Blog featuring asian fanfiction and etc.

Thursday 5 July 2012

Follower (Sequel of Mysterious) (Part 2 - End)

 Author : Haepi Hun
Title : Follower
Cast : - Luhan (Exo-M)
          - Wu Yi Fan /Kris (Exo-M)
          - Park Byulrin (Author's eonnie/readers)
          - Park Chanyeol (Exo-K)
          - Byun Baekhyun (Exo-K)
          - Park Hyunri
          - Park Shinhye (Actrees)
          - Yin Zhuan
          - Park Haejang
          - Park Hanra
          - Oh Sehun (Exo-K)
Rating : PG-13
Genre : Romance, Fantasy, Angst
Category : Chapter
__________________________________________________

1. Mysterious (1, 2-end)
2. Follower (1, 2-end)
3. Couple (1, 2, 3-end)
________________________________________________________________________




_________________________________________________________________________________

'Luhan POV'

"Ya! Kris!" panggilku melihatnya yang sedang bersama seorang yeoja. Karena tubuh Kris yang tinggi, aku tak dapat melihat wajah yeoja itu
"eo... Luhan!" sahutnya sambil memiringkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat wajah yeoja itu yang ternyata...
"Byulrin???????" mataku membelalak tak percaya. Untuk apa dia ada di kampusku?
"Ya!! Byulrin-ah! Apa yang kau lakukan di sini? Kau membuntutiku?" bentakku padanya. Kris hanya melihat bingung ke arah kami berdua. Ku lihat dia menundukkan wajahnya ketakutan melihat amarahku
"mi... mianhae Han-ah.. aku hanya ingin melihat-lihat. Aku janji tidak akan mengganggumu" ucapnya terbata. Aku pun menghembuskan nafas berat
"YA!!! PARK BYULRIN!! KENAPA KAU SELALU MENGGANGGUKU?" bentakku karena tak dapat menahan rasa marah yang sudah berkumpul di ubun-ubun
"Ya! Luhan! Jangan kasar seperti itu dengan yeoja. Lihat! Kau membuatnya takut" Kris berusaha menasihati. Entah kenapa melihat Kris yang memegang kedua bahu Byulrin seperti itu membuatku tambah ingin marah, tapi aku berusaha meredam emosiku karena bagaimana pun juga Kris adalah sahabatku
"ikut aku!" aku langsung menggeret tangannya, memaksa untuk mengikutiku. Aku tak peduli dengan Kris yang menatap kami bingung. Aku membawa Byulrin ke taman belakang kampus yang jarang di singgahi para mahasiswa di sini
"Ya! Sebenarnya apa maumu? Kenapa kau selalu merepotkanku?" kali ini nada bicaraku sedikit lebih melunak melihatnya yang sudah ketakutan. Bagaimana pun juga aku ini masih punya hati sebagai manusia
"aku cuma ingin melihat-lihat Han-ah.. aku tidak akan merepotkan mu"
"mwo? tak akan merepotkanku? Jika terjadi sesuatu dengan mu bagaimana? Siapa yang akan bertanggung jawab kalau bukan aku?" bentakku lagi
"aku tidak akan hilang Han-ah... aku ini sudah besar!"
"ya, kau memang sudah besar! Badan mu! Tapi pemikiran mu masih seperti anak-anak! Lagi pula kau ini belum tau jaman modern seperti ini!"
"Baiklah! Kalau seperti itu, aku akan meminta Shinhye saja yang membimbingku dari pada meminta mu yang membimbingku! Kau itu cerewet! Seperti ibu-ibu!" Byulrin langsung berlari meninggalkanku setelah memaki-maki diriku
"baiklah kalau begitu! Aku juga tak akan peduli lagi pada mu!" teriakku lalu dengan langkah cepat dan kesal aku berjalan kembali menuju kampus.

'Luhan POV end'

'Author POV'

Kris tampak sedang merapihkan alat tulisnya seusai mendapat penjelasan dari dosen. Kris melirik ke arah Luhan yang memasang wajah kesal
"sebenarnya yeoja tadi siapa?" tanya Kris dengan nada bicaranya yang santai namun berwibawa
"dia... dia hanya seseorang yang tak kukenal yang tiba-tiba saja memohon pada diriku untuk  tinggal dirumahku" jawab Luhan jujur dengan nada bicaranya yang lesu
"apakah maksudmu yeoja yang kau bilang pembantu mu itu?" tiba-tiba saja Chanyeol sudah berada di belakang mereka yang sontak membuat keduanya terkejut
"ne... sebenarnya dia bukan pembantuku Chanyeol-ah.."
"sudah kuduga! Tak mungkin yeoja secantik itu menjadi pembantu" ucap Chanyeol penuh percaya diri
"lalu kenapa kau dengan mudahnya menerima dirinya untuk tinggal di rumahmu?" tanya Kris
"karena... aku merasa kasihan dengannya. Dia tak punya siapa-siapa di sini, jadi kuputuskan untuk menerimanya di rumahku" dustanya, Luhan tak akan membiarkan siapa pun tau tentang Byulrin yang sebenarnya
"hyungku yang satu ini benar-benar baik hati ya! Mau menerima seseorang yang tak di kenalnya.. ckckck... aku salut pada mu, hyung!" ujar Chanyeol sambil menepuk-nepuk bahu Luhan. Luhan hanya tersenyum kecut karena baru saja dia melepas yeoja itu. Sebetulnya di lubuk hati Luhan masih tersimpan rasa khawatir pada Byulrin. Bagaimana tidak? Dia saja tidak tau dimana rumah Shinhye, handphone pun tak punya. Bagaimana cara yeoja itu bisa menemukan Shinhye? Jika sudah bertemu pun Luhan tak yakin mereka berdua akan hidup wajar karena mereka itu sama-sama 'tak waras' baginya.


