" aku hanya tertawa lebar mendengar ucapanku sendiri.

'Author POV end'

'Luhan POV'

Hari ini aku berniat mengajak Byulrin jalan-jalan ke mal. Aku akan memperkenalkan budaya modern saat ini padanya.

Tok... Tok... Tok...

terdengar sebuah ketukan pintu dari luar
"Byulrin-ah... coba kau bukakan pintu untuk tamu itu" perintahku karena aku sedang merapihkan buku-buku. Setelah rapih, aku menuju ruang tamu untuk melihat siapa yang bertamu
"eo.. Chanyeol?" kulihat Chanyeol yang sedang berdiri di ambang pintu dengan wajah bingung berhadapan dengan Byulrin. Aku langsung menyuruhnya duduk dengan rasa was-was
"mm.. Byulrin-ah... tolong buatkan minum ya.."
"ne Han-ah..." jawabnya riang lalu berlari ke arah dapur
"jeo yeoja... nugu?" tanya Chanyeol menyelidik. Karena bingung mau menjawab apa, aku pun memutar bola mata untuk mencari jawaban
"emm... dia... dia.... pembantu baruku.."
"apa itu pembantu?" tiba-tiba saja Byulrin sudah berada di hadapan kami sambil membawa 2 gelas jus jambu. Cepat sekali anak ini
"eo... Byulrin-ah... mm... lebih baik kau cepat ke dapur dan memasak ya..." kataku grogi sambil mendorongnya untuk pergi ke dapur
"eo... geundae... kau bilang kita akan jalan-jalan ke mall?"
"eo... itu... nanti saja... aku sedang ada tamu..."
Byulrin pun langsung pergi ke dapur. Entah apa yang akan dia lakukan. Aku berharap dia tidak akan membakar rumahku. Aku kembali duduk dengan rasa bingung
"hah... aneh sekali pembantumu... benar dia itu pembantu?" tanya Chanyeol lagi
"geureom..."
"tapi kenapa dia terlihat akrab sekali denganmu? dia memanggilmu Han-ah? dan dia bilang kau akan mengajaknya ke mall?"
"eo... jeo... emm... aku memang ingin mengenalkan Seoul padanya. Yahhh maklum saja, dia ini kan orang desa yang tak tau seluk-beluk ibukota.. Jadi aku berbaik hati ingin mengajaknya jalan-jalan.." kilahku sambil menghembuskan nafas lega
"eo... geundae.. tak salah dia jadi pembantu? wajahnya bahkan tak kalah cantiknya dengan Yoon Eunhye" ujarnya "hyung... kau... mendapatkannya dari mana? siapa tau aku juga bisa mempunyai pembantu yang seperti itu juga.." katanya yang kali ini mengecilkan suaranya dan mendekatkan wajahnya padaku
"aisshhh dasar mata keranjang" aku memukul kepalanya pelan. Kami pun tertawa dalam sejuknya Minggu pagi.

"Byulrin-ah... Omo omo!!!!" aku terkejut melihat Byulrin yang wajahnya sudah penuh dengan cairan hitam
"Han-ah..."
"ya! apa yang kau lakukan? kenapa wajahmu seperti itu?"
"tadi aku mencoba ingin memasak cumi-cumi, tapi ketika aku memencetnya tiba-tiba keluar cairan hitam dan mengenai wajahku.." ujarnya sambil menarik sudut bibirnya ke bawah
"hahaha.... wajahmu sudah seperti canvas! ayo kita bersihkan wajahmu itu! kau mau ke mall seperti itu?" aku langsung menarik tangannya untuk mengikutiku menuju kamar mandi.

"Nah... sudah selesai.. sekarang ayo kita berangkat ke mall.." ajakku
"yeeeyyy!!! ke mall!!!" serunya sambil mengangkat tangan ke atas bak anak TK yang akan di ajak pergi ke kebun binatang
"aisshhh tai keaile... (so cute)" gumamku melihatnya bertingkah seperti anak kecil.

