Blog featuring asian fanfiction and etc.

Sunday 31 March 2013

Cocoa Macchiato (Part 2)

Author : Haepi Hun
Title : Cocoa Macchiato
Cast : - Do Kyungsoo/D.O (Exo-K)
          - Park Saehee (My sister/readers)
          - Kim Heechul (Super Junior)
Other Cast : - Ga Jaedong (OC)
                    - Poong Sanjin (OC)
                    - Moon Heejun (H.O.T) [Become Do Heejun for a while]
                    - Yang Seungho (Mblaq) [Become Do Seungho for a while]
                    - Kang Miyoon (OC)
                    - Choi Sunghee/Bada (S.E.S)
                    - Cho Kyuhyun (Super Junior)
                    - Lee Sungmin (Super Junior)
                    - Huang Zitao (Exo-M)
                    - Lee Taemin (SHINee)
                    (Rest you can find by yourself ^^) 
Rating : T
Genre : Romance, Family, Life, Friendship
Length : Chapter
__________________________________________________



_________________________________________________________________________________

'D.O POV'

"Hei. Yeoja itu kan yang pernah datang ke kantor appa"
"Jeongmal?" tanyaku memastikan. Ah, kenapa dunia ini sempit sekali? Jangan katakan bahwa eomma juga mengenal yeoja itu!
"Apa eomma mengenalnya juga?" tanyaku menyelidik dan aku bernafas lega ketika mendapati eomma menggeleng ke arahku.
"Eomma tidak mengenalnya. Tapi appa pernah bercerita tentang yeoja itu" tambah eomma.
Jadi sebenarnya siapa yeoja itu?



~Cocoa Macchiato~


Seusai makan, bukannya pulang Heechul hyung malah mendatangi yeoja pemain saxophone itu. Aku pun terpaksa mengikutinya karena paksaannya.

"Hey!" tegur Heechul hyung pada yeoja berambut gelombang ini.
"Oh, annyeonghaseyo Kim Heechul-ssi" balas yeoja ini sambil setengah membungkuk setelah sadar ada sebuah suara yang menyapanya. Kurasa yeoja ini tak begitu buruk.
"Hmmm... ternyata kau begitu mahir bermain saxophone. Aku sampai tak berkedip melihat mu" kata Heechul hyung basa-basi sambil tersenyum ramah.
"Ah, anda bisa saja"
"Eh, aku tidak berbohong. Aku serius. Jarang-jarang aku melihat seorang yeoja yang pintar bermain saxophone seperti mu" yeoja itu tersenyum tersipu mendengar pujian Heechul hyung.
"Ah, kamsahamnida"
"Oh iya, kenalkan. Ini adik sepupuku" aku terkesiap ketika tiba-tiba Heechul hyung memperkenalkanku pada yeoja ini. Dengan canggung aku menjabat tangannya.
"Do Kyungsoo imnida"
"Park Saehee imnida" oh, senyuman yeoja ini sepertinya akan sulit hilang dari otakku.
"Emmm, sepertinya kita pernah bertemu" ujarku lagi yang membuatnya menaikkan sebelah alis.
"Oh, tentu saja. Aku yang waktu itu menabrak mu di kantor HD Entertainment"
"Ah, iya! Benar!" ternyata benar yeoja ini yang menabrakku waktu itu.
"Ehm... maaf ya soal ponsel mu waktu itu" ucapnya dengan nada menyesal.
"Ah, gwaencanha. Aku sudah melupakan masalah itu"
"Yeoboseyo samchon?" tiba-tiba saja Heechul hyung sudah menempelkan ponselnya pada telinganya. Nampaknya panggilan dari appa.
"Ne, Heejun samchon"
"Appa?" tanyaku ketika ia sudah melepas ponselnya dari telinga.
"Ne. Katanya kita harus cepat pulang karena masih banyak kerjaan Heejun samchon"
"Oh, begitu"
"Baiklah, Saehee-ssi. Sepertinya kami harus pulang" ujar Heechul hyung sambil tersenyum. Apakah mungkin ia menyukai yeoja ini? Sedari tadi senyuman tak pernah lepas dari wajah cantiknya itu jika sedang menatap Park Saehee.
"Oh iya. Bisakah kita bertukar nomor ponsel? Supaya kita tetap bisa berkomunikasi"
"Ah, ne" dengan santun yeoja itu menuliskan nomor teleponnya pada ponsel Heechul hyung juga sebaliknya.
"Baiklah. Kami harus pulang. Annyeong Saehee-ssi" sapa Heechul hyung sambil melambaikan tangannya pada Park Saehee, tentunya juga dengan tersenyum.