"Eo... Sunbae.. Luhan sunbae" panggil seseorang. Reflek Luhan menoleh untuk mencari tau siapa yang memanggilnya
"eo... Baekhun-ah..." sahut Luhan yang saat itu sedang duduk santai bertiga dengan Kris dan Chanyeol di sebuah rumah makan
"wahhh... kebetulan ya. Eo.. Kris hyung?" pekik Baekhyun
"Baekhyun-ah?"
"eo? kalian saling mengenal?" tanya Luhan kebingungan
"ne, dia ini adalah sunbaeku saat SMA dulu.." jawab Baekhyun sambil tersenyum lebar
"jinjja? berarti dulu kau sekolah di Guangzhu?" tanya Luhan lagi yang kini membelalakkan matanya tak menyangka. Baekhyun mengangguk
"ternyata dunia ini kecil sekali ya.. hahaha" mereka tertawa bersama-sama hingga akhirnya datanglah segerombolan yeoja yang salah satunya sudah tak asing lagi bagi Luhan, Baekhyun, dan Chanyeol
"Baekhyun-ah.. maaf menunggu.. eo? ada kalian rupanya?" pekik seorang yeoja yang tak lain adalah Hyunri. Gomo dari Chanyeol, seorang trainee SM, dan teman Baekhyun juga Luhan
"noona?" pekik Chanyeol melihat gomonya
"annyeong Chanyeol.." sapanya ramah
"noona, bukankah kau sudah kembali ke Eonyang? Kenapa kau masih di sini?" tanya Chanyeol panik. Dia takut kalau gomonya ini akan merepotkannya lagi seperti dulu
"ya! memang kenapa kalau aku kembali? Kau tak suka? Hah?" bentak Hyunri yang membuat mereka semua terdiam
"ahh... bukan begitu noona.. tapi kau bilang kau pulang ke Eonyang?"
"memang... tapi setelah kupikir-pikir aku ingin menjadi artis saja di Seoul, dan aku memutuskan untuk mengikuti audisi SM entertainment"
"mwo? jadi noona adalah trainee SM sekarang?"
Hyunri hanya tersenyum. Rupanya yeoja-yeoja yang bersama Hyunri adalah kumpulan trainee SM juga. Mereka sedang istirahat jadi Hyunri mengajak Baekhyun untuk makan bersama
"bagaimana kalau kita makan bersama-sama?" tawar Hyunri yang langsung di selingi anggukkan oleh Baekhyun
"oh iya, kenalkan Baekhyun-ah ini Chanyeol, noona ini Kris.. mereka sahabatku" Luhan memperkenalkan sahabat-sahabatnya
"annyeong, jega Park Chanyeol-ieyo.. aku keponakan Hyunri noona.. bangapta.." ujar Chanyeol sambil membungkukkan tubuhnya
"eo? kau keponakan Hyunri noona?"
"ne, usia kami memang tak jauh beda maka dari itu dia tak mau kupanggil gomo.." jawab Chanyeol sambil menunjukkan deretan gigi rapinya dan di selingi pukulan kecil dari Hyunri
"annyeonghaseyo.. jega Kris imnida.." ujar Kris sambil menjabat tangan Hyunri
"Park Hyunri imnida.." Hyunri membalas jabatan tangan Kris. Terlihat raut wajahnya yang berubah ketika melihat Kris
"boleh juga namja ini.." batin Hyunri.


***

"Yeoboseyo? Ada apa Luhan oppa menelfon?"
"Shinhye-ah.. apakah kau sedang bersama byulrin saat ini?"
"ani oppa.. wae geurae?"
"ahhh gwaencanha.. kupikir Byulrin bersama mu. Geurae.. maaf mengganggu mu malam-malam begini. Annyeong.." Luhan langsung memutus sambungan telfon sebelum Shinhye sempat menjawab. 
"Aisshhhh dimana anak itu? Apakah dia tersesat? Kenapa aku begitu mengkhawatirkannya?" Luhan pun langsung mengambil jaket dan keluar untuk mencari Byulrin.


"Luhan jahat! Dia adalah orang paling menyebalkan! Tega sekali dia membiarkanku terlantar seperti ini!" suara byulrin terdengar sangat kesal di tambah dia yang sedang menangis di pinggir jalan. Dia sangat gengsi untuk kembali lagi ke rumah Luhan, dan jika dia ingin kembali pun ia tak mengerti jalan.

'Author POV end'

'Luhan POV'

Aku sudah berjalan ke semua jalanan mencari anak itu, tapi tak kutemukan juga. Aku hampir frustasi mencarinya hingga akhirnya aku mendengar suara isak tangis seseorang. Aku menoleh dan mencari asal suara itu. Aku melihat seorang yeoja yang sedang memeluk lututnya di trotoar dan dia memakai hanbok
"Byulrin?" panggilku dan dia menoleh. Aku langsung menghampirinya
"Han-ah?" sahutnya dan dia segera berdiri saat melihatku. Tanpa pikir panjang aku langsung memeluknya
"kau kemana saja? Kenapa kau nekat?" tanyaku yang berusaha menahan air mata
"Han-ah... aku tak berhasil menemukan Shinhye dan aku tak tau jalan. Ada sekumpulan namja yang menggangguku" terdengar nada bicaranya yang ketakutan. Aku membelai rambutnya supaya dia tak ketakutan lagi
"sudah.. sekarang kan ada aku! Kau tak perlu takut lagi! Aku berjanji tak akan meninggalkan mu lagi.. mianhae" aku mempererat pelukanku. Aku tak tau kenapa saat ini aku begitu ingin melindunginya.


***

"Han-ah.. ireona..." samar-samar aku mendengar suara seorang yeoja membangunkanku. Kubuka mataku dan aku melihat sesosok yeoja cantik yang sudah tak asing lagi bagiku
"eo? Byulrin-ah?" tanyaku yang memejamkan mata lagi
"Han-ah! ireona! kenapa tidur lagi! Kaja, ireona!!!" kini yeoja itu mengguncang tubuhku. Isshhh berisik sekali dia ini. Karena kesal, aku pun berbalik dan menarik dirinya ke dekapanku
"Ya!!! Han-ah!!! apa yang kau lakukan?"
aku tetap diam bergeming. Tak kuhiraukan teriakan dan pukulannya padaku. Biar saja! Siapa suruh membangunkanku sepagi ini
"YA!!!!!"
"asshhhh..." aku memegangi dadaku yang di pukul keras olehnya. Refelek aku melepas dirinya. Kuat sekali yeoja ini
"ya! kenapa kau memukulku?"
"karena kalau tidak begitu, kau tidak akan melepaskanku! Ayo bangun!"
"Aissshhhh sebenarnya kau ini yeoja atau namja? Kuat sekali pukulan mu?" cibirku sambil memegangi dadaku yang sakit
"ahhhh cuma sakit sedikit! Jangan manja! Kau itu namja! cepat bangun!!!!" ucapnya sambil menarik-narik tubuhku
"aaahhhh ini kan masih pagi sekali!!!"
"ayo bangun!!!!!!" aku pun menurutinya untuk bangun dengan langkah gontai.