'Luhan POV end'

'Byulrin POV'

Aku memasuki sebuah gedung besar yang berisi banyak orang-orang
"Whoaaa tempat ini besar sekali..." aku melihat seisi gedung ini takjub. Banyak tempat-tempat  yang berisi dengan pakaian, makanan, bahkan benda-benda asing yang tak pernah kulihat sebelumnya ketika bersama appa dulu
"kau suka?" tanya Luhan. Aku mengangguk semangat dengan pandangan mataku yang tetap menjelajahi seisi gedung ini
"Byulrin-ah... kau tunggu di sini sebentar! jangan kemana-mana! aku hanya akan mengambil uang sebentar"
"eo.." aku tetap mengitari gedung ini dengan mataku, masih takjub melihat gedung sebesar dan semewah ini
"eo... apa itu?" aku menghampiri sebuah tempat yang serba berwarna pink
"whoaaa apa aku boleh mencobanya?" tanyaku pada seorang yeoja memakai baju putih
"eo.. geurae agassi..."
aku langsung mencicipi buah strawberry yang di lapisi oleh cairan berwarna coklat dan pink
"whoaaa massitta..." aku tersenyum gembira mencoba makanan yang tak pernah ada di kerajaan dulu maupun di kerajaan awan
"satu tangkai strawberry coklat 2000 won" ucapnya
"mwo? geurae... aku mau ini.."
"berapa tangkai?"
"emmm... semuanya..." jawabku sambil masih asik menikmati strawberry yang di tusuk oleh kayu ini. Aku langsung mengambil strawberry itu dari tangan yeoja ini dan berlalu pergi
"ya!! agassi... anda belum membayar!" teriaknya yang membuatku menoleh lagi
"membayar? eo... geurae geurae... igo.." aku memberikan benda berbentuk persegi panjang yang penuh dengan tombol tombol yang akhir-akhir ini menjadi favoritku di rumah Luhan
"agassi... ini remot.. anda harus membayar dengan uang.."
aku mengerucutkan bibirku tak mengerti. Sebetulnya apa yang di ucapkan yeoja ini? Uang? apa itu uang? Dulu aku membayar juga dengan menukar barang
"igo... apa ini cukup?" tiba-tiba saja ada seorang yeoja berambut pendek memberikan beberapa lembar kertas berwarna hijau pada yeoja itu
"sudah kan? em... siapa namamu?" tanya yeoja ini dengan nada yang ceria
"eo... jeoneun Park Byulrin-ieyo.." jawabku sambil membungkukkan badan
"Jega Park Shinhye.. panggil saja aku Shinhye.." kata yeoja yang bernama Shinhye ini sambil tersenyum sehingga memperlihatkan eye smilenya
"kau... apakah kau kemari tak membawa uang?" tanyanya
"eo? apa itu uang?"
"uang adalah alat untuk membayar.. kau bisa membeli apapun dengan uang"
"eo.... jadi jaman sekarang ini sudah tidak menggunakan sistem barter lagi?"
"geuraeyo... kau tidak tau?"
aku menggeleng menanggapi pertanyaannya
"aku ini datang dari tempat lain, wajar kalau aku tidak tau apa-apa tentang jaman modern ini.." lanjutku
"geureom, aku akan membimbingmu untuk mengetahui tentang jaman ini.." katanya ramah. Kurasa usianya masih sangat muda, dia bahkan tidak banyak bertanya dan selalu heran seperti Luhan. Kurasa aku mendapat teman baru.

'Byulrin POV end'

'Luhan POV'

Kemana anak itu? kenapa menghilang? Aisshhh aku padahal sudah bilang untuk tidak pergi kemana-mana tanpaku. Camkkan! itu bukannya Byulrin? kenapa dia bisa sampai disitu? dan dengan siapa dia mengobrol?