'D.O POV end'

'Saehee POV'

Mwo? Jadi benar namja itu yang kutabrak ketika di  Kantor HD Entertainemnt? Omona! Dua namja tampan mendatangiku. Tapi kurasa kakak sepupunya itu lebih menyenangkan dari pada adiknya ini. Ia lebih ramah dan lebih sering tersenyum padaku.

Tapi tunggu! Tadi saat sedang telepon, Heechul menyebut Heejun samchon? Dan adik sepupunya itu bernama Do Kyungsoo? Bahkan tadi namja itu menyebut orang yang berada di dalam telepon Heechul dengan sebutan appa? Mungkinkah Heejun samchon yang dipanggil Heechul itu adalah Do Heejun? Pemilik agensi HD Entertainment? Dan Do Kyungsoo adalah anaknya?

"Ya! Park Saehee!" tepukan pelan dari Jaedong berhasil membuatku terlonjak dari lamunanku sepeninggal dua namja itu.
"Wae? Tidak usah mengejutkanku seperti itu! Kapjakkiya!" ujarku menggerutu.
"Tadi siapa?" Jaedong melihat ke arah Heechul dan Kyungsoo pergi seolah ia bisa mendapatkan sosok mereka berdua kembali.
"Tadi adalah namja malaikat yang kuceritakan padamu waktu itu dan namja yang pernah kutabrak di gedung HD Entertainment"
"Jinjja? Bagaimana bisa mereka berdua bersama-sama menemuimu?" tanyanya seraya membelalakkan kedua matanya yang kecil itu.
"Kau tahu? Ternyata namja yang kutabrak itu adalah adik sepupu Kim Heechul, namja malaikat penolongku" jelasku.
"Jeongmal? Whoaa.... kebetulan sekali. Siapa namanya?"
"Do Kyungsoo. Dan aku mencurigainya sebagai anak dari Do Heejun. Presdir HD Entertainment" ucapku sambil menerawang. Kulihat Jaedong menaikkan sebelah alisnya.
"Wae? Apa karena marga mereka sama?"
"Aniya..." aku pun memulai ceritaku dan ia manggut-manggut mengerti.
"Iya juga. Mungkin saja dia memang putranya" sahut Jaedong setelah aku mengakhiri cerita.
"Ah, jika iya aku akan kecewa" kataku sambil mendengus.
"Wae?"
"Kau tanya kenapa?" kutatap wajahnya takjub. Seolah mengerti isi pikiranku, ia kembali menyela.
"Ah, ayolah. Mau sampai kapan kau mengungkit masalah itu? Hey, ini bukan gaya seorang Park Saehee yang cuek dan tak mudah menyerah" tepuknya pelan tepat di bahuku lalu berjalan pergi meninggalkanku.
"Tapi tetap saja aku masih sakit hati" lanjutku pada diriku sendiri dengan setengah menggerutu.


***

PIIIP!!!

Ponselku berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Kim Heechul. Reflek kusunggingkan senyum di bibirku dan dengan terburu membuka pesan tersebut.

'Annyeong tongtong (chubby)! Malam ini sungguh dingin. Apa kau sedang merasa kedinginan?'

Aku tersenyum membacanya. Dengan sedikit mengerucutkan bibir kubalas pesannya tersebut.
'Kau bilang aku apa? Tongtong? Huh! Enak saja!'

'Hehehe, mian. Hey, kau belum menjawab pertanyaanku'
'Eo.. ne. Malam ini dingin sekali. Kurasa langit mendung. Sebentar lagi akan turun hujan'

'Jinjja? Hmm... kau harus banyak mengenakan pakaian tebal supaya kau tidak kedinginan ^_^'

'Apa kau mengkhawatirkanku? Ne, aku pasti juga akan menyalakan peghangat ruangan ^^'

'Tentu saja aku mengkhawatirkan dirimu. Jika kau sampai sakit, aku tidak akan bisa mendengar permainan saxophone-mu yang indah lagi'

'Hehehe, ne Heechul-ssi. Kamsahamnida sudah mengkhawatirkanku. Aku tidak akan sakit. Aku ini kan tahan banting'

'Hahaha. Tapi bisakah kau tidak terlalu formal padaku? Aku sudah mencoba akrab padamu tapi tampaknya kau masih menganggapku orang asing T_T'

'Hehehe, mianhae. Lalu aku harus memanggilmu apa?'