'Luhan POv end'

'Kris POV'

Aku sedang melihat-lihat buku di toko buku yang ada di dekat rumahku saat tiba-tiba ada tangan lembut yang memegang bahuku
"Kris-ssi?"
"eoh.... Hyunri-ssi?"
"kau sedang mencari buku?" tanyanya sambil menyibakkan rambut panjangnya
"hanya melihat-lihat saja"
"em... mau makan siang denganku?"

Ternyata yeoja ini cukup agresif. Dia selalu banyak omong dan 'sok' dekat denganku. Aku tau apa yang ada di pikirannya. Aku bisa melihat dari caranya menatap dan berbicara padaku bahwa dia itu menyukaiku.

"Kris-ssi.. mm... bolehkah aku menanyakan hal yang agak pribadi pada mu?" tanyanya hati-hati setelah menyesap kopi panasnya. Aku hanya menghembuskan nafas panjang dan tersenyum setelah itu
"apa yang ingin kau tanyakan?"
"em.... apakah kau sudah memiliki kekasih?"
aku tertawa mengejek dalam hati. Sudah kutebak, pasti gadis ini akan menanyakan hal itu
"aniyo... aku belum memiliki kekasih.." jawabku jujur. Rasanya aku ingin berbohong pada gadis ini, tapi biarlah. Asal aku tak meresponnya tak akan jadi masalah kan? Kulihat wajahnya berseri dan tersenyum
"eo... kupikir kau sudah memiliki kekasih. Kau ini kan tampan, bagaimana bisa kau belum memiliki kekasih?"
"belum ada yang menarik bagiku saat ini"
kulihat wajahnya kembali menampakkan senyuman gembira, senyuman yang menggambarkan dia mempunyai peluang saat ini.

'Kris POV end'

'Author POV'

"Han-ah... aku ingin makan. Perutku lapar sekali.." rengek Byulrin pada Luhan yang sedang mengecek nada tangga lagu di komputer. Mereka kini sedang berada di dalam ruang latihan Baekhyun
"ya! Byulrin-ah.. bagaimana kau bisa naik ke sini?" tanya Luhan yang di buat terkejut oleh kedatangan Byulrin yang tiba-tiba
"aku kan tadi menyuruh mu menunggu di bawah.."
"geundae, aku sangat lapar Han-ah... ayo kita makan sebentar. Tadi ku lihat ada tempat makan di luar sana.. lagi pula murid mu itu kan juga sedang istirahat? Lalu kenapa kau tidak istirahat?"
Sebenarnya Luhan juga sudah sangat lapar, tapi dia malu makan bersama Byulrin karena dia selalu memakai hanboknya itu. Nanti orang-orang akan mengira bahwa ada festival di Seoul. Akhirnya dengan terpaksa Luhan mengajaknya makan namun ia menyuruh Byulrin untuk duduk berjauhan dengannya supaya orang-orang tidak mengira yeoja aneh ini adalah kekasihnya.

"Hmmm... neomu neomu neomu massitta..." ujar Byulrin dengan mulut yang penuh dengan jajangmyeon. Luhan hanya meliriknya dari kejauhan dengan tatapan jijik. Yeoja ini, nafsu makannya sungguh-sungguh luar biasa. Dia bisa menghabiskan jajangmyeon untuk 5 orang sendirian
"aisshhh.... untung rumah makan ini murah, jadi dia bisa makan sepuasnya.." gumam Luhan.

'Author POV'

'Luhan POV'

Aku bosan sekali melihatnya setiap hari selalu mengenakan hanbok. Ingin rasanya aku menggantikan hanbok itu dengan pakaian-pakaian yang lebih wajar untuknya. Camkkan! Ah! Itu dia! Aku akan membelikannya baju-baju supaya dia tidak terus memakai hanbok! Ah.. Luhan, kau memang pintar!

"Sudah kenyang?" tanyaku dalam perjalanan menuju gedung SM untuk kembali melatih Baekhyun
"mm... kenyang sekali... hahhhh i'm full!"
"mwo? kau belajar dari mana kata-kata asing itu?"
"aku sering menonton dari televisi. Orang-orang asing yang berhidung mancung, berambut coklat, berkulit putih, dan bermata biru selalu mengatakan i'm full jika mereka selesai makan. Aku hanya mengikuti mereka. Tapi sebenarnya itu bahasa apa?" tanyanya yang kini menatap wajahku. Anak ini ternyata cepat belajar
"itu bahasa inggris... jika kau mau aku bisa mengajarkan mu.." tawarku
"whoaaa jeongmal?"
aku hanya tersenyum mengangguk melihat tingkahnya dan juga wajahnya yang berseri-seri
"yeaaaayyyy!!!!"
lagi-lagi aku di buat tersenyum olehnya. Saat akan kembali ke gedung, tiba-tiba kami bertemu dengan Kris dan.... Hyunri? Bagaimana bisa mereka jalan berdua?
"ohh... kau kan yang waktu itu kutabrak?" pekik Byulrin begitu melihat Kris
"ahh.... ne.. jega Kris-ieyo.." Kris memperkenalkan diri dengan suara khasnya
"eo? Kris? jega Park Byulrin-ieyo.." kini giliran Byulrin yang memperkenalkan dirinya. Kenapa mereka terlihat akrab? Kenapa rasanya hati ini tak rela jika Byulrin dekat dengan namja lain? Sekali pun itu adalah sahabtku sendiri. Kulihat wajah Hyunri yang tadinya ceria berubah menjadi sinis dan murung. Apa dia juga merasakan rasa yang sama sepertiku?
"Jadi... Byulrin ini siapa, Luhan-ah?" tanya Kris yang membuyarkan lamunanku
"eo... dia... dia temanku..."
"ne.. kami berteman.. Luhan ini sangat baik padaku.." seru Byulrin sambil tersenyum lebar
"hahaha.... kau lucu sekali. Aku suka yeoja seperti mu.." ujar Kris yang membuat hatiku seperti tertusuk. Kenapa ini? Kenapa perasaanku jadi seperti ini? Kulihat lagi wajah Hyunri yang terlihat semakin geram sampai-sampai dia menggigit bibirnya sendiri
"eum... Byulrin-ssi, perkenalkan.. aku Park Hyunri.. teman dekat Kris" selanya tiba-tiba sambil mengulurkan tangan pada Byulrin
"eo... jega Park Byulrin-ieyo... waahhh berarti kita saudara ya?"
kulihat wajah Hyunri yang berubah bingung
"kenaoa begitu?"
"karena marga kita sama.. hahahaha"
aku hanya ikut tertawa untuk melunakkan suasana yang sempat terasa canggung karena perasaan anehku pada Byulrin ini yang tiba-tiba saja datang
"geurae... kalau begitu kami pamit pulang.. annyeonghaseyo Byulrin-ssi, Luhan-ssi.. kaja Kris.."
"ne.... annyeong..." aku dan Byulrin melambaikan tangan pada mereka  berdua
"emm.... Byulrin-ah.. setelah ini kita pergi ke mall.."
"whoa? jeongmal?"
"ne... aku akan memberi mu sesuatu.."
"waaa asik!!!!!! ke mall lagi...." teriaknya seperti bocah. Entah kenapa aku menyukai dirinya seperti ini.


Akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam KST, itu artinya pekerjaanku sudah selesai dan aku akan mengajak Byulrin ke mall untuk membelikannya pakaian.

"Waaa kita sudah sampai di mall.." serunya gembira. Untuk sementara aku menyuruhnya mengenakan jaketku supaya dia tak terlihat memakai hanbok. Saat aku mengajaknya ke mall pertama kali dengan mengenakan pakaian seperti itu, semua orang menatap ke arah kami dengan berbagai macam pandangan. Ada yang tertawa, ada yang melihat aneh, dan lain-lain. Aku tak mau hal itu terjadi lagi.
"Byulrin-ah... coba kau pakai baju ini.." aku menyuruhnya mencoba sweater berwarna merah dan celana hitam panjang sesampainya kami di toko baju


"eotte?" tanyanya yang keluar dari kamar pas untuk meminta pendapatku. Aku mengangguk setuju lalu aku menyuruhnya untuk memilih baju-baju lain. Ternyata selera berpakaiannya tinggi juga. Dia memilih dress bergaris,


Dress coklat dengan sabuk di sekitar pinggangnya,

(Aduh, jadi kaya jualan.. Ini sih author yang kepingin T^T)

Dan masih banyak lagi yang dia pilih. Setelah belanja pakaian, kami pun kembali ke rumah
"Han-ah... aku suka sekali dengan baju ini... gomawoyo Han-ah.... kau sangat baik" serunya lalu tiba-tiba dia mencium pipiku dan hal itu membuatku shock. Aku memegang pipiku yang di ciumnya tadi. Entah bagaimana perasaanku sekarang, tapi rasanya aku benar-benar bahagia saat ini.

'Luhan POV end'

'Byulrin POV'

Saking senangnya aku sampai tidak bisa mengendalikan diriku untuk tidak mencium Luhan. Ya.. aku memang menyukainya. Sangat menyukainya sejak tragedi dia memelukku saat aku tersesat. Aku khawatir jika dia marah karena aku menciumnya tanpa permisi. Kulihat wajahnya yang terkejut dan tak berkedip selama beberapa detik. Untuk menyembunyikan rasa takutku, aku berlari ke kamar dengan membawa seluruh belanjaanku.


**

Pagi ini aku ingin membuat suatu makanan. Aku merasa tak enak dengan Luhan yang tiap pagi selalu memasak untukku. Aku akan mencoba membuat jajangmyeon seperti kemarin yang ku makan bersama Luhan.

Selesai memasak, kulihat pintu kamar Luhan terbuka. Ahhh dia sudah bangun
"selamat pagi Han-ah..." sapaku seramah mungkin untuk melupakan kejadian semalam
"eo... pagi.." jawabnya singkat sambil menguap dan menggaruk kepalanya. Kulihat dia mengendus-endus sesuatu
"kau memasak?" tanyanya. Aku mengangguk semangat dan mempersilakannya untuk duduk dan mencicipi hidangan buatanku
"eo? kau membuat jajangmyeon?"
"ne... aku tak tau apakah rasanya enak atau tidak. Aku cuma ingin belajar membuat makanan. Selama ini kan kau yang selalu memasak untukku" ujarku.

'Byulrin POV end'

'Luhan POV'

Ahhh yeoja ini, ternyata dia merasa tak enak denganku. Baiklah, aku akan mencicipi jajangmyeon buatannya. Terlihat dari luar tampaknya lezat
"whaa... kelihatannya enak..." aku langsung mencicipi jajangmyeon buatannya dan..... em.... rasanya benar-benar membuat lidahku mati rasa!!!!!!! Ini asin sekali
"eotte? tidak enak ya?" tanyanya yang terlihat ragu. Ingin rasanya aku mengangguk, tapi aku tetap menghargainya yang sudah bersusah payah membuatnya untukku
"neomu massitta.." dustaku dengan berusaha tersenyum sebisa mungkin
"jeongmal?"
aku mengangguk dengan memasang senyum kecut
"aaa kalau begitu tunggu sebentar di sini ya.. aku akan membuatkan minuman untuk mu..." katanya riang sambil berlari menuju dapur. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk membuang jajangmyeon buatannya
"Han-ah.... aku membuatkan ocha untuk mu.. eo? sudah habis? cepat sekali?" pekiknya yang melihat mangkuk makananku kosong
"ne... karena aku sangat lapar dan di tambah jajangmyeon mu yang lezat...hehehe" dustaku.

'Luhan POV end'

'Author POV'

Hari ini Byulrin tak berniat mengikuti Luhan, dia akan menemui Shinhye karena dia sudah tau di mana rumahnya.