"Byulrin-ah..."
"eo... Han-ah?"
"ya! aku kan sudah bilang tunggu sebentar! jangan kemana-mana! kenapa masih membantah?"
"kau... namja chingunya?" yeoja yang mengobrol dengan Byulrin ini tiba-tiba saja bertanya
"mwo?? ani!! dia... dia ini temanku!" bantahku
"eo... tadi Byulrin ingin membeli stick strawberry ini tapi dia tak memiliki uang jadi aku membayarinya"
"eo... joisonghaeyo... mm... berapa semuanya? biar kuganti.." kataku sambil mengeluarkan dompet dari saku celana
"ahh... tidak usah! gwaencanha... aku senang membantu Byulrin. Oh iya... jega Park Shinhye-ieyo.." yeoja ini memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya
"jega Luhan-ieyo.." balasku sambil menyambut jabatan tangannya
"eo? kelihatannya namamu bukan nama Korea?"
"geuraeyo.. aku orang Beijing.."
"eo... pantas saja..".

Kami pun memutuskan untuk jalan-jalan bersama. Yeoja bernama Shinhye ini sepertinya cocok sekali dengan Byulrin. Kurasa dia sejenis dengan Byulrin, mulai dari cara jalannya, cara bicaranya, dan cara pemikirannya seperti anak kecil. Aku bisa menamakan mereka berdua ini dengan sebutan 'Candy Floss Couple' karena mereka benar-benar suka berkhayal tentang hal-hal yang tidak mungkin bisa di lakukan di dunia ini.

Setelah puas berjalan-jalan, kami pun pulang. Karena sekarang Byulrin dan Shinhye sudah menjadi sahabat, Shinhye meminta nomor telfonku supaya bisa berhubungan dengan Byulrin.

"Whaaa... ternyata tempat bernama mall itu bagus sekali ya? tempatnya sangat mewah.. Han-ah, besok ke sana lagi ya??? jebal..." rengeknya sambil mengayun-ayunkan lenganku. Isshhh jinjja.. yeoja ini, membuatku gemas ingin mencubit pipinya
"ahh... mianhae Byulrin-ah, geundae.. besok aku harus bekerja. Begini saja, setiap libur aku janji akan mengajak mu ke mall dan tempat-tempat bagus lainnya.. eotte?" saranku. Matanya tampak berbinar mendengar ucapanku dan mengangguk semangat sambil tersenyum lebar. Karena gemas, aku pun mengacak rambutnya dan mencubit pipinya.

Pagi hari...

"Han-ah... aku punya permintaan" tiba-tiba saja Byulrin muncul di ambang pintu kamarku
"mwo?" tanyaku dengan tatapan mata masih terpaku pada cermin yang memantulkan bayangan diriku yang memakai kemeja lengan panjang dan celana jeans
"aku ingin ikut denganmu kemana pun kau pergi"
"MWO?" ucapannya sukses membuatku jantungan. Yeoja ini benar-benar kelewatan! Sudah menumpang, sekarang masih ingin merepotkanku lagi dengan mengikutiku kemana pun aku pergi?
"jebal Han-ah...." rengeknya. Aisshhh kenapa dia harus menunjukkan wajahnya yang seperti itu? Aku paling tidak bisa melihat wajahnya jika sudah merengek seperti itu. Aku jadi tak tega
"asshhh eottokhaji???"
"jebal...."
"memang untuk apa kau selalu ikut denganku?"
"karena aku ingin mengenal jaman ini, Han-ah..."
"tapi kenapa harus dengan mengikutiku setiap hari?"
"jika menunggumu libur akan lama. Kau bahkan jarang mendapat waktu luang.."
hmmm benar juga katanya. Selama aku bekerja di SM aku memang sangat sibuk dan hariku padat sekali di tambah dengan aku yang masih berstatus sebagai mahasiswa
"ahhh shireo shireo!!! Kau tak boleh ikut! Aku itu sangat sibuk! Pulang selalu malam! Kau tak bisa mengikutiku terus" jawabku tegas sambil mengambil tas dan berjalan menuju pintu untuk bergegas kuliah dan setelah itu bekerja
"ahh Han-ah... jebal... ayolah..." rengeknya yang masih saja membuntutiku
"Byulrin-ah... dengarkan aku! Aku ini sangat sibuk! Kau tak bisa terus bersamaku! Apalagi kau tak memiliki handphone! Jika kau hilang seperti saat di mall bagaimana? Urusannya akan panjang dan aku tak mau hal itu terjadi! Mengertilah.." jelasku sambil menatap matanya lekat-lekat dan memegang kedua bahunya
"kalau begitu belikan aku handphone.."
"mwo? kau pikir handphone benda yang murah? Aku bahkan harus bersusah payah menabung demi membeli handphone ini"
"geundae..."
"sudah... aku pergi dulu! Jaga rumah baik-baik! Jangan ada yang rusak! Ini rumah orang! Arasseo?" aku pun pergi meninggalkannya setelah mengacak rambutnya. Tak kuhiraukan teriakkannya yang memanggil namaku.