'Kurasa Heechul oppa lebih baik :D'

'Geurae Heeppa ^^'

Yah, itulah sepenggal isi percakapanku dengan Heechul. Tak sadar aku berbincang dengannya hingga tengah malam. Bahkan Sanjin sampai harus terbangun lagi karena mendengar kekehanku. Ah, Heechul oppa. Kau benar-benar orang yang menyenangkan.

~***~

Kukerjapkan mataku beberapa kali. Omo! Apa yang kulakukan hingga posisi tidurku sekarang merosot hingga ke bawah dengan kakiku yang menggantung dari kasur. Omona! Kurasa ini efek dari perbincanganku semalam dengan Heechul. Posisi tidurku sampai tak karuan begini.

"KYYAAAA!!!" teriak Sanjin dari dalam kamar mandi. Karena khawatir aku segera bangkit dari kasur dan langsung berlari ke kamar mandi.
"Wae geurae, Sanjin-ah?" teriakku dari luar. Perlahan pintu kamar mandi terbuka dan terlihatlah wajah tak nyaman Sanjin dari balik pintu.
"Saehee, eottohke?" kali ini Sanjin memelankan suaranya masih dengan wajah cemas memandangku.
"Mwoya?"
"Aku datang bulan dan persediaanku habis. Maukah kau membantuku?" tanyanya dengan mengedipkan matanya.
"Haissshhhh... hanya itu saja kau sampai berteriak! Ne, ne arasseo! Aku akan membelikannya untukmu!" jawabku ketus lalu segera bersiap-siap untuk pergi ke mini market.

Ini kebetulan yang sangat aneh. Waktu itu aku bertemu dengan Heechul di mini market sekarang dengan adiknya. Huhh... Apa keluarga mereka berlangganan belanja di sini? Tunggu! Namja yang bersama Kyungsoo itu bukankah Do Heejun Daepyunim? Jadi benar dia anak dari pemilik agensi musik itu? Ah, entah kenapa begitu mengetahuinya aku jadi kurang respect lagi padanya.

Sebisa mungkin aku berusaha menjauh dari pasangan ayah dan anak itu, tapi kenapa mereka selalu berjalan ke arahku? Apa mungkin mereka menyadari keberadaanku? Akhirnya kuputuskan untuk berlaku sewajar mungkin dan berpura-pura tak melihat mereka. Kurasa Tuan Do memerhatikanku. Mulai dari berbelanja hingga akan membayar sampai akhirnya sebuah suara mengagetkanku.

Tamatlah riwayatku!

"Park Saehee-ssi?" kutolehkan kepalaku ke samping. Kudapati Tuan Do dan putranya itu tengah menghadapku.
"Ah.... Tuan Do" balasku kikuk.
"Ternyata benar kau Park Saehee yang waktu itu datang ke kantorku"
"Ne. Benar, saya Park Saehee. Eo, Do Kyungsoo-ssi?" kataku mengalihkan pembicaraan sekaligus berbasa-basi meskipun sebenarnya aku sudah menyadari keberadaannya dari tadi.
"Kalian sudah saling kenal?" tanya Tuan Do dengan nada sedikit terkejut.
"Ne Daepyunim. Kami pernah bertemu di Kantor HD" jawabku santun.
"Kenapa Daepyunim bisa berada di luar? Bukankah pekerjaan sebagai seorang presdir itu sangat menyibukkan?" lanjutku.
"Ah itu. Aku sengaja pergi dari kantor untuk meluangkan waktu bersama putraku" aku membuka mulutku membentuk huruf 'O'. Benar perkiraanku! Kyungsoo adalah putranya. Kulihat Kyungsoo terus menunduk. Ada apa dengannya?
"Maaf Daepyunim. Saya harus segera kembali ke rumah" kataku sambil melirik Kyungsoo yang masih tetap pada posisinya.
"Oh, ne. Kebetulan setelah ini saya juga harus ke kantor lagi"
"Geuraeyo. Saya permisi. Annyeonghaseyo" ucapku sambil tersenyum ke arahnya dan juga Kyungsoo.
Kenapa tiba-tiba rasanya aku jadi kurang suka dengan Kyungsoo? Padahal saat pertama kali bertemu aku sampai tak berkedip memandangnya. Apa mungkin ini karena janjiku yang tak akan menyukai apa pun yang berhubungan dengan HD Entertainment? Tapi aku menyukai Heechul. Ah, biarlah. Dia itukan hanya kemenakan Tuan Do.