"Byulrin-ah... bagaimana kabar hubungan mu dengan Luhan?" tanya Shinhye dengan wajah polos
"baik-baik saja... tapi dia sepertinya masih malu dengan orang-orang akan keberadaanku" jawab Byulrin sambil mengayunkan kembali ayunannya. Ya, mereka saat ini sedang berada di taman
"Byulrin-ssi?" sapa seseorang dengan suara berat
"eo? Kris?" sahut Byulrin begitu menyadari bahwa Kris yang memanggilnya
"kau sedang apa di taman?" tanyanya
"aku sedang bermain saja dengan Shinhye" jawab Byulrin jujur. Shinhye dengan lantang langsung mengulurkan tangannya
"hai.. aku Shinhye.."
"eo... Kris-ieyo.." jawab Kris sambil menjabat tangan Shinhye
"kau teman Byulrin?"
"ne.." jawab Kris singkat
"eo.. apa yang kau lakukan di taman?"
"hanya berjalan-jalan saja.."
"Kris..." teriak seorang yeoja dari kejauhan yang ternyata adalah Hyunri
"jadi kau berjalan-jalan bersama Hyunri? Apakah kalian berpacaran?" tanya Byulrin polos
"ahhh ani ani! Kebetulan kami bertemu di gedung SM tadi dan dia mengajakku jalan-jalan.." sergah Kris cepat supaya Byulrin tak salah paham
"Kris, ini es krimnya.." Hyunri menghampiri mereka sambil memberikan satu cone es krim coklat
"eo? Kau lagi?" ujar Hyunri ketika sadar ada Byulrin di hadapannya
"ne... annyeong Hyunri-ah.." sapa Byulrin sambil menunjukkan eye smilenya. Hyunri hanya tersenyum sekilas
"Kris, ayo kita pergi.." ajak Hyunri sambil merangkul lengan kanan Kris
"eum... tapi bagaimana kalau kita makan bersama-sama saja?" tawar Kris
"ah... benar! Aku juga sangat lapar!" jawab Shinhye cepat yang di selingi anggukkan semangat oleh Byulrin. Hyunri langsung menggigit bibirnya kesal melihat Kris yang menggenggam tangan Byulrin dan menggeretnya pergi.

Hyunri benar-benar kesal melihat Kris dan Byulrin yang saling menyuapi bibimbab. Hyunri dengan kasar memakan kimbabnya karena kesal melihat mereka berdua yang terlihat akrab.

***

Tok.. tok.. tok...

Tiba-tiba saja pintu rumah Luhan berbunyi. Luhan yang sedang mencuci piring di belakang langsung membersihkan tangannya dan menuju sumber suara untuk membukakan pintu.

"Nihao Luhan... Apakah kau merindukanku?" ucap seorang yeoja berwajah oriental yang tengah membawa koper besar
"eo? Zhuan?" pekik Luhan tak percaya karena yang kini tengah berhadapan dengan dirinya adalah mantan kekasihnya saat mereka masih di China dulu
"apa yang kau lakukan di sini? Dan... bagaimana kau tau alamat rumahku?" tanya Luhan masih tak percaya
"tentu saja aku tau dari orang tua mu.. Luhan, aku merindukan mu.. apa kau tidak merindukanku?" tanya yeoja bernama Zhuan ini sambil berjalan mendekat menuju Luhan. Tiba-tiba saja Byulrin datang dan berdiri terpaku menatap pemandangan di depan matanya
"eo? ada tamu?" ujar Byulrin tapi tiba-tiba saja Zhuan mencium Luhan dan memeluknya. Ternyata yeoja ini cukup agresif.
"OMO!!!! apa yang mereka lakukan?" batin Byulrin. Dirinya kini tengah shock melihat Luhan dan Zhuan. Rasanya Byulrin ingin menangis sekarang juga. Karena tak sanggup melihat mereka berdua, Byulrin berlari meninggalkan Luhan sambil berusaha menahan tangisnya
"YA!!!!! APA YANG KAU LAKUKAN YIN ZHUAN?????" bentak Luhan setelah dia berhasil melepas pelukan yeoja genit itu
"wae? Bukankah kau kekasihku?" tanya yeoja itu polos
"aku sudah berkali-kali mengatakan pada mu! HUBUNGAN KITA SUDAH SELESAI!!!!! kenapa kau tak bisa mengerti??"
"tapi aku kan belum mengatakan setuju.. Luhan, jangan akhiri hubungan ini.." ketika Zhuan akan memeluk Luhan lagi, dengan cekatan Luhan segera menampar pipi kanannya
"ini akibatnya jika selalu membantah!" ujar Luhan lalu segera berlari menyusul Byulrin
"Ya!!! Luhan!!! Berani-beraninya kau menamparku!" teriak Zhuan sambil memegangi pipinya yang memerah

"Kenapa aku mengkhawatirkan Byulrin? Kenapa aku tak ingin Byulrin menganggap bahwa Zhuan adalah kekasihku? Kenapa rasanya aku begitu takut Byulrin akan marah padaku? Byulrin kan bukan siapa-siapaku.." batin Luhan. Kini ia sedang menatap Byulrin dari kejauhan yang sedang duduk termangu di bawah pohon besar
"Byulrin-ah..."
"jangan mendekat!" seketika itu juga Byulrin langsung membuat sebuah portal dengan tangannya. Baru kali ini Byulrin menggunakan kekuatannya saat sedang marah. Luhan hanya mendengus melihat ringkah Byulrin
"Byulrin-ah... kau kenapa?"
tak ada jawaban dari Byulrin
"Byulrin-ah..."
"Kau pikir saja sendiri!" Seketika itu juga portal yang membatasi mereka berdua hilang, bebarengan dengan Byulrin yang juga menghilang
"eo? Byu... Byulrin-ah? Byulrin-ah?? Eoddiga?" Luhan berputar-putar mencari Byulrin yang hilang dalam sekejap.

'Author POV end'

'Byulrin POV'

Aku tak tau sekarang harus pergi kemana. Aku begitu sakit hati melihat Luhan dengan yeoja itu. Aku yakin aku akan melukai Luhan jika aku bertemu dengannya saat ini, jadi kuputuskan untuk pergi.

Entah bagaimana bisa, sekarang aku sudah berada di gedung SM dan aku melihat Kris yang sedang mengobrol dengan Baekhyun. Kuperhatikan mereka berdua hingga akhirnya perbincangan mereka selesai dan Baekhyun pergi menuju basement. Kris tampak masih berkutat dengan handphonenya. Kuputuskan untuk menghampirinya

"Kris.."
"eo? Byulrin-ah? Kenapa kau ke sini? Bukankah tadi kau sudah pulang?" tanya Kris karena kehadiranku yang tiba-tiba. Aku tak sanggup lagi membendung air mataku
"wae? kenapa kau menangis?" Kris langsung menghampiriku
"ya! wae? ceritakan padaku ada apa?"
aku masih tetap terisak dan itu membuat Kris mendekapku
"uljima... tak apa jika tidak mau bercerita..."
tangisku semakin menjadi-jadi di pelukkan Kris hingga membuat kemeja putih yang di kenakannya basah oleh air mataku. Kurasakan tangan Kris yang membelai rambutku
"kuantar kau pulang ya"
aku langsung menggeleng cepat
"andwae! aku... bolehkah aku tinggal di rumah mu untuk sementara?"
"geurae... kau bisa tinggal di rumahku jika kau mau.. kaja.." Kris langsung menuntunku masuk ke dalam mobilnya.