'Luhan POV end'

'Byulrin POV'

Aisshhhh aku kan ingin sekali ikut dengannya. Kenapa dia tak membolehkanku? Aku tak mau tau, aku harus ikut dengannya!
Aku pun membuntutinya dan berusaha supaya dia tak mengerti keberadaanku.

Sampailah aku di sebuah gedung besar. Apakah ini mall? Geundae, semua orang yang datang ke sini membawa buku. Ah... arasseo! Ini pasti tempat dimana orang-orang mencari ilmu! Ini pasti sekolah!

"Whoaaa sekolah ini besar sekali? apakah jaman sekarang ini semua tempat memang serba besar? Dulu saat masih di jamanku, sekolah hanya untuk para anak raja dan tempatnya pun tak sebagus ini. Wahhh aku benar-benar tak mengerti masa kini" gumamku takjub sambil melihat ke sekeliling sekolah. Kurasa orang-orang disini memperhatikanku. Memangnya ada apa? Kenapa mereka memperhatikanku dengan tatapan aneh seperti itu?

BUUKKK...

Tiba-tiba aku menabrak seseorang hingga semua bukunya berceceran di lantai
"ah... joisonghamnida..." aku langsung bangun dan membantu orang ini membereskan buku-bukunya.

'Byulrin POV end'

'Kris POV'

BUUKKK...

Tiba-tiba aku menabrak seseorang sehingga membuat buku-buku yang berada di tanganku berceceran di lantai. Orang itu langsung membantu mengumpulkan kembali buku-bukuku
"ah... joisonghamnida..." ujarnya sambil membungkukkan badan setelah memberikan buku-buku yang diambilnya padaku. Aneh sekali yeoja ini? Apakah di kampus ini sedang ada acara? Kenapa dia memakai hanbok?
"eo... apakah kau mahasiswi di kampus ini?" tanyaku. Kulihat dia menggelengkan kepalanya
"lalu... kau kemari ingin apa? Mungkin aku bisa membantumu..."
"aku kesini hanya ingin melihat Luhan.."
"Luhan?" seketika aku mengernyitkan dahi. Di kampus ini hanya ada satu Luhan. Bagaimana bisa Luhan berurusan dengan yeoja aneh seperti dia? Tapi kurasa yeoja ini tak terlalu buruk, malah sangat cantik
"Ya! Kris!".

'Kris POV end'

'Luhan POV'

"Ya! Kris!" panggilku melihatnya yang sedang bersama seorang yeoja. Karena tubuh Kris yang tinggi, aku tak dapat melihat wajah yeoja itu
"eo... Luhan!" sahutnya sambil memiringkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat wajah yeoja itu yang ternyata....
"Byulrin???????".

-TBC-