'Saehee POV end'

'D.O POV'

"Kyungsoo-ah! Lihat! Aku bawakan apa untukmu!" seru Heechul hyung yang tiba-tiba saja sudah berada di ambang pintu kamarku dengan membawa sekarung kecil coklat favoritku.
"Uwaaa... Hershey's!" pekikku melihat coklat asal Negri Paman Sam itu. Heechul hyung hanya tersenyum geli melihat tingkahku yang sama sekali tak pernah berubah dari dulu jika melihat coklat.
"Hyung! Ternyata kau masih ingat makanan favoritku!" kataku.
"Tentu saja! Bahkan sebenarnya aku ingin membeli lebih banyak lagi untukmu, tapi aku takut tidak sanggup membawanya dan bisa-bisa meleleh di dalam bagasi pesawat" jawabnya sambil terkekeh kecil.
"Ah iya hyung! Tadi pagi Kyuhyun dan Sungmin hyung kesini. Mereka mencari mu. Katanya ada yang ingin mereka bicarakan mengenai Kona Beans" ujarku. Kona Beans merupakan Coffee Shop yang didirikan oleh Heechul hyung beserta kedua sahabatnya, Kyuhyun dan Sungmin hyung (anggap saja begitu) sejak Heechul hyung masih duduk di bangku S1. Dari dulu mendirikan suatu usaha merupakan impian terbesarnya. Ya, Heechul hyung sangat ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses.
"Geurae?"
"Eo. Kelihatannya penting" Heechul hyung nampak menautkan kedua alisnya.
"Kalau begitu aku harus pergi. Aku akan menemui mereka. Annyeong"
"Eo, annyeong hyung" Heechul hyung segera berjalan keluar kamarku dengan tergesa. Pandanganku kualihkan pada sekarung kecil coklat di tanganku. Wajahku menyeringai dan dengan sigap kulahap coklat-coklat pemberian Heechul hyung itu.

Kulirik jam yang menempel pada pergelangan tangan kiriku. Pukul 3 sore. Aku harus segera bersiap-siap karena sebentar lagi aku ada kelas pukul setengah 4.

Kulangkahkan kakiku menuju kelas. Kulihat teman-temanku seperti Tao dan Taemin sudah menungguku di bangku favorit kami bertiga. Di dekat AC karena ketika menjelang sore hari kelas  kami akan terasa sedikit panas padahal jika sudah keluar kampus akan terasa sangat dingin jadi kami selalu memilih tempat duduk di dekat AC.

Mata kuliah hari ini berjalan seperti biasanya. Bersama Junsu Saem yang selalu menyelipkan candaan di sela-sela mata kuliah ini yang membosankan. Untunglah mata kuliah Apresiasi Film kali ini bukan Yoon Saem yang mengajar. Bisa mati bosan aku jika dia yang berada di kelasku.

"Kyungsoo! Ayo kita minum kopi di coffee shop hyungmu itu. Aku merindukan Freddo spesial buatan nona cantik di tempat itu" cetus Tao tiba-tiba yang mengganggu konsentrasiku yang sedang membereskan peralatan kuliah.
"Kau merindukan Freddo atau merindukan yang membuatnya?" goda Taemin sambil terus memasukkan buku-bukunya ke dalam ranselnya. Dengan semburat merah di wajah dan sambil menunjukkan deretan gigi putihnya Tao menjawab "Mungkin keduanya".
"Kau ingin ke Kona Beans? Kalau begitu ppali kaja!" potongku tiba-tiba yang sedari tadi bungkam dan bergegas berjalan sambil memikul ranselku. Hal itu membuat kedua sahabatku ini tersenyum gembira sekaligus keheranan karena biasanya aku enggan diajak ke coffee shop milik hyungku itu karena letaknya yang jauh dari rumahku.

Setibanya di Kona Beans kami bertiga langsung disambut hangat oleh seorang yeoja yang mengenakan celemek bertuliskan 'Kona Beans' yang berdiri di belakang kaca etalase berisikan berbagai macam cake. Yeoja itulah yang belakangan ini telah memenuhi ruang hati Tao.