Sesampainya di rumah Kris, aku langsung di persilakan duduk di sofanya dan dia memberikanku secangkir teh hangat.

'Byulrin POV end'

'Hyunri POV'

"Chanyeol-ah... kau tunggu sebentar di sini ya.."
"ah.. noona, aku juga ingin masuk. Aku ingin menumpang ke kamar mandi.."
"ck... asisshhh jinjja... geurae geurae.." aku pun langsung menutup pintu mobilku dan berjalan masuk menuju rumah Kris. Aku memang meminta Chanyeol menemaniku untuk mengambil dompetku yang tertinggal di rumah Kris. Kulihat pintu rumahnya terbuka, langsung saja aku masuk ke dalam. Tapi tiba-tiba aku melihat pemandangan tak sedap. Kris sedang memeluk Byulrin di sofanya
"hyung?" panggil Chanyeol yang kelihatannya juga kaget melihat Kris dan Byulrin yang sontak membuat keduanya kaget
"Chanyeol? Hyunri?" ujar Kris
"ahhh mian mengganggu kalian.."
"ahhh aniya aniya... ada perlu apa kalian ke sini?" tanya Kris
"eum... hyung , boleh aku meminjam kamar mandi mu? Perutku sudah sangat sakit.."
"ne.. silakan.."
Chanyeol yang dari tadi sudah menahan sakit perutnya langsung berlari menuju kamar mandi. Perlahan aku mendekati Byulrin dan Kris. Seketika itu juga langsung kutampar wajah Byulrin
"YA!!!! APA YANG KAU LAKUKAN HYUNRI-AH???" tak kuhiraukan bentakkan Kris yang memekakan telingaku. Ini baru pertama kalinya aku melihat Kris semarah ini karena sebelumnya aku mengenal Kris sebagai pribadi yang elegan, berwibawa, dan pendiam. Air mataku menetes perlahan masih dengan perasaanku yang sangat marah pada Byulrin
"Kris.. pernahkah kau memikirkan perasaanku?" tanyaku. Kris masih saja sibuk menenangkan Byulrin yang kesakitan akibat tamparanku
"mwoya?"
"apa kau tak punya hati? Apa kau tidak peka? Selama ini aku selalu mencari perhatian mu! Aku menyukai mu Kris!" bentakku
"ya! apakah kau cemburu melihatku dan Byulrin berpelukan? Dan kau menamparnya tanpa tau masalah yang sebenarnya?"
aku hanya terdiam tak berani menatap matanya yang sedang marah
"kau yang tak punya perasaan! Seenaknya menampar orang yang sedang depresi!"
"Kris.. aku melakukan ini karena aku sudah lama menyukai mu! Tapi kau hanya selalu memberiku harapan palsu! Setidaknya jika kau tak menyukaiku kau tak usah memberiku harapan! Itu sama saja kau menyakitiku, Kris!" aku langsung berjalan menuju kamar mandi dan menyuruh Chanyeol cepat menghentikan kegiatannya
"ya! noona! Aku belum tuntas, kenapa kau menyuruhku cepat-cepat?"
"kau lanjutkan saja nanti di rumah! Sekarang kita pulang! Ppali!" aku langsung menggeretnya dan mengambil dompetku di meja ruang tamu Kris. Aku menatap keduanya sejenak sebelum mengangkat kaki dari rumah ini
"gomawoyo, Kris.. sudah menemaniku selama ini. Selamat malam.." aku langsung pergi bersama Chanyeol dengan wajahnya yang kebingungan dengan situasi ini
"ya! noona, sebenarnya ada apa?"
"sudah jangan banyak tanya! Cepat pulang!".

'Hyunri POV end'

'Author POV'

"Kris.. sepertinya aku malah memperburuk keadaan.. lebih baik aku pergi saja.." ujar Byulrin sambil menghapus sisa-sisa air mata di wajahnya
"ah.. aniya.. gwaencanha, kau tinggal saja dulu di rumahku.." cegah Kris sambil menahan tangan Byulrin. Byulrin melepaskan tangan Kris perlahan
"Ani, Kris. Aku tak mau lagi merepotkan orang. Kau lihat kan? hyunri begitu menyukai mu. Aku tak mau dia salah paham.. Kejarlah dia dan jelaskan semuanya.. Selamat malam.." Byulrin langsung berlari meninggalkan rumah itu beserta pemiliknya. Tak di hiraukannya teriakkan Kris yang memanggilnya. Byulrin berlari begitu cepat hingga Kris tak mampu mengejarnya.

***

Sudah seminggu semenjak kejadian itu, Luhan benar-benar frustasi akan mencari Byulrin ke mana lagi. Kris sudah mengatakan padanya perihal Byulrin yang datang dan meminta tinggal di rumah Kris. Mereka berdua bersama-sama mencari di mana Byulrin.

"kenapa nasib kita sama? Harus di sukai oleh yeoja menyebalkan.. haha" tawa Luhan terdengar hambar dan memaksa. Mereka berdua kini sedang beristirahat di tempat duduk yang ada di pinggir taman
"benar.. dan kita juga sama-sama menyukai Byulrin" batin Kris
"Luhan, apa sudah ada kabar dari pihak kepolisian?" tanya Kris mengalihkan pembicaraan. Luhan hanya menggeleng pelan sambil menundukkan kepalanya. Tiba-tiba saja handphone Kris berdering
"yeoboseyo?"
"ah.. Tuan Kris, kami sudah menemukan orang yang anda cari. Sekarang kami berada di kantor polisi.." ternyata pihak kepolisian yang menelfon. Seketika raut wajah Kris berubah gembira
"eo? geuraeyo.. kalau begitu aku akan segera ke sana.."
"ada apa Kris?"
"Byulrin sudah di temukan! Sekarang cepat kita ke kantor polisi!"
keduanya pun langsung masuk ke dalam mobil Kris dan pergi menuju kantor polisi dengan perasaan gembira.

Ketika akan berbelok, tiba-tiba saja mobil Kris menabrak sebuah truk pasir sampai masuk ke bawah truk itu. Mobil Kris hancur dan Luhan terpental hingga 400 m dari mobil dengan kuat. Orang-orang yang melihat kejadian itu langsung menolong mereka berdua yang sudah banjir darah.

'Author POV end'

'Byulrin POV'

Aku begitu shock mendengar kabar salah satu polisi yang mengatakan bahwa dia melihat ada kecelakaan di perempatan dan orang itu adalah Kris dan Luhan. Aku langsung panik dan memohon pada polisi untuk membiarkanku pergi
"ahjussi.. kumohon... aku ingin melihat mereka.. Mereka adalah teman-temanku"
"hmm... baiklah.. tapi anda harus bersama kami untuk memastikan bahwa anda tidak akan kabur lagi.." ujar polisi itu
"ahhh aku janji aku tidak akan kabur! Aku hanya ingin melihat keadaan mereka berdua".


Ini sudah dua minggu pasca tragedi kecelakaan Kris dan Luhan. Dua hari setelah kecelakaan itu, Kris sudah siuman dan kini tengah melakukan rawat jalan untuk pemulihan. Tulang pergelangan Kris hanya bergeser dan memar di beberapa bagian wajahnya. Sedangkan Luhan? Aku begitu miris memikirkan keadaannya. Dokter bilang terjadi kerusakan pada kedua ginjalnya dan dia harus segera mendapatkan pendonor jika mau tetap hidup. Sudah berulang kali aku memikirkan hal ini dan akhirnya sekarang tekadku sudah bulat. Aku akan mendonorkan kedua ginjalku untuk Luhan. Aku tau resikonya, tapi biarlah Luhan yang tetap bertahan hidup. Usiaku pun juga sudah ratusan tahun, masa depannya masih panjang! Aku tak boleh egois. Aku akan mendonorkan ginjalku padanya. Han-ah... semoga aku bisa tetap melihat mu dari atas. Semoga hidup mu bahagia. Han-ah... jeongmal sarangaheyo.

'Byulrin POV end'

'Luhan POV'

Aku mengerjapkan mataku, membiasakan sinar lampu yang menusuk retina mataku. Aku merasakan perih di area perutku.
"argh.. dimana aku?" tanyaku pada kedua orang tuaku, Chanyeol, Baekhyun, Kris, Shinhye, dan juga Hyunri. Kulihat wajah mereka semua yang murung. Semuanya mengeryitkan dahi, bahkan wajah Shinhye terlihat habis menangis
"ya! kalian semua ada apa?"
"Luhan, Kau di rumah sakit, nak.." jawab ma ma. Chanyeol, anak ini yang bahkan selalu urakan sekarang wajahnya tampak serius sekaligus sedih
"dimana Byulrin?" tanyaku yang sadar tak ada Byulrin di antara mereka. Apakah pertanyaanku salah? Kenapa kini Shinhye malah semakin terisak? Wajah mereka semua terlihat semakin prihatin
"ya!! katakan padaku! Dimana Byulrin? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku yang kini sedikit menaikkan nada biacaraku
"Luhan.. jangan berteriak seperti itu! Kau itu sedang sakit.." ba ba menasihatiku
"sebenarnya apa yang terjadi?"
"kau lupa? Kita kecelakaan waktu itu.." jawab Kris yang tangannya di perban. Ah iya, aku dan Kris waktu itu menabrak truk pasir ketika akan ke kantor polisi. Apakah separah ini diriku?
"dan terjadi kerusakan pada ginjal mu..." lanjut Shinhye
"ohh... Byulrin-ah.. maaf aku harus mengatakan ini geundae.... taukah kau sunbae? Siapa orang yang telah mendonorkan ginjal untuk mu?" tanya Baekhyun. Aku hanya menatapnya bingung
"Byulrin lah yang telah merelakan ginjalnya untuk mu..."
serasa ada ribuan anak panah yang menusuk dadaku. Jadi mereka semua bersedih karena Byulrin? Karena Byulrin telah merelakan ginjalnya padaku?
"tidak mungkin! Kalian pasti bercanda!" ucapku yang mulai mengeluarkan air mata
"Luhan, kami juga sedih karena kepergian Byulrin.." ujar Chanyeol
"aku tidak percaya! Aku harus menemuinya sekarang untuk membuktikan bahwa kalian berbohong!" Langsung aku melepas infus yang menancap di tanganku dan dengan tertatih dan menahan perih di perut aku berjalan keluar mencari Byulrin
"Luhan.. kau masih belum pulih" ma ma mencegahku
"ma, aku ingin menemui Byulrin.."
"tunggu sebentar... ba ba punya ini.." tiba-tiba ba ba memberiku sebuah kertas. Aku langsung membacanya..

Untuk Luhan

Han-ah... gomawoyo karena selama ini telah menerima kehadiranku di rumah mu.. Aku sadar selama ini aku sering membuat mu kesal dan menyusahkan mu. Tapi sebetulnya aku ingin sekali membahagiakan mu. Saat kau membaca surat ini, kau sudah tak dapat bertemu lagi denganku. Han-ah, maafkan aku untuk semua kesalahanku dan maafkan aku karena aku mengatakan perasaanku ini ketika kau sudah tak dapat lagi bertemu denganku. Han-ah... saranghae... jeongmal saranghaeyo. Aku tak tau apakah kau juga mencintaiku atau tidak, tapi aku berharap kau akan selalu mengingatku. Jeongmal saranghaeyo.. Han-ah.

Dari Park Byulrin

Air mataku mengalir deras hingga menetes ke surat ini. Byulrin-ah... wae? Kenapa kau harus melakukan ini? Kau kan ingin mengenal jaman modern ini, tapi kenapa kau malah pergi?

"Luhan... sudahlah.. jangan menangisinya terus.. Sekarang pikirkan lah masa depan mu!" kata ma ma menenangkanku
"dia adalah masa depanku ma.. Aku mencintainya.." air mataku tak henti-hentinya mengalir
"ma..ba.. antar aku ke makamnya..".

Aku pun sampai di sebuah pemakaman. Kulihat foto Byulrin disana dan guci yang berisi abu tubuhnya
"Byulrin-ah... jeongmal saranghaeyo Byulrin-ah..." Aku menitihkan air mataku lagi dan menunduk  di depan makamnya. Aku tak menyangka Byulrin akan melakukan hal seperti ini. Sudah sejam aku menghadap makamnya
"Luhan... mau sampai kapan kau di sini terus? Ayo kita pulang" ajak ba ba. Akhirnya dengan berat hati aku meninggalkan makam Byulrin.