"Annyeonghaseyo prince" begitulah sambutan yeoja berkulit sedikit gelap dari kebanyakan orang Korea lainnya ini jika bertemu denganku, Taemin, dan Tao dan hal itu juga selalu sukses membuat hati Tao berbunga-bunga.
"Aku pesan satu Hot Cocoa dan Blue Velvet"
"Aku pesan Cold Hag saja" kataku dan Taemin berurutan. Sadar masih ada satu orang yang belum memesan, kami berdua menoleh ke arah Tao yang sedari tadi malah melamun sambil tersenyum seperti orang sakit jiwa.
"Ya! Ppali! Kau mau pesan apa?" bentakku memecah lamunan Tao. Yeoja di belakang kaca etalase tersebut hanya terkekeh pelan melihat tingkah 'Prince' ini.
"Ah, mohon maklum. Yah, kau tahu sendiri kan bagaimana sahabat kami yang satu ini?" ujar Taemin pada yeoja itu yang hanya dibalas tawa darinya.
"Kau mau pesan Freddo lagi?" akhirnya yeoja belesung pipi satu ini bertanya.
"Ah, ne. Kau selalu mengingat menu favoritku ya" jawab Tao yang tak kunjung melunturkan senyumnya.
"Tentu saja. Setiap kesini kau selalu memesan itu. Baiklah. Enam menit pesanan akan segera diantar" ujar yeoja itu riang lalu bergegas ke dapur membuatkan pesanan untuk kami bertiga yang sedang kehausan ini. Kami memilih tempat duduk di meja bar yang terletak satu meter di sebelah kaca etalase cake.

Pengunjung coffe shop yang tak terlalu banyak dengan lampunya yang berwarna kuning juga dengan dilantunkan lagu Isn't She Lovely milik Stevie Wonder versi Acapella membuat suasana coffee shop ini begitu tenang ditambah dengan aroma kopi yang menyeruak ke hidung bagi siapa saja yang masuk ke dalam ruangan ini. Hal itu justru membuat Taemin mengantuk.

"Kyungsoo-ah!" panggil seseorang. Reflek, aku menoleh ke asal suara.
"Hyung?"
"Wah, kenapa tidak bilang jika kau akan kemari?" orang yang ternyata Heechul hyung tersebut duduk di sebelah Tao.
"Ini. Aku menemaninya yang ingin pergi kesini. Ia merindukan pegawaimu itu" jawabku sambil melirik Tao yang sudah membulatkan matanya.
"Aniya! Aku hanya ingin minum Freddo. Itu saja" tampik Tao yang direspon senyuman oleh Heechul hyung.
"Gwaencanha! Jika kau mau aku bisa mengenalkanmu pada Yoojin" balas Heechul hyung sambil melirik yeoja berkulit gelap tersebut yang menjadi favorit Tao di coffee shop ini.
"Ah, aniyo hyung!" elak Tao malu-malu.
"Hahaha. Oh iya, kau tidak melihat Kyuhyun atau Sungmin?" aku menggeleng pelan menanggapi pertanyaan hyungku ini.
"Huh! Padahal tadi mereka bilang akan kesini" dengusnya lalu beberapa detik kemudian bunyi bel pintu terdengar tanda bahwa ada orang yang membuka pintu. Kami berempat -semua orang- menoleh ke arah pintu. Ternyata Kyuhyun hyung.
"Nah ini dia!" pekik Heechul hyung sambil menyuruh Kyuhyun hyung duduk di sebelahnya.
"Eotte? Kau sudah mendapatkannya?" tanya Heechul hyung sambil menyeruput  minumanku. Kulihat Kyuhyun hyung menggeleng.
"Belum. Sulit sekali mencarinya! Rata-rata mereka semua ingin menjadi artis. Bukan penyanyi cafe" jawab Kyuhyun hyung dengan menunjukkan raut wajah lelah. Apa mungkin ini masalah yang sedang mereka permasalahkan sehingga membuat Sungmin dan Kyuhyun hyung tadi pagi mencari Heechul hyung?
"Sebenarnya aku ada seorang teman yang bekerja sebagai penyanyi cafe juga. Ia bersama band jazz-nya. Tapi dia sudah bekerja di Abiko Curry" lanjut Heechul hyung. Apakah yang ia maksud adalah Park Saehee? Apakah mungkin mereka bertiga sedang mencari band pengisi coffee shop ini?
"Kenapa kau tidak coba tanyakan saja padanya? Mungkin saja mereka mau menerima tawaran kita" sahut Kyuhyun hyung yang tiba-tiba berubah semangat.
"Tapi aku tidak yakin apakah dia mau menerima tawaran kita"
"Maka dari itu! Coba kau tanyakan pada temanmu itu. Siapa tau mereka mau menjadi band pengisi coffee shop kita ini" Heechul hyung nampak sedang menimbang-nimbang dan akhirnya ia pun memutuskan untuk mencoba bertanya pada Park Saehee.