***

Ini sudah dua bulan sejak sepeninggalnya Byulrin. Hari ini aku akan wisuda dan sebelumnya aku akan berkunjung ke makam Byulrin.

"Byulrin-ah... hari ini aku akan wisuda. Doakan aku ya, semoga semuanya lancar.." Aku menyentuh foto Byulrin, ketika aku sedang menunduk tiba-tiba saja ada suara yang tak asing di telingaku
"Han-ah.."
"haha... saking frustasinya aku bahkan berkhayal mendengar suara mu.." ujarku
"Han-ah.... "
suara itu semakin kencang terdengar. Aku pun berbalik ke belakang dan.....
"BYULRIN???????" mataku terbelalak tak percaya
"Han-ah... ini aku" dia... senyum itu... senyum yang sudah lama kurindukan
"kau... benar Byulrin? Park Byulrin putri Raja Taejong?" tanyaku masih tak percaya dan tentunya takut
"ne... ini aku! Park Byulrin.."
"geundae... bagaimana bisa? Kau kan.. bukannya sudah..."
tiba-tiba saja Byulrin menghampiriku dan memelukku. Aku terlonjak kaget
"jangan takut Luhan! Aku bukan hantu.." ujarnya setelah melepas pelukannya
"kau lupa? Aku ini kan bisa berhubungan dengan dewa penyembuh.."
aku langsung mengernyitkan dahi
"sebenarnya ketika aku mendonorkan ginjal untuk mu, nyawaku tidak pergi ke surga tapi ke kerajaan awan. Chiyueui Shin mengangkatku kembali dan menyembuhkanku. Setelah itu dia melarangku untuk kembali lagi ke bumi supaya hal seperti ini tidak akan terjadi lagi padaku, tapi tak bisa. Aku merindukan mu... jeongmal bogoshippeo, Han-ah..."
"geundae... bukannya tubuh mu sudah menjadi abu?"
Byulrin langsung mengambil guci tempat abunya di letakkan lalu dia menunjukkan isinya padaku
"ha? hilang?" aku tersentak tak percaya
"ne... Chiyueui Shin yang mengembalikkan semuanya..."
"jadi... kau benar-benar Park Byulrin? Byulrin ku yang lucu?"
dia mengangguk sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum dan memeluknya
"Aku tak tau bagaimana harus menjelaskan ini semua pada teman-teman dan orang tuaku. Mereka pasti akan takut menemui mu..."
"aku akan mengatakan yang sejujurnya pada mereka.."
"kau yakin akan memberi tau mereka tentang identitas mu?"
Byulrin mengangguk mantap
"ne... sudah saatnya mereka tau..."
aku tersenyum dan menatap bibirnya. Semakin lama aku semakin mendekatkan wajahku padanya. Ketika wajah kami sudah berjarak 3 centi, Byulrin mendorong dadaku pelan
"Han-ah... ini tempat pemakaman..."
"ahh... ne... kambakkhae.." aku hanya menunjukkan deretan gigi rapihku sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.

***

Setelah 4 bulan merencanakan pernikahanku dengan Byulrin, akhirnya datang juga hari ini. Aku mengenakan tuxedo putih serasi dengan warna gaun yang Byulrin kenakan. Karena ini hari pernikahanku, aku pun mengundang Sehun dan juga Haejang datang ke pernikahanku.

"Wah.. wah.. bahagianya yang akan menikah..." aku menoleh ke belakang
"Sehun-ah?" aku langsung menghampirinya dan memeluknya
"wahhh akhirnya kau datang... bagaimana kuliah mu di Jepang?"
"hampir selesai hyung..."
"eonni..." teriak seorang yeoja. Aku dan Sehun langsung menoleh ke asal suara
"eo? Haejang.." gumamku. Aku melihat dia menghampiri Byulrin yang sedang di rias
"ahhh... saengi...." Byulrin pun menyambut Haejang
"mwo? Saengi? Jadi... jadi Haejang yang Byulrin maksud adiknya itu... benar Haejang? Haejang kekasih Sehun?" aku membelalakkan mataku
"ne hyung... aku juga baru tau sebulan yang lalu kalau ternyata mereka itu kakak adik.. hahahaha" lanjut Sehun dan kami pun tertawa bersama.

'Luhan POV end'

'Author POV'

Akhirnya pernikahan pun dimulai. Luhan menunggu Byulrin yang berjalan perlahan menuju dirinya. Karena Byulrin di bumi tak mempunyai siapa-siapa, akhirnya dia 'meminjam' ayah Shinhye untuk menemaninya di altar
"Ahh.... yeppeuda..." ujar Shinhye di tempat duduk sambil matanya tak lepas menatap Byulrin berjalan menuju Luhan.

Setelah mengatakan kalimat sakral tersebut, seperti biasa orang yang menikah akan berciuman. Ya.. mereka berciuman.

"Saranghaeyo Park Byulrin... aku berjanji akan membahagiakan mu.."
Byulrin hanya tersenyum.

Akhirnya setelah akad nikah selesai, saatnya melempar bunga
"hana... dul... set..." Byulrin langsung melempar bunga yang di genggamnya dan ternyata.... Park Hanra lah yang mendapatkannya. Adik ke dua Byulrin dan kakak ke dua Haejang, yang tinggal di sebuah desa di daerah Ansan. Tentunya Hanra juga bereinkarnasi dan tak ada yang tau kecuali teman-teman dekat Luhan
"waahhh eonni, sepertinya sebentar lagi kau yang akan menikah.." ujar Haejang
"tentu saja aku.. masa kau yang akan menikah setelah ini? Aku kan kakak mu..." balas Hanra. Haejang hanya mendengus.


***

"Han-ah.... aku mau jalan-jalan"
"Han-ah.... aku ingin ke mall"
"Han-ah.... belikan aku baju.."
"Han-ah..."
"Han-ah..."

Yah, itulah keseharianku bersama Byulrin setelah menikah. Ya... meskiupun Byulrin banyak maunya, tapi aku tetap mencintai istriku satu-satunya ini. Aku tidak akan mengecewakannya, aku tidak akan pernah melukainya lagi. Saranghaeyo Park Byulrin.

-END-

No comments:

Post a Comment