Seusai mengobrol dan meminum kopi bersama, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Karena Heechul hyung tadi menaiki bus, jadi ia pulang bersamaku menaiki mobilku.

'D.O POV end'

'Saehee POV'

Selesai bekerja, aku langsung membuka ponselku. Dua panggilan tak terjawab dan keduanya dari.... HEEPPA???
Ketika aku akan mengirimkan pesan padanya bermaksud menanyakan keperluannya meneleponku, Miyoon eonni sudah berada di hadapanku.
"Ah iya Saehee, aku belum memberitahumu kalau seminggu kedepan mulai besok kalian tidak perlu kesini karena aku akan menutup restoran. Aku akan pergi ke Thailand" kata Miyoon eonni dengan paras ayunya yang begitu menunjukkan wanita dewasa.
"Oh? Ke Thailand?" ulangku memastikan.
"Eo. Ibuku memintaku untuk ikut dalam presentasi rencana pembuatan restorannya di Thailand bersama para investor Jepang. Jadi selama seminggu restoran akan kututup" jelasnya dengan suaranya yang begitu halus.
"Oh, begitu rupanya. Baiklah, nanti akan kuberi tahu Jaedong dan Sanjin"
"Geurae. Bekerja keraslah! Aku mau ke ruanganku dulu"
"Ne.." jawabku menatap punggungnya yang telah berjalan menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya itu. Tatapanku kembali pada layar ponselku dan ketika aku akan mengetik sebuah pesan untuk Heechul, tiba-tiba layar [onselku menunjukkan satu panggilan dari Heechul. Segera kutekan tombol berwarna hijau.
"Ne, yeoboseyo?"
"Yeoboseyo? Saehee?"
"Ne, ada apa oppa menelepon?"
"Emm, ani. Aku hanya ingin bertanya, bisakah besok setelah kau selesai bekerja pergi ke Kona Beans. Kau tahu kan coffee shop itu?"
"Eo, ne. Arasseo. Waeyo?"
"Ada suatu hal yang ingin kubicarakan denganmu"
"Oh, geuraeyo. Aku akan ke sana, lagi pula kebetulan besok aku tidak bekerja"
"Ah iya, jangan lupa bawa juga kedua temanmu itu ya"
"Ohhh Jaedong dan Sanjin? Baiklah"
"Eo. Geurae, kalau begitu aku tutup teleponnya ya. Selamat malam Park Saehee"
"Ne, selamat malam Heechul oppa" sambungan telepon pun terputus dengan perasaanku yang terasa berbunga-bunga. Tapi ada apa ya Heechul menyuruhku menemuinya dengan membawa Jaedong dan Sanjin? Ah, molla. Biarkan hal itu menjadi kejutan untukku.


~***~


"Annyeonghaseyo prince" merasa penasaran dengan orang yang dipanggil seorang pegawai dengan sebutan prince itu, kutolehkan pandanganku pada tiga namja yang telah memasuki coffee shop ini. Kubulatkan mataku tak percaya mendapati salah satu dari tiga namja itu adalah seseorang yang tak kusukai.
"Omo!" pekikku sambil menutup mulutku dengan kedua tangan.
"Mwo? Wae geurae?" tanya Sanjin sambil ikut melihat ke arah pandanganku.
"Kenapa dia bisa berada di sini?" gumamku. Kulihat ia menoleh ke arahku setelah memesan minuman bersama kedua temannya lalu berjalan menduduki kursi di depan meja bar. Aku kembali dapat bernafas lega ia tak lagi melihatku. Namun beberapa saat kemudian, kepalanya berputar dan mengahadap ke arahku. Ia menatapku dan hal itu membuatku menjadi salah tingkah. Nampaknya Jaedong dan Sanjin menyadari perilaku anehku yang tiba-tiba saja mengelap meja dengan tissue yang jelas-jelas masih bersih.
"Ya! Kau ini kenapa? Mejanya masih bersih!" tanya Jaedong penasaran.
"Eum, ani. Nan gwaencanha. Meja ini terlihat kotor jadi kubersihkan" jawabku sambil memamerkan gigiku.
Omona! Sekarang ia berjalan ke arahku. Apa yang mau dia lakukan? Dan apa yang harus kulakukan sekarang?

-TBC-